tag:blogger.com,1999:blog-31533696394076180632024-02-20T03:59:25.713-08:00MuhammadTaufikIslammuhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.comBlogger29125tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-27101947324729874072011-07-19T06:38:00.001-07:002011-07-19T06:38:57.082-07:00Rumah Tempat Tinggal, Suatu Nikmat yang Terlupakan<strong>Rumah Adalah Nikmat Yang Besar</strong><br />
Rumah adalah suatu nikmat dari Allah yang terkadang, bahkan sering ‘dilupakan’ oleh manusia. Padahal dengan adanya rumah, manusia bisa mendapatkan banyak sekali kemudahan dan kesenangan dalam hidup.<br />
Allah mengingatkan kita akan kenikmatan ini dalam surat An-Nahl: 80,<br />
<div style="font-size: 18px; text-align: right;">وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا</div><em>“</em><em><em>Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal …”.</em></em><br />
Imam Ibnu Katsir <em>rahimahullah</em> menjelaskan ayat di atas, “Allah mengingatkan akan kesempurnaan nikmat yang Dia curahkan atas para hamba-Nya, berupa rumah tempat tinggal yang berfungsi untuk memberikan ketenangan bagi mereka. Mereka bisa berteduh (dari panas dan hujan) dan berlindung (dari segala macam bahaya) di dalamnya. Juga bisa mendapatkan sekian banyak manfaat lainnya”.<br />
<strong><strong>Tidak Adanya Rumah Adalah Kesedihan Dan Kesusahan</strong></strong><br />
Nikmat baru terasa tatkala lenyap. Begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan hal ini. Ya, dengan hilang dan rusaknya rumah, kita baru merasakan betapa besar nikmat tersebut. Terkadang, Allah <em><em>ta’ala</em></em> menghukum dan menyiksa suatu kaum dengan cara menghancurkan rumah-rumah mereka.<br />
Lihatlah bagaimana Allah menghukum Bani Nadhir dengan menghancurkan rumah-rumah mereka! (Baca: Q.S. Al-Hasyr: 2).<br />
Lihat pula, bagaimana Allah menyiksa kaum Tsamud dengan meruntuhkan rumah tempat tinggal mereka, padahal sebelumnya mereka berbangga-bangga dengan rumah tersebut! (Cermati: Q.S. An-Naml: 51,52, Q.S. Al-A’raf: 74 dan Q.S. Al-Fajr: 9).<br />
<strong>Kewajiban Kita Adalah Mensyukuri Nikmat</strong><br />
Allah berfirman,<br />
<div style="font-size: 18px; text-align: right;">وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ</div><em>“</em><em><em>(Ingatlah), tatkala Rabb-mu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian. Dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”</em></em> (Q.S. Ibrahim: 7).<br />
Di antara bentuk syukur atas nikmat rumah adalah:<br />
<ol><li>Mengakui dan meyakini dalam hati dengan sebenar-benarnya bahwa rumah adalah pemberian Allah, bukan semata karena usaha kita atau pemberian orang tua.</li>
<li>Mengungkapkan rasa syukur dengan lisan dan menceritakan kenikmatan tersebut, dalam rangka mengingat-ingat kenikmatan, bukan dalam rangka berbangga atau sombong.</li>
<li>Menggunakan rumah tersebut untuk menjalankan ketaatan kepada Allah semata dan menjauhkan segala bentuk kemaksiatan kepada-Nya. Di antara ketaatan terbesar yang harus dilakukan di dalam rumah kita adalah mentauhidkan (meng-esakan) Allah serta mengikuti petunjuk Rasulullah <em><em>shallallahu ’alaihi wa sallam </em></em>dalam setiap amalan kita. Dan di antara kemaksiatan terbesar yang harus dihindarkan dari rumah kita adalah kesyirikan.</li>
</ol>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-60945414044887701042011-07-19T06:15:00.000-07:002011-07-19T06:15:50.202-07:00Meninjau Ritual Malam Nishfu Sya’ban<em>Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya</em>.<br />
Di sebagian kalangan masyarakat masih tersebar ritual-ritual di malam Nishfu Sya’ban, entah dengan shalat atau berdo’a secara berjama’ah. Sebenarnya amalan ini muncul karena dorongan yang terdapat dalam berbagai hadits yang menceritakan tentang keutamaan malam tersebut. Lalu bagaimanakah derajat hadits yang dimaksud? Benarkah ada amalan tertentu ketika itu? Semoga tulisan kali ini bisa menjawabnya.<br />
<span style="color: blue;"><strong>Meninjau Hadits Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban</strong></span><br />
Penulis Tuhfatul Ahwadzi (Abul ‘Alaa Al Mubarokfuri) telah menyebutkan satu per satu hadits yang membicarakan keutamaan malam Nishfu Sya’ban. Awalnya beliau berkata, “Ketahuilah bahwa telah terdapat beberapa hadits mengenai keutamaan malam Nishfu Sya’ban, keseluruhannya menunjukkan bahwa hadits tersebut tidak ada <em>ashl</em>-nya (landasannya).” Lalu beliau merinci satu per satu hadits yang dimaksud.<br />
<strong>Pertama</strong>: Hadits Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ</div>“<em>Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di malam Nishfu Sya’ban kemudian mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan dengan saudaranya</em>.” (HR. Ibnu Majah no. 1390). Penulis Tuhfatul Ahwadzi berkata, “Hadits ini munqothi’ (terputus sanadnya).” [Berarti hadits tersebut dho’if].<br />
<strong>Kedua</strong>: Hadits ‘Aisyah, ia berkata,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى ظَنَنْت أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ ، فَلَمَّا رَأَيْت ذَلِكَ قُمْت حَتَّى حَرَّكْت إِبْهَامَهُ فَتَحَرَّكَ فَرَجَعَ ، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ السُّجُودِ وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ قَالَ : ” يَا عَائِشَةُ أَوْ يَا حُمَيْرَاءُ أَظَنَنْت أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ خَاسَ بِك ؟ ” قُلْت : لَا وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَكِنِّي ظَنَنْت أَنْ قُبِضْت طُولَ سُجُودِك ، قَالَ ” أَتَدْرِي أَيَّ لَيْلَةٍ هَذِهِ ؟ ” قُلْت : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ ، قَالَ : ” هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطَّلِعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَرْحَمُ الْمُسْتَرْحِمِينَ وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ الْحِقْدِ كَمَا هُمْ</div>“<em>Suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat malam, beliau shalat dan memperlama sujud sampai aku menyangka bahwa beliau telah tiada. Tatkala aku memperhatikan hal itu, aku bangkit sampai aku pun menggerakkan ibu jarinya. Beliau pun bergerak dan kembali. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan merampungkan shalatnya, beliau mengatakan, “Wahai ‘Aisyah (atau Wahai Humairo’), apakah kau sangka bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengkhianatimu?” Aku menjawab, “Tidak, demi Allah. Wahai Rasulullah, akan tetapi aku sangka engkau telah tiada karena sujudmu yang begitu lama.” Beliau berkata kembali, “Apakah engkau tahu malam apakah ini?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau berkata, “Malam ini adalah malam Nishfu Sya’ban. Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla turun pada hamba-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, lantas Dia akan memberi ampunan ampunan pada orang yang meminta ampunan dan akan merahmati orang yang memohon rahmat, Dia akan menjauh dari orang yang pendendam.</em>” Dikeluarkan oleh Al Baihaqi. Ia katakan bahwa riwayat ini mursal jayyid. Kemungkinan pula bahwa Al ‘Alaa’ mengambilnya dari Makhul. [Hadits mursal adalah hadits yang dho’if karena terputus sanadnya]<br />
<strong>Ketiga</strong>: Hadits Mu’adz bin Jabal <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, dari Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, beliau bersabda,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ</div>“<em>Allah mendatangi seluruh makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban. Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.</em>”Al Mundziri dalam <em>At Targhib</em> setelah menyebutkan hadits ini, beliau mengatakan, “Dikeluarkan oleh At Thobroni dalam <em>Al Awsath</em> dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya dan juga oleh Al Baihaqi. Ibnu Majah pun mengeluarkan hadits dengan lafazh yang sama dari hadits Abu Musa Al Asy’ari. Al Bazzar dan Al Baihaqi mengeluarkan yang semisal dari Abu Bakr Ash Shiddiq <em>radhiyallahu ‘anhu</em> dengan sanad yang tidak mengapa.” Demikian perkataan Al Mundziri. Penulis Tuhfatul Ahwadzi lantas mengatakan, “Pada sanad hadits Abu Musa Al Asy’ari yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah terdapat Lahi’ah dan dia dinilai dho’if.” [Hadits ini adalah hadits yang dho’if]<br />
<strong>Keempat</strong>: Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr <em>radhiyallahu ‘anhuma</em>, ia berkata, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">يَطَّلِعُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا اِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ</div>“<em>Allah ‘azza wa jalla mendatangi makhluk-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, Dia mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yaitu orang yang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa.</em>” Al Mundziri mengatakan, “Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang layyin (ada perowi yang diberi penilaian negatif/ dijarh, namun haditsnya masih dicatat).” [Berarti hadits ini bermasalah].<br />
<strong>Kelima</strong>: Hadits Makhul dari Katsir bin Murroh, dari Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, beliau bersabda di malam Nishfu Sya’ban,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">يَغْفِرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لِأَهْلِ الْأَرْضِ إِلَّا مُشْرِكٌ أَوْ مُشَاحِنٌ</div>“<em>Allah ‘azza wa jalla mengampuni penduduk bumi kecuali musyrik dan orang yang bermusuhan</em>”. Al Mundziri berkata, “Hadits ini dikeluarkan oleh Al Baihaqi, hadits ini mursal jayyid.” [Berarti dho’if karena haditsnya mursal, ada sanad yang terputus]. Al Mundziri juga berkata, “Dikeluarkan pula oleh Ath Thobroni dan juga Al Baihaqi dari Makhul, dari Abu Tsa’labah <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى عِبَادِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَيُمْهِلُ الْكَافِرِينَ وَيَدَعُ أَهْلَ الْحِقْدِ بِحِقْدِهِمْ حَتَّى يَدَعُوهُ</div>“Allah mendatangi para hamba-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, Dia akan mengampuni orang yang beriman dan menangguhkan orang-orang kafir, Dia meninggalkan orang yang pendendam.” Al Baihaqi mengatakan, “Hadits ini juga antara Makhul dan Abu Tsa’labah adalah mursal jayyid”. [Berarti hadits ini pun dho’if].<br />
<strong>Keenam</strong>: Hadits ‘Ali <em>radhiyallahu ‘anhu</em>, ia berkata, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ أَلَا مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلَّا مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلَا كَذَا أَلَا كَذَا حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ</div>“<em>Apabila malam nisfu Sya’ban, maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: “Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini, hingga terbit fajar</em>.” Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan dalam sanadnya terdapat Abu Bakr bin ‘Abdillah bin Muhammad bin Abi Saburoh Al Qurosyi Al ‘Aamiri Al Madani. Ada yang menyebut namanya adalah ‘Abdullah, ada yang mengatakan pula Muhammad. Disandarkan pada kakeknya bahwa ia dituduh memalsukan hadits, sebagaimana disebutkan dalam <em>At Taqrib</em>. Adz Dzahabi dalam <em>Al Mizan</em> mengatakan, “Imam Al Bukhari dan ulama lainnya mendho’ifkannya”. Anak Imam Ahmad, ‘Abdullah dan Sholih, mengatakan dari ayahnya, yaitu Imam Ahmad berkata, “Dia adalah orang yang memalsukan hadits.” An Nasai mengatakan, “Ia adalah perowi yang matruk (dituduh dusta)”. [Berarti hadits ini di antara maudhu’ dan dho’if]<br />
Penulis Tuhfatul Ahwadzi setelah meninjau riwayat-riwayat di atas, beliau mengatakan, “Hadits-hadits ini dilihat dari banyak jalannya bisa sebagai hujjah bagi orang yang mengklaim bahwa <strong>tidak ada satu pun hadits shahih yang menerangkan keutamaan malam Nishfu Sya’ban</strong>. <em>Wallahu Ta’ala a’lam</em>.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn1">[1]</a><br />
<span style="color: blue;"><strong>Keterangan Ulama Mengenai Kelemahan Hadits Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban</strong></span><br />
Ibnu Rajab di beberapa tempat dalam kitabnya <em>Lathoif Al Ma’arif</em> memberikan tanggapan tentang hadits-hadits yang membicarakan keutamaan malam Nishfu Sya’ban.<br />
<strong>Pertama</strong>: Mengenai hadits ‘Ali tentang keutamaan shalat dan puasa Nishfu Sya’ban, Ibnu Rajab mengatakan bahwa hadits tersebut dho’if.<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn2">[2]</a><br />
<strong>Kedua</strong>: Ibnu Rajab <em>rahimahullah </em>mengatakan, “Hadits yang menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban ada beberapa. Para ulama berselisih pendapat mengenai statusnya. Kebanyakan ulama mendhoifkan hadits-hadits tersebut. Ibnu Hibban menshahihkan sebagian hadits tersebut dan beliau masukkan dalam kitab shahihnya.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn3">[3]</a> [Tanggapan kami, “Ibnu Hibban adalah di antara ulama yang dikenal mutasahil, yaitu orang yang bergampang-gampangan dalam menshahihkan hadits. Sehingga penshahihan dari sisi Ibnu Hibban perlu dicek kembali.”]<br />
<strong>Ketiga</strong>: Mengenai menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat malam, Ibnu Rajab <em>rahimahullah </em>mengatakan, “Mengenai shalat malam di malam Nishfu Sya’ban, maka tidak ada satu pun dalil dari Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan juga para sahabatnya. Namun terdapat riwayat dari sekelompok tabi’in (para ulama negeri Syam) yang menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn4">[4]</a><br />
Ada tanggapan bagus pula dari ulama belakangan, yaitu Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz, ulama yang pernah menjabat sebagai Ketua Lajnah Ad Da’imah (komisi fatwa di Saudi Arabia). Beliau <em>rahimahullah </em>mengatakan, “Hadits yang menerangkan keutamaan malam nishfu Sya’ban adalah hadits-hadits yang lemah yang tidak bisa dijadikan sandaran. Adapun hadits yang menerangkan mengenai keutamaan shalat pada malam nishfu sya’ban, semuanya adalah berdasarkan hadits palsu (maudhu’). Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh kebanyakan ulama.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn5">[5]</a><br />
Begitu juga Syaikh Ibnu Baz menjelaskan, “Hadits dhoif barulah bisa diamalkan dalam masalah ibadah, jika memang terdapat penguat atau pendukung dari hadits yang shahih. Adapun untuk hadits tentang menghidupkan malam nishfu sya’ban, tidak ada satu dalil shahih pun yang bisa dijadikan penguat untuk hadits yang lemah tadi.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn6">[6]</a><br />
Memang sebagian ulama ada yang menshahihkan sebagian hadits yang telah dibahas oleh penulis Tuhfatul Ahwadzi. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani <em>rahimahullah </em>menshahihkan hadits Abu Musa Al Asy’ari di atas. Beliau <em>rahimahullah </em>menyatakan bahwa hadits tersebut shahih karena diriwayatkan dari banyak sahabat dari berbagai jalan yang saling menguatkan, yaitu dari sahabat Mu’adz bin Jabal, Abu Tsa’labah Al Khusyani, ‘Abdullah bin ‘Amru, Abu Musa Al Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakr Ash Shifdiq, ‘Auf bin Malik dan ‘Aisyah. Lalu beliau <em>rahimahullah </em>perinci satu per satu masing-masing riwayat.<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn7">[7]</a><br />
Namun sebagaimana dijelaskan oleh Abul ‘Alaa Al Mubarakfuri, hadits Abu Musa Al Asy’ari adalah <em>munqothi’</em> (terputus sanadnya). Hadits yang semisal itu pula tidak lepas dari kedho’ifan. Sehingga kami lebih cenderung pada pendapat yang dipegang oleh penulis Tuhfatul Ahwadzi tersebut. Ini serasa lebih menenangkan karena dipegang oleh kebanyakan ulama. Itulah mengapa beliau, penulis Tuhfatul Ahwadzi memberi kesimpulan terakhir bahwa tidak ada hadits yang shahih yang membicarakan keutamaan bulan Sya’ban. <em>Wallahu a’lam bish showab</em>.<br />
<span style="color: blue;"><strong>Pendapat Ulama Mengenai Menghidupkan Malam Nishfu Sya’ban</strong></span><br />
Mayoritas fuqoha berpendapat dianjurkannya menghidupkan malam nishfu sya’ban. Dasar dari hal ini adalah <strong>hadits dho’if</strong> yang telah diterangkan di atas, yaitu dari Abu Musa Al Asy’ari, Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda,<br />
<div dir="rtl" style="text-align: center;">إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ</div>“<em>Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di malam nishfu Sya’ban kemudian mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan dengan saudaranya</em>.” (HR. Ibnu Majah no. 1390). Dan juga beberapa hadits dho’if lainnya jadi pegangan semacam hadits dari ‘Ali bin Abi Tholib.<br />
Imam Al Ghozali menjelaskan tata cara tertentu dalam menghidupkan malam nishfu sya’ban dengan tata cara yang khusus. Namun ulama Syafi’iyah mengingkari tata cara yang dimaksudkan, ulama Syafi’iyah menganggapnya sebagai bid’ah <em>qobihah</em> (bid’ah yang jelek).<br />
Sedangkan Ats Tsauri mengatakan bahwa shalat Nishfu Sya’ban adalah bid’ah yang dibuat-buat yang <em>qobihah</em> (jelek) dan mungkar.<br />
Mayoritas fuqoha memakruhkan menghidupkan malam nishfu Sya’ban secara berjama’ah. Ada pendapat yang tegas dari ulama Hanafiyah dan Malikiyah dalam hal ini, mereka menganggap menghidupkan malam Nishfu Sya’ban secara berjama’ah adalah bid’ah. Para ulama yang juga melarang hal ini adalah Atho’ ibnu Abi Robbah, dan Ibnu Abi Malikah.<br />
Adapun Al Auza’i, beliau berpendapat bahwa menghidupkan malam nishfu sya’ban secara berjama’ah dengan shalat jama’ah di masjid adalah suatu yang dimakruhkan. Alasannya, menghidupkan dengan berjama’ah semacam ini tidak dinukil dari Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan tidak pula dari seorang sahabat pun.<br />
Sedangkan Kholid bin Mi’dan, Luqman bin ‘Amir, Ishaq bin Rohuyah menyunnahkan menghidupkan malam nishfu sya’ban secara berjama’ah.<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn8">[8]</a><br />
Apabila kita melihat dari berbagai pendapat di atas, jika ulama tersebut menganggap dianjurkannya menghidupkan malam Nishfu Sya’ban, maka ada dua cara untuk menghidupkannya.<br />
<strong>Pertama</strong>, dianjurkan menghidupkan secara berjama’ah di masjid dengan melaksanakan shalat, membaca kisah-kisah atau berdo’a. Menghidupkan malam Nishfu Sya’ban semacam ini terlarang menurut mayoritas ulama.<br />
<strong>Kedua</strong>, dianjurkan menghidupkan malam Nishfu Sya’ban, namun tidak secara berjama’ah, hanya seorang diri. Inilah pendapat salah seorang ulama negeri Syam, yaitu Al Auza’i. Pendapat ini dipilih pula oleh Ibnu Rajab Al Hambali dalam <em>Lathoif Al Ma’arif</em>.<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn9">[9]</a><br />
Ibnu Taimiyah ketika ditanya mengenai shalat Nishfu Sya’ban, beliau <em>rahimahullah</em> menjawab, “Jika seseorang shalat pada malam nishfu sya’ban sendiri atau di jama’ah yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian salaf, maka itu suatu hal yang baik. Adapun jika dilakukan dengan kumpul-kumpul di masjid untuk melakukan shalat dengan bilangan tertentu, seperti berkumpul dengan mengerjakan shalat 1000 raka’at, dengan membaca surat Al Ikhlas terus menerus sebanyak 1000 kali, ini jelas suatu perkara bid’ah, yang sama sekali tidak dianjurkan oleh para ulama.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn10">[10]</a><br />
Ibnu Taimiyah juga mengatakan, “Adapun tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban terdapat beberapa hadits dan atsar, juga ada nukilan dari beberapa ulama salaf bahwa mereka melaksanakan shalat pada malam tersebut. Jika seseorang melakukan shalat seorang diri ketika itu, maka ini telah ada contohnya di masa lalu dari beberapa ulama salaf. Inilah dijadikan sebagai hujjah sehingga tidak perlu diingkari.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn11">[11]</a><br />
Setelah menyebutkan perkataan Ibnu Rajab dalam Lathoif Al Ma’arif, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz pun lantas mengomentari pendapat Al Auza’i dan Ibnu Rajab. Beliau <em>rahimahullah </em>mengatakan, “Dalam perkataan Ibnu Rajab sendiri terdapat kata tegas bahwa tidak ada satu pun dalil dari Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> dan para sahabat <em>radhiyallahu ‘anhum</em> yang shahih tentang malam Nishfu Sya’ban. Adapun pendapat yang dipilih oleh Al Auza’i <em>rahimahullah</em> mengenai dianjurkannya ibadah sendirian (bukan berjama’ah) dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Rajab, maka ini adalah pendapat yang aneh dan lemah. Karena sesuatu yang tidak ada landasan dalilnya sama sekali, maka tidak boleh bagi seorang muslim mengada-adakan suatu ibadah ketika itu, baik secara sendiri atau berjama’ah, baik pula secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn12">[12]</a><br />
<span style="color: blue;"><strong>Malam Nishfu Sya’ban Sama Seperti Malam Lainnya</strong></span><br />
Dalam masalah ini, jika memang kita memilih pendapat mayoritas ulama yang berpendapat bolehnya menghidupkan malam nishfu sya’ban, maka sebaiknya tidak dilakukan secara berjama’ah baik dengan shalat ataupun dengan membaca secara berjama’ah do’a malam nishfu sya’ban. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama.<br />
Sedangkan bagaimanakah menghidupkan malam tersebut secara sendiri-sendiri atau dengan jama’ah tersendiri? Jawabnya, sebagian ulama membolehkan hal ini. Namun yang lebih menenangkan hati kami, tidak perlu malam Nishfu Sya’ban diistimewakan dari malam-malam lainnya. Karena sekali lagi, dasar yang dibangun dalam masalah keutamaan malam nishfu Sya’ban dan shalatnya adalah dalil-dalil yang lemah atau hanya dari riwayat tabi’in saja, tidak ada hadits Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>dan<em> </em>atsar sahabat yang shahih yang menerangkan hal ini.<br />
Jadi di sini bukan maksud kami adalah tidak perlu melaksanakan shalat di malam Nishfu Sya’ban. Bukan sama sekali. Maksud kami adalah jangan khususkan malam Nishfu Sya’ban lebih dari malam-malam lainnya.<br />
Perkataan yang amat bagus dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin, beliau <em>rahimahullah</em> mengatakan, “Malam Nishfu Sya’ban sebenarnya seperti malam-malam lainnya. Janganlah malam tersebut dikhususkan dengan shalat tertentu. Jangan pula mengkhususkan puasa tertentu ketika itu. Namun catatan yang perlu diperhatikan, kami sama sekali tidak katakan, “Barangsiapa yang biasa bangun shalat malam, janganlah ia bangun pada malam Nishfu Sya’ban. Atau barangsiapa yang biasa berpuasa pada ayyamul biid (tanggal 13, 14, 15 H), janganlah ia berpuasa pada hari Nishfu Sya’ban (15 Hijriyah).” Ingat, yang kami maksudkan adalah janganlah mengkhususkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat tertentu atau siang harinya dengan puasa tertentu.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn13">[13]</a><br />
Dalam hadits-hadits tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban disebutkan bahwa Allah akan mendatangi hamba-Nya atau akan turun ke langit dunia. Perlu diketahui bahwa turunnya Allah di sini tidak hanya pada malam Nishfu Sya’ban. Sebagaimana disebutkan dalam Bukhari-Muslim bahwa Allah turun ke langit dunia pada setiap 1/3 malam terakhir, bukan pada malam Nishfu Sya’ban saja. Oleh karenanya, sebenarnya keutamaan malam Nishfu Sya’ban sudah masuk pada keumuman malam, jadi tidak perlu diistimewakan.<br />
<div style="text-align: center;"><span style="color: red;"><strong><em>‘Abdullah bin Al Mubarok pernah ditanya mengenai turunnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban, lantas beliau pun memberi jawaban pada si penanya, “Wahai orang yang lemah! Yang engkau maksudkan adalah malam Nishfu Sya’ban?! Perlu engkau tahu bahwa Allah itu turun di setiap malam (bukan pada malam Nishfu Sya’ban saja, -pen).” Dikeluarkan oleh Abu ‘Utsman Ash Shobuni dalam I’tiqod Ahlis Sunnah (92).</em></strong></span></div><div style="text-align: center;"><span style="color: red;"><strong><em>Al ‘Aqili </em><em>rahimahullah mengatakan, “Mengenai turunnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban, maka hadits-haditsnya itu layyin (menuai kritikan). Adapun riwayat yang menerangkan bahwa Allah akan turun setiap malam, itu terdapat dalam berbagai hadits yang shahih. Ketahuilah bahwa malam Nishfu Sya’ban itu sudah termasuk pada keumuman hadits semacam itu, insya Allah.” Disebutkan dalam Adh Dhu’afa’ (3/29).<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftn14">[14]</a></em></strong></span></div>Semoga sajian ini bermanfaat untuk memperbaiki amal ibadah kita.<br />
<em>Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi wa tatimmush sholihaat.</em><br />
<strong> </strong><br />
<strong>Referensi:</strong><br />
<ol><li>Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, Asy Syamilah.</li>
<li>Fatawa Al Islam Sual wa Jawab, Syaikh Sholih Al Munajjid, www.islamqa.com/ar.</li>
<li>Lathoif Al Ma’arif fii Maa lii Mawaasimil ‘Aam minal Wazhoif, Ibnu Rajab Al Hambali, Al Maktab Al Islami, cetakan pertama, 1428 H.</li>
<li>Liqo’ Al Bab Al Maftuh, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin.</li>
<li>Majmu’ Al Fatawa, Ahmad Ibnu Taimiyah,Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H.</li>
<li>Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, Mawqi’ Al Ifta’.</li>
<li>Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ At Tirmidzi, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdurrahim Al Mubarakfuri Abul ‘Alaa, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, Beirut.</li>
</ol><a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref1">[1]</a> Lihat Tuhfatul Ahwadzi, 3/365-367. Kata yang didalam kurung [...] adalah kesimpulan dari kami.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref2">[2]</a> Lathoif Al Ma’arif, 245.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref3">[3]</a> Lathoif Al Ma’arif, 245.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref4">[4]</a> Lathoif Al Ma’arif, 248.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref5">[5]</a> Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 1/188.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref6">[6]</a> Idem.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref7">[7]</a> Lihat As Silsilah Ash Shohihah, no. 1144.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref8">[8]</a> Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah (2/594) pada pembahasan “<em>Ihyaul Lail</em>”.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref9">[9]</a> Lathoif Al Ma’arif, 247-248.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref10">[10]</a> Majmu’ Al Fatawa, 23/131.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref11">[11]</a> Majmu’ Al Fatawa, 23/132.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref12">[12]</a> Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 1/190.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref13">[13]</a> Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 115.<br />
<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3125-meninjau-ritual-malam-nishfu-syaban.html#_ftnref14">[14]</a> Lihat Fatwa Al Islam Sual wa Jawab, no. 49678.<br />
<div class="shareaholic-like-buttonset" style="float: none; height: 30px;"><div style="float: left; margin: 0px 5px ! important; padding-top: 0px ! important;"><span></span></div><div style="float: left; margin: 0px 5px ! important; padding-top: 0px ! important;"><span></span></div></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-83250845198740094372011-04-12T10:17:00.000-07:002011-04-12T10:17:57.522-07:00Ibadah Bagi Wanita di Masa HaidhApa saja ibadah yang dibolehkan bagi wanita di kala haidh? Ada penjelasan amat bagus dari seorang ulama besar saat ini, Syaikh Kholid Al Mushlih, murid senior Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin <em>rahimahullah</em>.<br />
Syaikh Kholid bin ‘Abdillah Al Mushlih <em>hafizhohullah </em>menerangkan:<br />
Haidh dan nifas adalah suatu ketetapan Allah bagi kaum hawa karena ada hikmah dan rahmat di balik itu semua. Para ulama telah sepakat (baca: ijma’) bahwa wanita haidh dan nifas dilarang melakukan shalat yang wajib maupun yang sunnah, serta tidak perlu mengqodho’ (mengganti) shalatnya. Begitu pula para ulama sepakat bahwa wanita haidh dan nifas dilarang berpuasa yang wajib maupun yang sunnah selama masa haidhnya. Namun mereka wajib mengqodho’ puasanya tersebut. Para ulama pun sepakat bahwa wanita haidh dan nifas boleh untuk berdzikir dengan bacaan <em>tasbih</em> (subhanallah), <em>tahlil</em> (laa ilaha illallah), dan dzikir lainnya. Adapun membaca Al Qur’an tentang bolehnya bagi wanita haidh dan nifas terdapat perselisihan pendapat. Yang tepat dalam hal ini, <em>tidak mengapa wanita haidh dan nifas membaca Al Qur’an sebagaimana akan datang penjelasannya</em>. Begitu pula tidak mengapa wanita haidh dan nifas melakukan amalan sholih lainnya selain yang telah kami sebutkan ditambah thowaf.<br />
Dalam riwayat Bukhari (294) dan Muslim (1211) dari jalur ‘Abdurrahman bin Al Qosim, dari Al Qosim bin Muhammad, dari ‘Aisyah, ia berkata, “Aku pernah keluar, aku tidak ingin melakukan kecuali haji. Namun ketika itu aku mendapati haidh. Lalu Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> akhirnya mendatangiku sedangkan aku dalam keadaan menangis. Belia berkata, “Apa engkau mendapati haidh?” Aku menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Ini sudah jadi ketetapan Allah bagi kaum hawa. Lakukanlah segala sesuatu sebagaimana yang dilakukan orang yang berhaji kecuali thowaf keliling Ka’bah.”<br />
Dari sini maka hendaklah laki-laki dan perempuan bersemangat untuk melakukan berbagai kebaikan. Tidak sepantasnya melarang wanita di masa haidh dan nifasnya dari berbagai kebaikan lainnya karena ini merupakan tipu daya syaithon. Mereka hanya terlarang melakukan shalat, puasa, dan thowaf, sedangkan yang lainnya mereka boleh menyibukkan diri dengannya.<br />
Adapun khusus untuk membaca Al Qur’an bagi wanita haidh, maka di sini terdapat perselisihan di kalangan para ulama <em>rahimahullah</em>. Ada tiga pendapat dalam masalah ini:<br />
<em>Pendapat pertama</em>: Bolehnya membaca Al Qur’an bagi wanita haidh dan nifas, asalkan tidak menyentuh mushaf Al Qur’an. Inilah pendapat dari Imam Malik, juga salah satu pendapat dari Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad. Pendapat ini juga dipilih oleh Imam Al Bukhari, Daud Azh Zhohiri, dan Ibnu Hazm.<br />
<em>Pendapat kedua</em>: Bolehnya membaca sebagian Al Qur’an, satu atau dua ayat, bagi wanita haidh dan nifas. Ada yang menyebutkan bahwa tidak terlarang membaca Al Qur’an kurang dari satu ayat.<br />
<em>Pendapat ketiga</em>: Diharamkan membaca Al Qur’ab bagi wanita haidh dan nifas walaupun hanya sebagian saja. Inilah pendapat mayoritas ulama, yakni ulama Hanafiyah, ulama Syafi’iyah, ulama Hambali dan selainnya. Imam At Tirmidzi mengatakan bahwa inilah pendapat kebanyakan ulama dari kalangan sahabat Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, kalangan tabi’in dan ulama setelahnya.<br />
Setiap pendapat di atas memiliki dalil pendukung masing-masing. <em>Namun yang terkuat menurut kami adalah bolehnya membaca Al Qur’an bagi wanita haidh dan nifas</em>. Inilah pendapat yang lebih mendekati kebenaran. Seandainya wanita haidh terlarang membaca Al Qur’an, tentu saja Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> akan menjelaskannya dengan penjelasan yang benar-benar gamblang, lalu tersampaikanlah pada kita dari orang-orang yang tsiqoh (terpercaya). Jika memang benar ada pelarangan membaca Al Qur’an bagi wanita haidh dan nifas, tentu akan ada penjelasannya sebagaimana diterangkan adanya larangan shalat dan puasa bagi mereka. Kita tidak bisa berargumen dengan dalil pelarangan hal ini karena para ulama sepakat akan kedho’ifannya. Hadits yang dikatakan bahwa para ulama sepakat mendho’ifkannya adalah hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Ibnu ‘Umar <em>radhiyallahu ‘anhu </em>secara marfu’ (sampai pada Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>),<br />
لا تقرأ الحائض ولا الجنب شيئاً من القرآن<br />
“<em>Tidak boleh membaca Al Qur’an sedikit pun juga bagi wanita haidh dan orang yang junub</em>.” Imam Ahmad telah membicarakan hadits ini sebagaimana anaknya menanyakannya pada beliau lalu dinukil oleh Al ‘Aqili dalam Adh Dhu’afa’ (90), “<em>Hadits ini batil. Isma’il bin ‘Iyas mengingkarinya</em>.” Abu Hatim juga telah menyatakan hal yang sama sebagaimana dinukil oleh anaknya dalam Al ‘Ilal (1/49). Begitu pula Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Fatawanya (21/460), “<em>Hadits ini adalah hadits dho’if sebagaimana kesepakatan para ulama pakar hadits</em>.”<br />
Ibnu Taimiyah mengatakan dalam Fatawanya (26/191), “Hadits ini tidak diketahui sanadnya sampai Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>. Hadits ini sama sekali tidak disampaikan oleh Ibnu ‘Umar, tidak pula Nafi’, tidak pula dari Musa bin ‘Uqbah, yang di mana sudah sangat ma’ruf banyak hadits dinukil dari mereka. Para wanita di masa Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> juga sudang seringkali mengalami haidh, seandainya terlarangnya membaca Al Qur’an bagi wanita haidh/nifas sebagaimana larangan shalat dan puasa bagi mereka, maka tentu saja Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> akan menerangkan hal ini pada umatnya. Begitu pula para istri Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> mengetahuinya dari beliau. Tentu saja hal ini akan dinukil di tengah-tengah manusia (para sahabat). Ketika tidak ada satu pun yang menukil larangan ini dari Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, maka tentu saja membaca Al Qur’an bagi mereka tidak bisa dikatakan haram. Karena senyatanya, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melarang hal ini. Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak melarangnya padahal begitu sering ada kasus haidh di masa itu, maka tentu saja hal ini tidaklah diharamkan.”<br />
Syaikhul Islam telah menjelaskan secara global tentang pembolehan membaca Al Qur’an bagi wanita haidh dengan menyebutkan kelemahan hadits yang membicarakan hal itu. Syaikhul Islam mengatakan dalam Majmu’ Al Fatawa (21/460), “Sudah begitu maklum bahwa wanita sudah seringkali mengalami haidh di masa beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em>, namun tidak ditemukan bukti beliau melarang membaca Al Qur’an kala itu. Sebagaimana pula beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> tidak melarang berdzikir dan berdo’a bagi mereka. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memerintahkan kepada para wanita untuk keluar saat ied, lalu bertakbir bersama kaum muslimin. Beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> pun memerintahkan kepada wanita haidh untuk menunaikan seluruh manasik kecuali thawaf keliling ka’bah. Begitu pula wanita boleh bertalbiyah meskipun ia dalam keadaan haidh. Mereka bisa melakukan manasik di Muzdalifah dan Mina, juga boleh melakukan syi’ar lainnya.”muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-33874247406042938592011-04-12T10:05:00.000-07:002011-04-12T10:05:24.268-07:00Ketika Wanita MenggodaAllah <em>ta’ala</em> telah menganugerahkan kepada kaum wanita keindahan yang membuat kaum lelaki tertarik kepada mereka. Namun syariat yang suci ini tidak memperkenankan keindahan itu diobral seperti layaknya barang dagangan di etalase atau di emperan toko. Tapi kenyataan yang kita jumpai sekarang ini wanita justru menjadi sumber fitnah bagi laki-laki. Di jalan-jalan, di acara TV atau di VCD para wanita mengumbar aurat seenaknya bak kontes kecantikan yang melombakan keindahan tubuh, sehingga seolah-olah tidak ada siksa dan tidak kenal apa itu dosa. Benarlah sabda Rasulullah yang mulia dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda, <em>“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum lelaki daripada wanita.” </em>(HR. Bukhari Muslim)<br />
<span id="more-212"></span><br />
Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang telah banyak membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur yang dibuat oleh syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk menggoda bisa secara halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-terangan maupun berkedok seni. Tengoklah kisah Nabi Allah Yusuf <em>‘alaihis salam </em>tatkala istri pembesar Mesir secara terang-terangan menggoda Beliau untuk diajak melakukan tindakan tidak pantas. Nabi Yusuf pun menolak dan berkata,<em> “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik.”</em> (QS. Yusuf: 23)<br />
Muhammad bin Ishaq menceritakan, As-Sirri pernah lewat di sebuah jalan di kota Mesir. Karena tahu dirinya menarik, wanita ini berkata, “Aku akan menggoda lelaki ini.” Maka wanita itu membuka wajahnya dan memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau lantas bertanya, “Ada apa denganmu?” Wanita itu berkata, “Maukah anda merasakan kasur yang empuk dan kehidupan yang nikmat?” Beliau malah kemudian melantunkan syair,”Berapa banyak pencandu kemaksiatan yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita itu, namun akhirnya ia mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyata. Mereka menikmati kemaksiatan yang hanya sesaat, untuk merasakan bekas-bekasnya yang tak kunjung sirna. Wahai kejahatan, sesungguhnya Allah melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan kehendak Dia pulalah kemaksiatan itu tertutupi jua.” (<em>Roudhotul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin</em>, karya Ibnul Qayyim)<br />
Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mewanti-wanti kepada kita sekalian lewat sabda beliau, <em>“Hati-hatilah pada dunia dan hati-hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena wanita.”</em> (HR. Muslim) Kini, di era globalisasi, ketika arus informasi begitu deras mengalir, godaan begitu gampang masuk ke rumah-rumah kita. Cukup dengan membuka surat kabar dan majalah, atau dengan mengklik tombol <em>remote control</em>, godaan pun hadir di tengah-tengah kita tanpa permisi, menampilkan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok memamerkan aurat yang semestinya dijaga.<br />
Lalu, sebagian muslimah ikut-ikutan terbawa oleh propaganda gaya hidup seperti ini. Pakaian kehormatan dilepas, diganti dengan pakaian-pakaian ketat yang membentuk lekuk tubuh, tanpa merasa risih. Godaan pun semakin kencang menerpa, dan pergaulan bebas menjadi hal biasa. Maka, kita perlu merenungkan dua bait syair yang diucapkan oleh Sufyan Ats-Tsauri: “Kelezatan-kelezatan yang didapati seseorang dari yang haram, toh akan hilang juga, yang tinggal hanyalah aib dan kehinaan, segala kejahatan akan meninggalkan bekas-bekas buruk, sungguh tak ada kebaikan dalam kelezatan yang berakhir dengan siksaan dalam neraka.”<br />
Seorang ulama yang masyhur, Ibnul Qayyim pun memberikan nasihat yang sangat berharga: “Allah <em>Subhanahu wa ta’ala</em> telah menjadikan mata itu sebagai cerminan hati. Apabila seorang hamba telah mampu meredam pandangan matanya, berarti hatinya telah mampu meredam gejolak syahwat dan ambisinya. Apabila matanya jelalatan, hatinya juga akan liar mengumbar syahwat…”muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-58678007494274506452011-04-12T08:59:00.001-07:002011-04-12T08:59:49.940-07:00Waktu-Waktu Terkabulnya Do’aSungguh berbeda Allah <em>Subhanahu Wa Ta’ala </em>dengan makhluk-Nya. Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Lihatlah manusia, ketika ada orang meminta sesuatu darinya ia merasa kesal dan berat hati. Sedangkan Allah <em>Ta’ala </em>mencintai hamba yang meminta kepada-Nya. Sebagaimana perkataan seorang penyair:<br />
<div style="text-align: center;">الله يغضب إن تركت سؤاله وبني آدم حين يسأل يغضب</div>“<em>Allah murka pada orang yang enggan meminta kepada-Nya, sedangkan manusia ketika diminta ia marah</em>”<br />
Ya, Allah mencintai hamba yang berdoa kepada-Nya, bahkan karena cinta-Nya Allah memberi ‘bonus’ berupa ampunan dosa kepada hamba-Nya yang berdoa. Allah <em>Ta’ala </em>berfirman dalam sebuah hadits <em>qudsi</em>:<br />
<div style="text-align: center;">يا ابن آدم إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان منك ولا أبالي</div>“<em>Wahai manusia, selagi engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku mengampuni dosamu dan tidak aku pedulikan lagi dosamu</em>” (HR. At Tirmidzi, ia berkata: ‘Hadits hasan shahih’)<br />
Sungguh Allah memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan akan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk. Bahkan jika seseorang menuliskan segala keinginannya dikertas, entah berapa lembar akan terpakai.<br />
Maka kita tidak perlu heran jika Allah Ta’ala melaknat orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Orang yang demikian oleh Allah <em>‘Azza Wa Jalla</em> disebut sebagai hamba yang sombong dan diancam dengan neraka Jahannam. Allah <em>Ta’ala </em>berfirman:<br />
<div style="text-align: center;">ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ</div>“<em>Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina</em>” (QS. Ghafir: 60)<br />
Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah terhadap hamba-Nya, karena hamba-Nya diperintahkan berdoa secara langsung kepada Allah tanpa melalui perantara dan dijamin akan dikabulkan. Sungguh Engkau Maha Pemurah Ya Rabb…<br />
<span style="color: red;"><strong>Berdoa Di Waktu Yang Tepat</strong></span><br />
Diantara usaha yang bisa kita upayakan agar doa kita dikabulkan oleh Allah <em>Ta’ala </em>adalah dengan memanfaatkan waktu-waktu tertentu yang dijanjikan oleh Allah bahwa doa ketika waktu-waktu tersebut dikabulkan. Diantara waktu-waktu tersebut adalah:<br />
<span style="color: maroon;"><strong>1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir</strong></span><br />
Allah <em>Ta’ala</em> mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah <em>Ta’ala</em> berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:<br />
<div style="text-align: center;">وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون</div>“<em>Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan</em>” (QS. Adz Dzariyat: 18)<br />
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita <em>Subhanahu Wa Ta’ala</em> turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em>:<br />
<div style="text-align: center;">ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له</div>“<em>Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni</em>‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)<br />
Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah <em>Ta’ala</em> turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah <em>Ta’ala</em> turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> diberi julukan <em>Ash shadiqul Mashduq</em> (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.<br />
Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.<br />
<span style="color: maroon;"><strong>2. Ketika berbuka puasa</strong></span><br />
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:<br />
<div style="text-align: center;">للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه</div>“<em>Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak</em>” (HR. Muslim, no.1151)<br />
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam:</em><br />
<div style="text-align: center;">ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم</div>‘”<em>Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” </em>(HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di <em>Shahih At Tirmidzi</em>)<br />
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu <strong>doa berbuka puasa</strong>. Sebagaimana hadits<br />
<div style="text-align: center;">كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله</div>“<em>Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:</em><br />
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله<br />
<em>/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/</em><br />
<em>(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)</em>” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di <em>Hidayatur Ruwah</em>, 2/232)<br />
Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:<br />
<div style="text-align: center;">اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين</div>adalah <strong>hadits palsu</strong>, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi <em>Shallallahu’alaihi Wasallam. </em><br />
Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.<br />
Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:<br />
<div style="text-align: center;">كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم</div>“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: <em>Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim</em>”<br />
Dalam <em>Al Futuhat Ar Rabbaniyyah</em> (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini <em>gharib</em>, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-<em>dhaif</em>-kan oleh Al Albani di <em>Dhaif Al Jami’ </em>(4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits <em>dhaif</em> atau <em>munkar</em>.<br />
<span style="color: maroon;"><strong>3. Ketika malam <em>lailatul qadar</em></strong></span><br />
Malam <em>lailatul qadar</em> adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah <em>Ta’ala</em>:<br />
<div style="text-align: center;">لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ</div>“<em>Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan</em>” (QS. Al Qadr: 3)<br />
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan oleh <em>Ummul Mu’minin</em> Aisyah <em>Radhiallahu’anha</em>:<br />
<div style="text-align: center;">قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني</div>“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: <em>Berdoalah</em>:<br />
<div style="text-align: center;">اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني</div>Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['<em>Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku</em>'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)<br />
Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah <em>Radhiallahu’anha</em> meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.<br />
<span style="color: maroon;"><strong>4. Ketika adzan berkumandang</strong></span><br />
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang <em>mustajab </em>untuk berdoa. Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam </em>bersabda:<br />
<div style="text-align: center;">ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا</div>“<em>Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang</em>” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam <em>Nata-ijul Afkar</em>, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)<br />
<span style="color: maroon;"><strong>5. Di antara adzan dan iqamah</strong></span><br />
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em>:<br />
<div style="text-align: center;">الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة</div>“<em>Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak</em>” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)<br />
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukan <em>shalawatan</em>, atau membaca <em>murattal </em>dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam, </em>amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam </em>bersabda,<br />
<div style="text-align: center;">لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة</div>“<em>Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,</em>” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di <em>Nata-ijul Afkar</em>, 2/16).<br />
Selain itu, orang yang <em>shalawatan </em>atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em>, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.<br />
<span style="color: maroon;"> <strong>6. Ketika sedang sujud dalam shalat</strong></span><br />
Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam </em>bersabda:<br />
<div style="text-align: center;">أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا</div>“<em>Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu</em>” (HR. Muslim, no.482)<br />
<span style="color: maroon;"><strong>7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib</strong></span><br />
Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> bersabda:<br />
<div style="text-align: center;">قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات</div>“<em>Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib</em>” (HR. Tirmidzi, 3499)<br />
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam <em>Zaadul Ma’ad </em>(1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin <em>Rahimahullah</em> berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: <span style="text-decoration: underline;">tidak disyariatkan</span>. Karena Allah <em>Ta’ala</em> berfirman:<br />
<div style="text-align: center;">فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ</div>“<em>Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah</em>” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (<em>Fatawa Ibnu Utsaimin</em>, 15/216).<br />
Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab <span style="text-decoration: underline;">yang disyariatkan </span>yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.<br />
<span style="color: maroon;"><strong>8. Di hari Jum’at</strong></span><br />
Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> bersabda,<br />
<div style="text-align: center;">أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها</div>“<em>Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut</em>” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah <em>Radhiallahu’anhu</em>)<br />
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam <em>Fathul Baari</em> ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat. <strong> </strong><br />
<strong>Pendapat pertama</strong>, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:<br />
<div style="text-align: center;">هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة</div>“<em>Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai</em>” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari <em>Radhiallahu’anhu</em>).<br />
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.<br />
<strong>Pendapat kedua</strong>, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:<br />
<div style="text-align: center;">يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر</div>“<em>Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar</em>” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah <em>Radhiallahu’anhu</em>. Dishahihkan Al Albani di <em>Shahih Abi Daud</em>). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.<br />
<strong>Pendapat ketiga</strong>, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.<br />
<strong>Pendapat keempat</strong>, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.<br />
<span style="color: maroon;"><strong>9. Ketika turun hujan</strong></span><br />
Hujan adalah nikmat Allah <em>Ta’ala</em>. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada Allah <em>Ta’ala</em>:<br />
<div style="text-align: center;">ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر</div>“<em>Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun</em>” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di <em>Shahih Al Jami’</em>, 3078)<br />
<span style="color: maroon;"><strong>10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar</strong></span><br />
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah <em>Radhiallahu’anhu</em>:<br />
<div style="text-align: center;">أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه<br />
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة</div>“<em>Nabi </em><em>shalallahu ‘alaihi wasalam</em><em> berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya</em>‘”<br />
Dalam riwayat lain:<br />
<div style="text-align: center;">فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر</div>“<em>Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar</em>” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam <em>Majma Az Zawaid</em>, 4/15, berkata: “Semua perawinya <em>tsiqah</em>”, juga dishahihkan Al Albani di <em>Shahih At Targhib</em>, 1185)<br />
<span style="color: maroon;"><strong>11. Ketika Hari Arafah</strong></span><br />
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:<br />
<div style="text-align: center;">خير الدعاء دعاء يوم عرفة</div>“<em>Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah</em>” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam <em>Shahih At Tirmidzi</em>)<br />
<span style="color: maroon;"><strong>12. Ketika Perang Berkecamuk</strong></span><br />
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:<br />
<div style="text-align: center;">ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا</div>“<em>Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang</em>” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam <em>Nata-ijul Afkar</em>, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)<br />
<span style="color: maroon;"><strong>13. Ketika Meminum Air Zam-zam</strong></span><br />
Rasulullah <em>Shallallahu’alaihi Wasallam</em> bersabda:<br />
<div style="text-align: center;">ماء زمزم لما شرب له</div>“<em>Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya</em>” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam <em>Shahih Ibni Majah</em>, 2502)<br />
Demikian uraian mengenai waktu-waktu yang paling dianjurkan untuk berdoa. Mudah-mudahan Allah Ta’ala mengabulkan doa-doa kita dan menerima amal ibadah kita.<br />
<em>Amiin Ya Mujiibas Sa’iliin</em>.muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-77014230363239969382011-04-07T08:21:00.000-07:002011-04-07T08:21:52.348-07:00Pernikahan Menurut Islam dari Mengenal Calon Sampai Proses Akad Nikah<div class="entrytext"> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Proses mencari jodoh dalam Islam bukanlah “membeli kucing dalam karung” sebagaimana sering dituduhkan. Namun justru diliputi oleh perkara yang penuh adab. Bukan “<em>Coba dulu baru beli</em>” kemudian “<em>habis manis sepah dibuang</em>”, sebagaimana jamaknya pacaran kawula muda di masa sekarang.<span id="more-359"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Islam telah memberikan konsep yang jelas tentang tatacara ataupun proses sebuah pernikahan yang berlandaskan Al-Qur`an dan As-Sunnah yang shahih. Berikut ini kami bawakan perinciannya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1. Mengenal calon pasangan hidup</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sebelum seorang lelaki memutuskan untuk menikahi seorang wanita, tentunya ia harus mengenal terlebih dahulu siapa wanita yang hendak dinikahinya, begitu pula sebaliknya si wanita tahu siapa lelaki yang berhasrat menikahinya. Tentunya proses kenal-mengenal ini tidak seperti yang dijalani orang-orang yang tidak paham agama, sehingga mereka menghalalkan pacaran atau pertunangan dalam rangka penjajakan calon pasangan hidup, kata mereka. Pacaran dan pertunangan haram hukumnya tanpa kita sangsikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun mengenali calon pasangan hidup di sini maksudnya adalah mengetahui siapa namanya, asalnya, keturunannya, keluarganya, akhlaknya, agamanya dan informasi lain yang memang dibutuhkan. Ini bisa ditempuh dengan <span style="text-decoration: underline;">mencari informasi dari pihak ketiga, baik dari kerabat si lelaki atau si wanita ataupun dari orang lain yang mengenali si lelaki/si wanita</span>.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Yang perlu menjadi perhatian, hendaknya hal-hal yang bisa menjatuhkan kepada fitnah (godaan setan) dihindari kedua belah pihak seperti bermudah-mudahan melakukan hubungan telepon, sms, surat-menyurat, dengan alasan ingin ta’aruf (kenal-mengenal) dengan calon suami/istri. Jangankan baru ta’aruf, yang sudah resmi meminang pun harus menjaga dirinya dari fitnah. Karenanya, ketika Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hafizhahullah ditanya tentang pembicaraan melalui telepon antara seorang pria dengan seorang wanita yang telah dipinangnya, beliau menjawab, “<em><span style="text-decoration: underline;">Tidak apa-apa seorang laki-laki berbicara lewat telepon dengan wanita yang telah dipinangnya, bila memang pinangannya telah diterima dan pembicaraan yang dilakukan dalam rangka mencari pemahaman sebatas kebutuhan yang ada, tanpa adanya fitnah</span></em>. Namun bila hal itu dilakukan lewat perantara wali si wanita maka lebih baik lagi dan lebih jauh dari keraguan/fitnah. Adapun pembicaraan yang biasa dilakukan laki-laki dengan wanita, antara pemuda dan pemudi, padahal belum berlangsung pelamaran di antara mereka, namun tujuannya untuk saling mengenal, sebagaimana yang mereka istilahkan, maka ini mungkar, haram, bisa mengarah kepada fitnah serta menjerumuskan kepada perbuatan keji. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">فَلاَ تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوفًا</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Maka janganlah kalian tunduk (lembut mendayu-dayu) dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang di hatinya ada penyakit dan ucapkanlah ucapan yang ma’ruf</em>.” (Al-Ahzab: 32)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Seorang wanita tidak sepantasnya berbicara dengan laki-laki ajnabi kecuali bila ada kebutuhan dengan mengucapkan perkataan yang ma’ruf, tidak ada fitnah di dalamnya dan tidak ada keraguan (yang membuatnya dituduh macam-macam).” (Al-Muntaqa min Fatawa Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan 3/163-164)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Beberapa hal yang perlu diperhatikan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ada</span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> beberapa hal yang disenangi bagi laki-laki untuk memerhatikannya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">- Wanita itu shalihah, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعَةٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَلِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“Wanita itu (menurut kebiasaan yang ada, pent.) dinikahi karena empat perkara, bisa jadi karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang memiliki agama. Bila tidak, engkau celaka.” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 3620 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">-Wanita itu subur rahimnya. Tentunya bisa diketahui dengan melihat ibu atau saudara perempuannya yang telah menikah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, karena aku berbangga-bangga di hadapan umat yang lain pada kiamat dengan banyaknya jumlah kalian</em>.” (HR. An-Nasa`i no. 3227, Abu Dawud no. 1789, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Irwa`ul Ghalil no. 1784)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">-Wanita tersebut masih gadis1, yang dengannya akan dicapai kedekatan yang sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma ketika memberitakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia telah menikah dengan seorang janda, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">فَهَلاَّ جَارِيَةً تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ؟</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Mengapa engkau tidak menikah dengan gadis hingga engkau bisa mengajaknya bermain dan dia bisa mengajakmu bermain?!”</em></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Namun ketika Jabir mengemukakan alasannya, bahwa ia memiliki banyak saudara perempuan yang masih belia, sehingga ia enggan mendatangkan di tengah mereka perempuan yang sama mudanya dengan mereka sehingga tak bisa mengurusi mereka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memujinya, “Benar apa yang engkau lakukan.” (HR. Al-Bukhari no. 5080, 4052 dan Muslim no. 3622, 3624)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">عَلَيْكُمْ بِالْأَبْكَارِ، فَإِنَّهُنَّ أَعْذَبُ أَفْوَاهًا وَأَنْتَقُ أَرْحَامًا وَأَرْضَى بِالْيَسِيْرِ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Hendaklah kalian menikah dengan para gadis karena mereka lebih segar mulutnya, lebih banyak anaknya, dan lebih ridha dengan yang sedikit</em>.” (HR. Ibnu Majah no. 1861, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 623)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2. Nazhar (Melihat calon pasangan hidup)</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Seorang wanita pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghibahkan dirinya. Si wanita berkata:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">ياَ رَسُوْلَ اللهِ، جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِي. فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَصَعَّدَ النَّظَرَ فِيْهَا وَصَوَّبَهُ، ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رًأْسَهُ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Wahai Rasulullah! Aku datang untuk menghibahkan diriku kepadamu.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melihat ke arah wanita tersebut. Beliau mengangkat dan menurunkan pandangannya kepada si wanita. Kemudian beliau menundukkan kepalanya</em>. (HR. Al-Bukhari no. 5087 dan Muslim no. 3472)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Hadits ini menunjukkan bila seorang lelaki ingin menikahi seorang wanita maka dituntunkan baginya untuk terlebih dahulu melihat calonnya tersebut dan mengamatinya. (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/215-216)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Oleh karena itu, ketika seorang sahabat ingin menikahi wanita Anshar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatinya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">انْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ الْأَنْصَارِ شَيْئًا، يَعْنِي الصِّغَرَ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Lihatlah wanita tersebut, karena pada mata orang-orang Anshar ada sesuatu.” Yang beliau maksudkan adalah mata mereka kecil</em>. (HR. Muslim no. 3470 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Demikian pula ketika Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu meminang seorang wanita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya, “<em>Apakah engkau telah melihat wanita yang kau pinang tersebut?” “Belum,” </em>jawab Al-Mughirah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">انْظُرْ إِلَيْهَا، فَإِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Lihatlah wanita tersebut, karena dengan seperti itu akan lebih pantas untuk melanggengkan hubungan di antara kalian berdua (kelak).”</em> (HR. An-Nasa`i no. 3235, At-Tirmidzi no.1087. Dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 96)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Imam Al-Baghawi rahimahullahu berkata, “<em>Dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Al-Mughirah radhiyallahu ‘anhu: “Apakah engkau telah melihat wanita yang kau pinang tersebut?” ada dalil bahwa sunnah hukumnya ia melihat si wanita sebelum khitbah (pelamaran), sehingga tidak memberatkan si wanita bila ternyata ia membatalkan khitbahnya karena setelah nazhar ternyata ia tidak menyenangi si wanita</em>.” (Syarhus Sunnah 9/18)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bila nazhar dilakukan setelah khitbah, bisa jadi dengan khitbah tersebut si wanita merasa si lelaki pasti akan menikahinya. Padahal mungkin ketika si lelaki melihatnya ternyata tidak menarik hatinya lalu membatalkan lamarannya, hingga akhirnya si wanita kecewa dan sakit hati. (Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/214)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sahabat Muhammad bin Maslamah radhiyallahu ‘anhu berkata, “<em>Aku meminang seorang wanita, maka aku bersembunyi untuk mengintainya hingga aku dapat melihatnya di sebuah pohon kurmanya.” Maka ada yang bertanya kepada Muhammad, “Apakah engkau melakukan hal seperti ini padahal engkau adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam?”</em> Kata Muhammad, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">إِذَا أَلْقَى اللهُ فيِ قَلْبِ امْرِئٍ خِطْبَةَ امْرَأَةٍ، فَلاَ بَأْسَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Apabila Allah melemparkan di hati seorang lelaki (niat) untuk meminang seorang wanita maka tidak apa-apa baginya melihat wanita tersebut</em>.” (HR. Ibnu Majah no. 1864, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Ibni Majah dan Ash-Shahihah no. 98)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata, “<em>Boleh melihat wanita yang ingin dinikahi walaupun si wanita tidak mengetahuinya ataupun tidak menyadarinya</em>.” Dalil dari hal ini sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً، فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَنْظُرَ إِلَيْهَا إِذَا كَانَ إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَيْهَا لِخِطْبَتِهِ، وَإِنْ كَانَتْ لاَ تَعْلَمُ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">‘<em>Apabila seorang dari kalian ingin meminang seorang wanita, maka tidak ada dosa baginya melihat si wanita apabila memang tujuan melihatnya untuk meminangnya, walaupun si wanita tidak mengetahui (bahwa dirinya sedang dilihat)</em>.” (HR. Ath-Thahawi, Ahmad 5/424 dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu’jamul Ausath 1/52/1/898, dengan sanad yang shahih, lihat Ash-Shahihah 1/200)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pembolehan melihat wanita yang hendak dilamar walaupun tanpa sepengetahuan dan tanpa seizinnya ini merupakan pendapat yang dipegangi jumhur ulama.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun Al-Imam Malik rahimahullahu dalam satu riwayat darinya menyatakan, “<em>Aku tidak menyukai bila si wanita dilihat dalam keadaan ia tidak tahu karena khawatir pandangan kepada si wanita terarah kepada aurat</em>.” Dan dinukilkan dari sekelompok ahlul ilmi bahwasanya tidak boleh melihat wanita yang dipinang sebelum dilangsungkannya akad karena si wanita masih belum jadi istrinya. (Al-Hawil Kabir 9/35, Syarhul Ma’anil Atsar 2/372, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim 9/214, Fathul Bari 9/158)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Haramnya berduaan dan bersepi-sepi tanpa mahram ketika nazhar (melihat calon)</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sebagai catatan yang harus menjadi perhatian bahwa ketika nazhar tidak boleh lelaki tersebut berduaan saja dan bersepi-sepi tanpa mahram (berkhalwat) dengan si wanita. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Sekali-kali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahramnya</em>.” (HR. Al-Bukhari no. 1862 dan Muslim no. 3259)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Karenanya si wanita harus ditemani oleh salah seorang mahramnya, baik saudara laki-laki atau ayahnya. (Fiqhun Nisa` fil Khithbah waz Zawaj, hal. 28)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bila sekiranya tidak memungkinkan baginya melihat wanita yang ingin dipinang, boleh ia mengutus seorang wanita yang tepercaya guna melihat/mengamati wanita yang ingin dipinang untuk kemudian disampaikan kepadanya. (An-Nazhar fi Ahkamin Nazhar bi Hassatil Bashar, Ibnul Qaththan Al-Fasi hal. 394, Al-Minhaj Syarhu Shahih Muslim, 9/214, Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/280)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Batasan yang boleh dilihat dari seorang wanita</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketika nazhar, boleh melihat si wanita pada bagian tubuh yang biasa tampak di depan mahramnya. Bagian ini biasa tampak dari si wanita ketika ia sedang bekerja di rumahnya, seperti wajah, dua telapak tangan, leher, kepala, dua betis, dua telapak kaki dan semisalnya. Karena adanya hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">إِذَا خَطَبَ أَحَدُكُمُ الْمَرْأَةَ، فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ يَنْظُرَ إِلَي مَا يَدْعُوهُ إِلىَ نِكَاحِهَا فَلْيَفْعَلْ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Bila seorang dari kalian meminang seorang wanita, lalu ia mampu melihat dari si wanita apa yang mendorongnya untuk menikahinya, maka hendaklah ia melakukannya</em>.” (HR. Abu Dawud no. 2082 dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 99)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Di samping itu, dilihat dari adat kebiasaan masyarakat, melihat bagian-bagian itu bukanlah sesuatu yang dianggap memberatkan atau aib. Juga dilihat dari pengamalan yang ada pada para sahabat. Sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma ketika melamar seorang perempuan, ia pun bersembunyi untuk melihatnya hingga ia dapat melihat apa yang mendorongnya untuk menikahi si gadis, karena mengamalkan hadits tersebut. Demikian juga Muhammad bin Maslamah radhiyallahu ‘anhu sebagaimana telah disinggung di atas. Sehingga cukuplah hadits-hadits ini dan pemahaman sahabat sebagai hujjah untuk membolehkan seorang lelaki untuk melihat lebih dari sekadar wajah dan dua telapak tangan2.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Imam Ibnu Qudamah rahimahullahu berkata, “<em>Sisi kebolehan melihat bagian tubuh si wanita yang biasa tampak adalah ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan melihat wanita yang hendak dipinang dengan tanpa sepengetahuannya. Dengan demikian diketahui bahwa beliau mengizinkan melihat bagian tubuh si wanita yang memang biasa terlihat karena tidak mungkin yang dibolehkan hanya melihat wajah saja padahal ketika itu tampak pula bagian tubuhnya yang lain, tidak hanya wajahnya. Karena bagian tubuh tersebut memang biasa terlihat. Dengan demikian dibolehkan melihatnya sebagaimana dibolehkan melihat wajah. Dan juga karena si wanita boleh dilihat dengan perintah penetap syariat berarti dibolehkan melihat bagian tubuhnya sebagaimana yang dibolehkan kepada mahram-mahram si wanita</em>.” (Al-Mughni, fashl Ibahatun Nazhar Ila Wajhil Makhthubah)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Memang dalam masalah batasan yang boleh dilihat ketika nazhar ini didapatkan adanya perselisihan pendapat di kalangan ulama3.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3. Khithbah (peminangan)</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Seorang lelaki yang telah berketetapan hati untuk menikahi seorang wanita, hendaknya meminang wanita tersebut kepada walinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Apabila seorang lelaki mengetahui wanita yang hendak dipinangnya telah terlebih dahulu dipinang oleh lelaki lain dan pinangan itu diterima, maka haram baginya meminang wanita tersebut. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">لاَ يَخْطُبُ الرَّجُلُ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ حَتَّى يَنْكِحَ أَوْ يَتْرُكَ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Tidak boleh seseorang meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu menikahi si wanita atau meninggalkannya (membatalkan pinangannya)</em>.” (HR. Al-Bukhari no. 5144)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dalam riwayat Muslim (no. 3449) disebutkan:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ، فَلاَ يَحِلُّ لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَبْتَاعَ عَلى بَيْعِ أَخِيْهِ وَلاَ يَخْطُبَ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيْهِ حَتَّى يَذَرَ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin yang lain. Maka tidaklah halal baginya menawar barang yang telah dibeli oleh saudaranya dan tidak halal pula baginya meminang wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya meninggalkan pinangannya (membatalkan).”</em></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Perkara ini merugikan peminang yang pertama, di mana bisa jadi pihak wanita meminta pembatalan pinangannya disebabkan si wanita lebih menyukai peminang kedua. Akibatnya, terjadi permusuhan di antara sesama muslim dan pelanggaran hak. Bila peminang pertama ternyata ditolak atau peminang pertama mengizinkan peminang kedua untuk melamar si wanita, atau peminang pertama membatalkan pinangannya maka boleh bagi peminang kedua untuk maju. (Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, 2/282)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Setelah pinangan diterima tentunya ada kelanjutan pembicaraan, kapan akad nikad akan dilangsungkan. Namun tidak berarti setelah peminangan tersebut, si lelaki bebas berduaan dan berhubungan dengan si wanita. Karena selama belum akad keduanya tetap ajnabi, sehingga janganlah seorang muslim bermudah-mudahan dalam hal ini. (Fiqhun Nisa fil Khithbah waz Zawaj, hal. 28)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Jangankan duduk bicara berduaan, bahkan ditemani mahram si wanita pun masih dapat mendatangkan fitnah. Karenanya, ketika Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu dimintai fatwa tentang seorang lelaki yang telah meminang seorang wanita, kemudian di hari-hari setelah peminangan, ia biasa bertandang ke rumah si wanita, duduk sebentar bersamanya dengan didampingi mahram si wanita dalam keadaan si wanita memakai hijab yang syar’i. Berbincanglah si lelaki dengan si wanita. Namun pembicaraan mereka tidak keluar dari pembahasan agama ataupun bacaan Al-Qur`an. Lalu apa jawaban Syaikh rahimahullahu? Beliau ternyata berfatwa, “Hal seperti itu tidak sepantasnya dilakukan. Karena, perasaan pria bahwa wanita yang duduk bersamanya telah dipinangnya secara umum akan membangkitkan syahwat. Sementara bangkitnya syahwat kepada selain istri dan budak perempuan yang dimiliki adalah haram. Sesuatu yang mengantarkan kepada keharaman, hukumnya haram pula.” (Fatawa Asy-Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin, 2/748)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Yang perlu diperhatikan oleh wali</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketika wali si wanita didatangi oleh lelaki yang hendak meminang si wanita atau ia hendak menikahkan wanita yang di bawah perwaliannya, seharusnya ia memerhatikan perkara berikut ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">-Memilihkan suami yang shalih dan bertakwa. Bila yang datang kepadanya lelaki yang demikian dan si wanita yang di bawah perwaliannya juga menyetujui maka hendaknya ia menikahkannya karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِيْنَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوْهُ، إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيْضٌ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Apabila datang kepada kalian (para wali) seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya (untuk meminang wanita kalian) maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.”</em> (HR. At-Tirmidzi no. 1084, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1868, Ash-Shahihah no. 1022)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">-Meminta pendapat putrinya/wanita yang di bawah perwaliannya dan tidak boleh memaksanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Persetujuan seorang gadis adalah dengan diamnya karena biasanya ia malu. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata menyampaikan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">لاَ تُنْكَحُ الْأَيِّمُ حَتَّى تُسْتَأْمَرَ وَلاَ تُنْكَحُ الْبِكْرُ حَتَّى تُسْتَأْذَنَ. قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ إِذْنُهَا؟ قَالَ: أَنْ تَسْكُتَ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Bagaimana izinnya seorang gadis?” “Izinnya dengan ia diam,” jawab beliau</em>. (HR. Al-Bukhari no. 5136 dan Muslim no. 3458)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">4. Akad nikah</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk ijab dan qabul.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qabul adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan dengan ucapannya, misalnya: “<em><span style="text-decoration: underline;">Saya nikahkan anak saya yang bernama si A kepadamu dengan mahar sebuah kitab Riyadhus Shalihin</span></em>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Qabul adalah penerimaan dari pihak suami dengan ucapannya, misalnya: “<em><span style="text-decoration: underline;">Saya terima nikahnya anak Bapak yang bernama si A dengan mahar sebuah kitab Riyadhus Shalihin</span></em>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sebelum dilangsungkannya akad nikah, disunnahkan untuk menyampaikan khutbah yang dikenal dengan khutbatun nikah atau khutbatul hajah. Lafadznya sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. (آل عمران: 102)</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. (النساء: 1)</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. (الأحزاب:</span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> 70-71)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5. Walimatul ‘urs</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Melangsungkan walimah ‘urs hukumnya sunnah menurut sebagian besar ahlul ilmi, menyelisihi pendapat sebagian mereka yang mengatakan wajib, karena adanya perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu ketika mengabarkan kepada beliau bahwa dirinya telah menikah:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">أَوْلِمْ وَلَوْ بِشَاةٍ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Selenggarakanlah walimah walaupun dengan hanya menyembelih seekor kambing4</em>.” (HR. Al-Bukhari no. 5167 dan Muslim no. 3475)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri menyelenggarakan walimah ketika menikahi istri-istrinya seperti dalam hadits Anas radhiyallahu ‘anhu disebutkan:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">مَا أَوْلَمَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلىَ شَيْءٍ مِنْ نِسَائِهِ مَا أَوْلَمَ عَلىَ زَيْنَبَ، أَوْلَمَ بِشَاةٍ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Tidaklah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelenggarakan walimah ketika menikahi istri-istrinya dengan sesuatu yang seperti beliau lakukan ketika walimah dengan Zainab. Beliau menyembelih kambing untuk acara walimahnya dengan Zainab</em>.” (HR. Al-Bukhari no. 5168 dan Muslim no. 3489)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Walimah bisa dilakukan kapan saja. Bisa setelah dilangsungkannya akad nikah dan bisa pula ditunda beberapa waktu sampai berakhirnya hari-hari pengantin baru. Namun disenangi tiga hari setelah dukhul, karena demikian yang dinukilkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikah dengan Shafiyyah radhiyallahu ‘anha dan beliau jadikan kemerdekaan Shafiyyah sebagai maharnya. Beliau mengadakan walimah tiga hari kemudian.” (Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal. 74: “Diriwayatkan Abu Ya’la dengan sanad yang hasan sebagaimana dalam Fathul Bari (9/199) dan ada dalam Shahih Al-Bukhari secara makna.”)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Hendaklah yang diundang dalam acara walimah tersebut orang-orang yang shalih, tanpa memandang dia orang kaya atau orang miskin. Karena kalau yang dipentingkan hanya orang kaya sementara orang miskinnya tidak diundang, maka makanan walimah tersebut teranggap sejelek-jelek makanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيْمَةِ، يُدْعَى إِلَيْهَا اْلأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الْمَسَاكِيْنُ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana yang diundang dalam walimah tersebut hanya orang-orang kaya sementara orang-orang miskin tidak diundang</em>.” (HR. Al-Bukhari no. 5177 dan Muslim no. 3507)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pada hari pernikahan ini disunnahkan menabuh duff (sejenis rebana kecil, tanpa keping logam di sekelilingnya -yang menimbulkan suara gemerincing-, ed.) dalam rangka mengumumkan kepada khalayak akan adanya pernikahan tersebut. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">فَصْلُ مَا بَيْنَ الْحَلاَلِ وَالْحَرَامِ الدُّفُّ وَالصَّوْتُ فِي النِّكَاحِ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara) dalam pernikahan</em>.” (HR. An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun makna shaut di sini adalah pengumuman pernikahan, lantangnya suara dan penyebutan/pembicaraan tentang pernikahan tersebut di tengah manusia. (Syarhus Sunnah 9/47,48)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu menyebutkan satu bab dalam Shahih-nya, “Menabuh duff dalam acara pernikahan dan walimah” dan membawakan hadits Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz radhiyallahu ‘anha yang mengisahkan kehadiran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam pernikahannya. Ketika itu anak-anak perempuan memukul duff sembari merangkai kata-kata menyenandungkan pujian untuk bapak-bapak mereka yang terbunuh dalam perang Badr, sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengarkannya. (HR. Al-Bukhari no. 5148)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dalam acara pernikahan ini tidak boleh memutar nyanyian-nyanyian atau memainkan alat-alat musik, karena semua itu hukumnya haram.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Disunnahkan bagi yang menghadiri sebuah pernikahan untuk mendoakan kedua mempelai dengan dalil hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">أَنَّ النَّبِيَّّ صلى الله عليه وسلم كاَنَ إِذَا رَفَّأَ اْلإِنْسَاَن، إِذَا تَزَوَّجَ قَالَ: بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendoakan seseorang yang menikah, beliau mengatakan: ‘Semoga Allah memberkahi untukmu dan memberkahi atasmu serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan’</em>.” (HR. At-Tirmidzi no. 1091, dishahihkan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">6. Setelah akad</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketika mempelai lelaki telah resmi menjadi suami mempelai wanita, lalu ia ingin masuk menemui istrinya maka disenangi baginya untuk melakukan beberapa perkara berikut ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pertama:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Bersiwak terlebih dahulu untuk membersihkan mulutnya karena dikhawatirkan tercium aroma yang tidak sedap dari mulutnya. Demikian pula si istri, hendaknya melakukan yang sama. Hal ini lebih mendorong kepada kelanggengan hubungan dan kedekatan di antara keduanya. Didapatkan dari perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersiwak bila hendak masuk rumah menemui istrinya, sebagaimana berita dari Aisyah radhiyallahu ‘anha (HR. Muslim no. 590).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kedua:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Disenangi baginya untuk menyerahkan mahar bagi istrinya sebagaimana akan disebutkan dalam masalah mahar dari hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketiga:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Berlaku lemah lembut kepada istrinya, dengan semisal memberinya segelas minuman ataupun yang semisalnya berdasarkan hadits Asma` bintu Yazid bin As-Sakan radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku mendandani Aisyah radhiyallahu ‘anha untuk dipertemukan dengan suaminya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah selesai aku memanggil Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melihat Aisyah. Beliau pun datang dan duduk di samping Aisyah. Lalu didatangkan kepada beliau segelas susu. Beliau minum darinya kemudian memberikannya kepada Aisyah yang menunduk malu.” <em>Asma` pun menegur Aisyah, “Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah pun mengambilnya dan meminum sedikit dari susu tersebut.</em>” (HR. Ahmad, 6/438, 452, 458 secara panjang dan secara ringkas dengan dua sanad yang saling menguatkan, lihat Adabuz Zafaf, hal. 20)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Keempat:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Meletakkan tangannya di atas bagian depan kepala istrinya (ubun-ubunnya) sembari mendoakannya, dengan dalil sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا فَلْيَأْخُذْ بِنَاصِيَتِهَا وَلْيُسَمِّ اللهَ عز وجل وَلْيَدْعُ بِالْبَرَكَةِ وَلْيَقُلْ: اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Apabila salah seorang dari kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang budak maka hendaklah ia memegang ubun-ubunnya, menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala, mendoakan keberkahan dan mengatakan: ‘Ya Allah, aku meminta kepada-Mu dari kebaikannya dan kebaikan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan apa yang Engkau ciptakan/tabiatkan dia di atasnya’</em>.” (HR. Abu Dawud no. 2160, dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Sunan Abi Dawud)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kelima:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Ahlul ‘ilmi ada yang memandang setelah dia bertemu dan mendoakan istrinya disenangi baginya untuk shalat dua rakaat bersamanya. Hal ini dinukilkan dari atsar Abu Sa’id maula Abu Usaid Malik bin Rabi’ah Al-Anshari. Ia berkata: “Aku menikah dalam keadaan aku berstatus budak. Aku mengundang sejumlah sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antara mereka ada Ibnu Mas’ud, Abu Dzar, dan Hudzaifah radhiyallahu ‘anhum. Lalu ditegakkan shalat, majulah Abu Dzar untuk mengimami. Namun orang-orang menyuruhku agar aku yang maju. Ketika aku menanyakan mengapa demikian, mereka menjawab memang seharusnya demikian. Aku pun maju mengimami mereka dalam keadaan aku berstatus budak. Mereka mengajariku dan mengatakan, “Bila engkau masuk menemui istrimu, shalatlah dua rakaat. Kemudian mintalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kebaikannya dan berlindunglah dari kejelekannya. Seterusnya, urusanmu dengan istrimu.” (Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, demikian pula Abdurrazzaq. Al-Imam Al-Albani rahimahullahu berkata dalam Adabuz Zafaf hal. 23, “Sanadnya shahih sampai ke Abu Sa’id”).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1 Namun bukan berarti janda terlarang baginya, karena dari keterangan di atas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperkenankan Jabir radhiyallahu ‘anhu memperistri seorang janda. Juga, semua istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dinikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah rad..</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3 Bahkan Al-Imam Ahmad rahimahullahu sampai memiliki beberapa riwayat dalam masalah ini, di antaranya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pertama:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Yang boleh dilihat hanya wajah si wanita saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kedua:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Wajah dan dua telapak tangan. Sebagaimana pendapat ini juga dipegangi oleh Hanafiyyah, Malikiyyah, dan Syafi’iyyah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketiga:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Boleh dilihat bagian tubuhnya yang biasa tampak di depan mahramnya dan bagian ini biasa tampak dari si wanita ketika ia sedang bekerja di rumahnya seperti wajah, dua telapak tangan, leher, kepala, dua betis, dua telapak kaki, dan semisalnya. Tidak boleh dilihat bagian tubuhnya yang biasanya tertutup seperti bagian dada, punggung, dan semisal keduanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Keempat:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Seluruh tubuhnya boleh dilihat, selain dua kemaluannya. Dinukilkan pendapat ini dari Dawud Azh-Zhahiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kelima:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Boleh melihat seluruh tubuhnya tanpa pengecualian. Pendapat ini dipegangi pula oleh Ibnu Hazm dan dicondongi oleh Ibnu Baththal serta dinukilkan juga dari Dawud Azh-Zhahiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">PERHATIAN:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Tentang pendapat Dawud Azh-Zhahiri di atas, Al-Imam An-Nawawi berkata bahwa pendapat tersebut adalah suatu kesalahan yang nyata, yang menyelisihi prinsip Ahlus Sunnah. Ibnul Qaththan menyatakan: “<em>Ada</em><em> pun sau`atan (yakni qubul dan dubur) tidak perlu dikaji lagi bahwa keduanya tidak boleh dilihat. Apa yang disebutkan bahwa Dawud membolehkan melihat kemaluan, saya sendiri tidak pernah melihat pendapatnya secara langsung dalam buku murid-muridnya. Itu hanya sekedar nukilan dari Abu Hamid Al-Isfirayini. Dan telah saya kemukakan dalil-dalil yang melarang melihat aurat</em>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sulaiman At-Taimi berkata: “<em>Bila engkau mengambil rukhshah (pendapat yang ringan) dari setiap orang alim, akan terkumpul pada dirimu seluruh kejelekan</em>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ibnu Abdilbarr berkata mengomentari ucapan Sulaiman At-Taimi di atas: “<em>Ini adalah ijma’ (kesepakatan ulama), aku tidak mengetahui adanya perbedaan dalam hal ini.</em>” (Shahih Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, hal. 359)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Selain itu ada pula pendapat berikutnya yang bukan merupakan pendapat Al-Imam Ahmad:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Keenam:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Boleh melihat wajah, dua telapak tangan dan dua telapak kaki si wanita, demikian pendapat Abu Hanifah dalam satu riwayat darinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><em><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketujuh:</span></span></em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> Boleh dilihat dari si wanita sampai ke tempat-tempat daging pada tubuhnya, demikian kata Al-Auza’i. (An-Nazhar fi Ahkamin Nazhar hal. 392,393, Fiqhun Nazhar hal. 77,78)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Imam Al-Albani rahimahullahu menyatakan bahwa riwayat yang ketiga lebih mendekati zahir hadits dan mencocoki apa yang dilakukan oleh para sahabat. (Ash-Shahihah, membahas hadits no. 99)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">4 Bagi orang yang punya kelapangan tentunya, sehingga <strong><em>jangan dipahami bahwa walimah harus dengan memotong kambing.</em></strong> Setiap orang punya kemampuan yang berbeda. (Syarhus Sunnah 9/135)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam walimah atas pernikahannya dengan <em>Shafiyyah, yang terhidang hanyalah makanan yang terbuat dari tepung dicampur dengan minyak samin dan keju</em> (HR. Al-Bukhari no. 5169).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sehingga hal ini menunjukkan boleh walimah tanpa memotong sembelihan. Wallahu ‘alam bish-shawab. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: navy; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Dikutip dari http://Asysyariah.com Penulis: Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim, Judul: Proses Syar’i Sebuah Pernikahan</span></div></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-23302170243989689662011-04-04T23:54:00.000-07:002011-04-04T23:54:20.688-07:00Bahagia Terletak Pada Sifat RidhoBAHAGIA belum tentu tersimpan di istana yang megah. Bahagia pada sepasang kekasih tentu ada pasang surutnya. Di manakah bahagia? Pada keluasan ilmu, rezeki dan pangkat, atau duduk bercengkerama dengan isteri dan anak-anak? Ternyata itu semua boleh juga menggoncang perasaan, memerah otak jadi lemah, badan kering dan layu, sakit di hati yang susah mengubatinya.<br />
Pakar motivasi menyatakan: “<em>Anda adalah apa yang anda fikirkan mengenai diri anda</em>“. Manakala hadits Rasulullah SAW memberi petua lagi bernas, sabdanya: “<em>Sungguh hebat keadaan orang mukmin, mereka sentiasa berkeadaan baik. Tidak terjadi yang demikian itu kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan ia bersyukur, hal ini adalah kebaikan. Dan jika ia ditimpa kesusahan ia bersabar, itu juga adalah kebaikan</em>.” (Hadits riwayat Imam Muslim).<br />
Semua baik, baik dan baik. Apa yang Allah pilih untuk kita adalah baik. Bila sakit obatnya adalah senyum dan ridho. Diuji dengan kekurangan harta tidak menjadi masalah bagi orang yang percaya bahawa bukankah selama ini Allah memberi lebih banyak daripada mengambil? Ibnu Mas’ud apabila ditanya: “<em>Apakah engkau bersedih kerana kehilangan sebelah kakimu</em>?” Beliau menjawab: “<em>Bukankah Allah telah meninggalkan untukku yang sebelah lagi</em>?”<br />
Orang banyak mengatakan: “<em>Bahagia itu adalah kepuasan hati</em>.” Tapi pernahkah kita berfikir bahawa manusia tidak akan pernah puas? Selagi mana ia berada di dunia ia pasti berhadapan dengan kekurangan. Kurang populer, kurang kaya, kurang cantik, kurang sehat dan pelbagai tuntutan nafsunya yang tidak akan pernah rasa dengan sempurna. Selami dasar hati anda, percayalah bahwa sesungguhnya bahagia itu ada pada sifat ridho.<br />
Ia bagaikan obat yang menyejukkan orang yang demam. Seperti rimbunan pohon di tengah panas yang terik, umpama hembusan angin yang sepoi-sepoi basah memujuk hati yang luka. Sesungguhnya apa-apa yang datang kepada kita adalah baik belaka kerana Allah SWT lebih mengetahui apa yang 'sesuai’ untuk kita. Dia yang memilih, yang Maha sempurna aturan-Nya, yang suci dari cacat cela atas segala pentadbiran-Nya. <span id="more-560"></span><br />
Sebagai manusia biasa ada kalanya kita ‘tidak terima’ dengan apa yang terjadi pada diri. Tapi biarlah perasaan itu dikawal pada paras hanya ‘terkejut’ di puncaknya, kemudian surut dengan perasaan reda atas ketentuan-Nya. Firman Allah bermaksud: “<em>Allah pun reda ke atas diri mereka dan mereka pun reda dengan pemberian-Nya</em>.” (Surah al-Bayyinah, ayat 8.)<br />
<strong><u>Ada dua rahasia yang terkandung dalam kalimah Allah itu, yaitu</u> :</strong><br />
<ul><li><strong>Pertama</strong> adalah ayat ini coba mengajak kita bahwa apa-apa yang datang kepada kita semuanya adalah hadiah pemberian Allah. Ujian itu sebenarnya hadiah yang paling mahal tetapi kadang-kadang manusia menganggap cuma nikmat yang paling berharga.</li>
<li><strong>Kedua</strong>, wujudnya hubungan kasih sayang antara Allah dan hamba-Nya. Sayang akan melahirkan ridho ke atas apa saja yang dilakukan oleh orang yang kita sayang. Kerana sayang, masakan isteri yang kurang garam terasa sedap juga. Kekasih yang menduga dan menyakiti hati kita terpaksa kita ridho sebab sayang.</li>
</ul>Tetapi mengapa pula kita merajuk jika Allah menguji kesetiaan cinta kita. Jika sakit mengeluh panjang, lupa dengan hari ketika ia sihat. Kalau rugi semua orang di amuk, di pejabat, di pasar, di rumah, di jalan raya semua terkena tempias kemarahannya. Rugi yang sedikit itu telah menutup kurniaan Allah yang banyak pada rezekinya selama ini. Betapa sengsaranya orang yang tiada sifat ridho.<br />
Hidup tidak tenang, dikejar rasa takut, hati rasa kosong padahal peti besinya penuh dengan duit. Segala hiburan dan perhiasan dunia memang boleh mendatangkan bahagia tapi bukan bahagia yang ‘diam’ dalam hati, ia cuma menempel sebentar didinding hati kemudian lenyap begitu cepat. Carilah bahagia yang hakiki di atas jalan yang telah dibentangkan oleh kekasih Allah, Muhammad SAW. Bahagia itu adalah reda. Cukup senang formulanya tetapi susah dilakukan kecuali oleh orang yang bijak mengawal perasaan lagi beriman.<br />
<strong><u>Tanda ridhdo ada tiga</u> :</strong><br />
<strong>Pertama</strong> adalah kata yang baik ketika menerima ujian Allah. <em>Innalillahi wainna ilaihi rajiun</em> (Kami adalah milik Allah dan kepada Allah kami akan dikembalikan). Bukan sumpah seranah dan maki hamun rasa tak puas hati.<br />
<strong>Kedua</strong>, ketika susah ingatlah dengan nikmat Allah yang banyak. Di situ anda akan berasa beruntung dengan apa yang ada pada diri.<br />
<strong>Ketiga</strong>, ikhtiar jangan berhenti. Ridho bukan bermakna menerima tanpa usaha. Itu adalah putus asa dan pesimis namanya. Tapi reda adalah semangat yang membangkitkan hati yang sedih, yang menajamkan akal fikiran, menguatkan hentakan kaki dan membuahkan idea yang bernas untuk berjaya. Jadilah orang yang bahagia dengan kekuatan yang tersimpan dalam mustika yang bernama reda kepada Allah.muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-40132356905630132612011-04-04T23:45:00.000-07:002011-04-04T23:45:27.846-07:00Tamu TerakhirSaudaraku,<br />
Tahukah siapa tamu terakhir yang akan mengunjungimu? Tahukah anda apa tujuan ia menziarahi dan menemuimu? Apakah hajatnya darimu?<br />
Ketahuilah! Ia tidak datang kerana dahagakan hartamu, atau kerana ingin menikmati hidangan lezat bersamamu, atau meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, atau memintamu memberikan sokongan kepada seseorang atau untuk menyelesaikan urusan yang tidak mampu ia selesaikan!!<br />
Tamu ini datang untuk satu urusan penting yang telah ditetapkan. Anda dan keluarga anda malah seluruh penduduk bumi ini tidak akan mampu menggagalkannya dalam misinya tersebut!<br />
Walaupun anda tinggal di istana-istana yang tinggi, berlindung di benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, dikawal dengan ketat, anda tidak dapat mencegahnya masuk untuk menemuimu dan menunaikan urusannya denganmu!!<br />
Untuk menemuimu, ia tidak perlu pintu masuk, atau meminta izin, dan membuat temu janji terlebih dahulu sebelum datang. Ia akan datang bila-bila dan dalam keadaan apapun; ketika kamu sedang sibuk ataupun lapang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya ataupun sedang melarat, ketika kamu sedang bemusafir atau pun tinggal di tempatmu!!<br />
Saudaraku! Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang lemah. Ia tidak akan terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh jeritanmu dan sahabat-sahabat yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu kesempatan untuk menilai semula perhitungan-perhitunganmu dan meninjau kembali urusanmu!<span id="more-561"></span><br />
Kalaupun kamu berusaha memberinya hadiah atau menyogoknya, ia tidak akan menerimanya sebab seluruh hartamu itu tidak berarti apa-apa baginya dan tidak membuatnya mundur dari tujuannya!<br />
Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia menginginkanmu semuanya bukan separuh badanmu! Ia ingin membinasakanmu! Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan mematikan tubuhmu! Dia lah malaikat maut!!!<br />
Allah s.w.t berfirman, artinya:<br />
“<em>Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang ditugaskan untuk (mencabut nyawa) mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan</em>.” (QS. As-Sajadah: 11)<br />
Dan firman-Nya, artinya:<br />
“<em>Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya</em>.” (QS. Al-An’am: 61)<br />
<strong>Kereta Usia</strong><br />
Tahukah kamu bahawa kunjungan Malaikat Maut merupakan sesuatu yang pasti? Tahukah kamu bahawa kita semua menjadi musafir di tempat ini? Sang musafir hampir mencapai tujuannya dan mengekang kendaraannya untuk berhenti?<br />
Tahukah kamu bahwa kepusingan kehidupan hampir akan terhenti dan ‘kereta usia’ sudah mendekati destinasi terakhirnya? Sebagian orang soleh mendengar tangisan seseorang atas kematian temannya, lalu ia berkata dalam hatinya, “<em>Aneh, kenapa ada kaum yang akan menjadi musafir menangisi musafir lain yang sudah sampai ke tempat tinggalnya</em>?”<br />
<strong>Berhati-hatilah!</strong><br />
Semoga anda tidak termasuk orang yang Allah s.w.t. sebutkan, mafhumnya:<br />
“<em>Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?</em>” (QS. Muhammad: 27)<br />
Atau firman-Nya, mafhumnya:<br />
<em>“(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Ada, sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. “Maka masuklah ke pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.</em>” (QS. An-Nahl: 28-29)<br />
Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut kepadamu akan mengakhiri hidupmu? Menyudahi aktivitasmu? Dan menutup lembaran-lembaran amalmu?<br />
Tahukah kamu, setelah kunjungan-nya itu kamu tidak akan dapat lagi melakukan satu kebaikan pun? Tidak dapat melakukan shalat dua raka’at? Tidak dapat membaca satu ayat pun dari kitab-Nya? Tidak dapat bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar walau pun sekali? Tidak dapat berpuasa walaupun sehari? Bersedekah dengan sesuatu meskipun sedikit? Tidak dapat melakukan haji dan umrah? Tidak dapat berbuat baik kepada kerabat atau pun tetangga?<br />
‘Kontrak’ amalmu sudah berakhir dan engkau hanya menunggu perhitungan dan pembalasan atas kebaikan atau keburukanmu!!<br />
Allah s.w.t. berfirman, artinya:<br />
“<em>(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikan lah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan</em>.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)<br />
<strong>Persiapkanlah Dirimu!</strong><br />
Mana persiapanmu untuk menemui Malaikat Maut? Mana persiapanmu untuk menyongsong huru-hara setelahnya; di alam kubur ketika menghadapi pertanyaan, ketika di Padang Mahsyar, ketika hari Hisab, ketika ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran amal kebaikan, ketika melintasi Shirathol Mustaqim dan berdiri di hadapan Allah Al-Jabbar?<br />
Dari ‘Adi bin Hatim r.a. dia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda,<br />
“<em>Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak ada penterjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan mukanya. Kerana itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik</em>.” (Muttafaqun ‘alaih)<br />
<strong>Hitungkanlah Dirimu!</strong><br />
Saudaraku, bermuhasabahlah ke atas dirimu di saat masa lapang mu, fikirkanlah betapa cepat akan berakhirnya masa hidupmu, bekerjalah dengan sungguh-sungguh di masa lapangmu untuk masa sulit dan keperluanmu, renungkanlah sebelum melakukan suatu pekerjaan yang kelak akan dicatit di lembaran amalmu.<br />
Di mana harta benda yang telah kau kumpulkan? Apakah ia dapat menyelamatkanmu dari cubaan dan huru-hara itu? Sungguh, tidak! Kamu akan meninggalkannya untuk orang yang tidak pernah menyanjungmu dan maju dengan membawa dosa kepada Yang tidak akan bertolak ansur denganmu!muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-79142444289672063412011-04-04T23:35:00.000-07:002011-04-04T23:35:24.465-07:00JIWA YANG TENTRAMJIWA yang sehat dan tenteram memiliki beberapa tanda, sebagaimana yang disebutkan oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah di dalam kitab <em>‘Ighatsatul Lahfan min Mashayid asy-Syaithan’</em>. Diantara tanda-tanda tersebut adalah mampu memilih segala sesuatu yang bermanfaat dan memberikan ketenteraman kepada jiwanya. Dia tidak memilih perkara-perkara yang berbahaya atau yang menjadikan jiwanya sakit atau menderita. Tanda jiwa yang sakit adalah sebaliknya.<br />
<a href="http://nurjeehan.wordpress.com/2007/05/26/jiwa-yang-tenteram/beautifulwaterfallsjpg/" rel="attachment wp-att-601" title="beautifulwaterfalls.jpg"><img align="right" alt="beautifulwaterfalls.jpg" border="0" src="http://nurjeehan.files.wordpress.com/2007/06/beautifulwaterfalls.jpg?w=570" /></a><strong>Santapan jiwa yang paling bermanfaat adalah keimanan dan ubat yang paling mujarab adalah al-Quran. Selain itu, jiwa yang sihat memiliki sifat sebagaimana berikut </strong>:<br />
<ul><li><strong>Matlamatnya Akhirat</strong></li>
</ul>Jiwa yang sehat bergerak dari dunia menuju ke akhirat dan seakan-akan telah sampai di sana. Sehingga dia merasa seperti telah menjadi penghuni akhirat dan putera-puteri akhirat. Dia datang dan berada di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing, yang mengambil sekadar keperluannya, untuk segera kembali ke negeri asalnya. Nabi s.a.w bersabda,<br />
“<em>Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau (musafir) yang melalui suatu jalan</em>.” (HR. al-Bukhari)<br />
Bila jiwa seseorang itu sihat, dia akan mengembara menuju akhirat dan menghampirinya, sehingga seakan-akan dia telah menjadi penghuninya. Sedangkan bila jiwa tersebut sakit, maka dia akan terlena dengan dunia dan menganggapnya sebagai negerinya yang kekal, sehingga jadilah dia hamba kepadanya.<br />
<ul><li><strong>Keinginan Menuju Allah s.w.t.</strong></li>
</ul>Di antara tanda tenteramnya jiwa ialah selalu mendorong seseorang untuk kembali kepada Allah s.w.t. dan tunduk kepada-Nya. Dia bergantung hanya kepada Allah, mencintai-Nya sebagaimana seseorang mencintai kekasihnya. Tidak ada kehidupan, kebahagiaan, kenikmatan, kesenangan kecuali hanya dengan ridha Allah, merasa dekat dan rasa jinak terhadap-Nya. Merasa tenang dan tenteram dengan Allah, berlindung kepada-Nya, bahagia bersama-Nya, bertawakal hanya kepada-Nya, yakin, berharap dan takut hanya kepada Allah.<span id="more-562"></span><br />
Maka jiwa tersebut akan selalu mengajak dan mendorong pemiliknya untuk mecari ketenangan dan ketenteraman bersama Ilah sembahannya. Tatkala itulah ruh benar-benar merasa kehidupan dan kenikmatan dan menjadikan hidupnya lain daripada yang lain, bukan kehidupan yang penuh dengan kelalaian dan berpaling dari tujuan penciptaan manusia. Untuk tujuan menghamba kepada Allah s.w.t inilah syurga dan neraka diciptakan, para rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan.<br />
Abul Husain al-Warraq berkata, “<em>Hidupnya jiwa adalah dengan mengingat Zat Yang Maha Hidup dan Tidak Pernah Mati, dan kehidupan yang nikmat adalah kehidupan bersama Allah, bukan selain-Nya</em>.”<br />
Oleh kerana itu terputusnya hubungan seseorang dengan Allah s.w.t. adalah lebih dahsyat kepada orang-orang arif yang mengenal Allah daripada kematian, kerana terputus dari Allah adalah terputus dari al-Haq, sedang kematian adalah terputus dari sesama manusia.<br />
<ul><li><strong>Tidak Bosan Berzikir</strong></li>
</ul>Diantara tanda sehatnya jiwa adalah tidak pernah bosan untuk berzikir mengingat Allah s.w.t. Tidak pernah merasa jemu untuk mengabdi kepada-Nya, tidak terlena dan asyik dengan selain dari Nya, kecuali kepada orang yang menunjukkan jalan kepada Nya, orang yang mengingatkan dia kepada Allah s.w.t. atau saling mengingatkan dalam kerangka berzikir kepada-Nya.<br />
<ul><li><strong>Menyesal jika Tertinggal dari Berzikir</strong></li>
</ul>Jiwa yang sehat akan rasa menyesal, merasa sedih dan sakit melebihi sedihnya seorang bakhil yang kehilangan hartanya jika tertinggal atau terlupa berzikir.<br />
<ul><li><strong>Rindu Untuk Beribadah</strong></li>
</ul>Jiwa yang sihat selalu rindu untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah s.w.t. , sebagaimana rindunya seorang yang lapar terhadap makanan dan minuman.<br />
<ul><li><strong>Khusyu’ Dalam Solat</strong></li>
</ul>Jiwa yang sehat akan meninggalkan segala keinginan dan sesuatu yang bersifat keduniaan ketika sedang menunaikan sholat. Sangat berhati-hati dalam masalah sholat dan bersegera melakukannya, serta memperolehi ketenangan dan kenikmatan di dalam solat tersebut. Baginya sholat merupakan kebahagiaan dan penyejuk hati dan jiwa.<br />
<ul><li><strong>Keinginannya Hanya kepada Allah</strong></li>
</ul>Jiwa yang sihat, keinginannya hanya satu, iaitu kepada segala sesuatu yang diredhai Allah s.w.t..<br />
<ul><li><strong>Menjaga Waktu</strong></li>
</ul>Di antara tanda sehatnya jiwa adalah merasa sayang jika waktunya hilang dengan sia-sia, melebihi sayang seorang yang kikir terhadap hartanya.<br />
<ul><li><strong>Muhasabah dan Memperbaiki Diri</strong></li>
</ul>Jiwa yang sehat senantiasa memberi perhatian untuk terus memperbaiki amal, melebihi perhatian terhadap amal itu sendiri. Dia terus bersemangat untuk meningkatkan keikhlasan dalam beramal, mengharap nasihat, mutaba’ah dan ihsan (seakan-akan melihat Allah s.w.t. dalam beribadah, atau selalu merasa dilihat Allah). Di samping itu dia selalu memperhatikan pemberian dan nikmat dari Allah s.w.t. serta kekurangan dirinya di dalam memenuhi hak-hak-Nya.<br />
Demikian di antara beberapa tanda yang menunjukkan sehatnya jiwa seseorang.<br />
Dapat disimpulkan bahwa jiwa yang sihat dan tenteram adalah qalbu yang himmah (keinginannya) kepada sesuatu yang menuju Allah s.w.t. , mencintai-Nya dengan sepenuhnya, menjadikan-Nya sebagai matlamat. Jiwa raganya untuk Allah, amalan, tidur, bangun dan bicaranya hanyalah untuk-Nya. Dan ucapan tentang segala yang diredhai Allah lebih dia sukai daripada segala pembicaraan yang lain, fikirannya selalu tertuju kepada apa saja yang diridhoi dan dicintai-Nya.<br />
Berkhalwah (menyendiri) untuk mengingat Allah ta'ala lebih dia sukai daripada bergaul dengan orang, kecuali dalam pergaulan yang dicintai dan diridhoi-Nya. Kebahagiaan dan ketenangannya adalah bersama Allah, dan ketika dia mendapati dirinya berpaling kepada selain Allah, maka dia segera mengingat firman-Nya,<br />
”<em>Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya.</em>¨ (QS. 89:27-28)<br />
Dia selalu mengulang-ulang ayat tersebut, dengan harapan dia akan mendengarnya nanti pada hari Kiamat dari Rabbnya. Maka akhirnya jiwa tersebut di hadapan Ilah dan Sesembahannya yang Haq akan terwarna dengan sibghah (celupan) sifat kehambaan. Sehingga jadilah dia abdi sejati sebagai di segi sifat dan karakternya, ibadah adalah nikmat bukannya beban yang memberatkan. Dia melakukan ibadah dengan rasa gembira, cinta dan rasa dekat kepada Rabbnya.<br />
Ketika diajukan kepadanya perintah atau larangan dari Rabbnya, maka hatinya berkata, “<em>Aku sambut panggilan-Mu, aku penuhi dengan suka cita, sesungguhnya aku mendengar, taat dan akan melaksanakannya. Engkau berhak dan layak mendapat semua itu, dan segala puji kembali hanya kepada-Mu</em>.¨<br />
Apabila ada takdir menimpanya maka dia mengatakan, ” <em>Ya Allah, aku adalah hamba-Mu, miskin dan memerlukan-Mu, aku hamba-Mu yang fakir, lemah tidak berdaya. Engkau adalah Rabbku yang Maha Mulia dan Maha Penyayang. Aku tidak mampu untuk bersabar jika Engkau tidak menolongku untuk bersabar, tidak ada kekuatan bagiku jika Engkau tidak membantuku dan memberiku kekuatan. Tidak ada tempat bersandar bagiku kecuali hanya kepada-Mu, tidak ada yang dapat memberikan pertolongan kepadaku kecuali hanya Engkau. Tidak ada tempat berpaling bagiku dari pintu-Mu, dan tidak ada tempat untuk lari dari-Mu.</em>¨<br />
Dia mempersembahkan segalanya hanya untuk Allah s.w.t, dan dia hanya bersandar kepada-Nya. Apabila ditimpa sesuatu yang tidak disukai maka dia berkata, “<em>Rahmat telah dihadiahkan untukku, ubat yang sangat bermanfaat dari Zat Pemberi Kesembuhan yang mengasihiku.</em>” Jika dia kehilangan sesuatu yang dia sukai, maka dia berkata, “<em>Telah disingkirkan keburukan dari sisiku.</em>“<br />
Semoga Allah s.w.t memperbaiki jiwa kita semua, dan menjaganya dari penyakit-penyakit yang merusak dan membinasakan, Amin.muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-63858249015170333082011-04-04T23:23:00.000-07:002011-04-04T23:23:06.241-07:00Bahaya Dan Akibat Buruk ZinaZINA merupakan kejahatan yang sangat besar yang memberi kesan amat buruk kepada penzina itu sendiri, khususnya dan kepada seluruh umat amnya. Di zaman sekarang di mana banyaknya saluran dan media yang berusaha menyeret kearah perbuatan keji ini, maka amat perlu untuk setiap orang mengetahui bahaya dan akibat buruk yang timbul dari dosa zina. Kita semua hendaklah lebih berhati-hati dan berwaspada agar tidak terjerumus, hatta, walaupun hanya mendekatinya.<br />
<strong><u>Di antara akibat buruk dan bahaya tersebut adalah</u> :</strong><br />
<ul><li>Dalam zina terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya agama si penzina, hilangnya sikap wara’ (menjaga diri dari dosa), buruk keperibadian dan hilangnya rasa cemburu.</li>
</ul><ul><li>Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu merupakan suatu hal yang amat diambil berat dan perhiasan yang sangat indah khasnya bagi wanita.</li>
</ul><ul><li>Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.</li>
</ul><ul><li>Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.</li>
</ul><ul><li>Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.</li>
</ul><ul><li>Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Allah mahupun sesama manusia.</li>
</ul><ul><li>Allah akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terkawal.</li>
</ul><ul><li>Pezina akan dipandang oleh manusia dengan pandangan mual dan tidak percaya.</li>
</ul><ul><li>Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dihidu oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.</li>
</ul><ul><li>Kesempitan hati dan dada selalu meliputi para pezina. Apa yang ia dapati dalam kehidupan ini adalah sebalik dari apa yang diingininya. Ini adalah kerana, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat kepada Allah maka Allah akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Allah tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.<span id="more-563"></span></li>
</ul><ul><li>Penzina telah mengharamkan dirinya untuk mendapat bidadari yang jelita di syurga kelak.</li>
</ul><ul><li>Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, derhaka kepada orang tua, pekerjaan haram, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan sihir serta dosa-dosa besar yang lain. Zina biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.</li>
</ul><ul><li>Zina menghilangkan harga diri pelakunya dan merosakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang berpanjangan bukan sahaja kepada pelakunya malah kepada seluruh keluarganya.</li>
</ul><ul><li>Aib yang dicontengkan kepada pelaku zina lebih membekas dan mendalam daripada asakan akidah kafir, misalnya, kerana orang kafir yang memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa kerana walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeza dengan orang yang tidak pernah melakukannya.</li>
</ul><ul><li>Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia mengugurkan kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang tidak berdosa . Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan melakukan kecurangan sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak warisan mereka tanpa disedari siapa dia sebenarnya. Amat mengerikan, <em>naudzubillah min dzalik</em>.</li>
</ul><ul><li>Perzinaan akan melahirkan generasi individu-individu yang tidak ada asal keturunan (nasab). Di mata masyarakat mereka tidak memiliki status sosial yang jelas.</li>
</ul><ul><li>Pezina laki-laki bererti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita.</li>
</ul><ul><li>Zina dapat menyemai permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya.</li>
</ul><ul><li>Perzinaan sangat mempengaruhi jiwa kaum keluarganya di mana mereka akan merasa jatuh martabat di mata masyarakat, sehingga kadang-kadang menyebabkan mereka tidak berani untuk mengangkat muka di hadapan orang lain.</li>
</ul><ul><li>Perzinaan menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti aids, siphilis, dan gonorhea atau kencing bernanah.</li>
</ul><ul><li>Perzinaan menjadikan sebab hancurnya suatu masyarakat yakni mereka semua akan dimusnahkan oleh Allah akibat dosa zina yang tersebar dan yang dilakukan secara terang-terangan.</li>
</ul><strong><u>HUKUMAN ZINA</u></strong><br />
Demikianlah besarnya bahaya dosa zina, sehingga Ibnul Qayyim, ketika mengulas tentang hukuman bagi penzina, berkata: “<em>Allah telah mengkhususkan hadd (hukuman) bagi pelaku zina dengan tiga kekhususan iaitu</em>:<br />
<ul><li><strong>Pertama</strong>, hukuman mati secara hina (rejam) bagi pezina kemudian diringankan (bagi yang belum nikah) dengan dua jenis hukuman, hukuman fizikal yakni dirotan seratus kali dan hukuman mental dengan diasingkan selama satu tahun.</li>
</ul><ul><li><strong>Kedua</strong>, Allah secara khusus menyebutkan larangan merasa kasihan terhadap penzina. Umumnya sifat kasihan adalah diharuskankan bahkan Allah itu Maha Pengasih namun rasa kasihan ini tidak boleh sehingga menghalang dari menjalankan syariat Allah. Hal ini ditekankan kerana orang biasanya lebih kasihan kepada penzina daripada pencuri, perompak, pemabuk dan sebagainya. Di samping itu penzinaan boleh dilakukan oleh siapa sahaja termasuk orang kelas atasan yang mempunyai kedudukan tinggi yang menyebabkan orang yang menjalankan hukuman merasa enggan dan kasihan untuk menjalankan hukuman.</li>
</ul><ul><li><strong>Ketiga</strong>, Allah memerintahkan agar pelaksanaan hukuman zina disaksikan oleh orang-orang mukmin dengan maksud menjadi pengajaran dan memberikan kesan positif bagi kebaikan umat.</li>
</ul><strong><u>BEBERAPA PERKARA PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN</u></strong><br />
Orang yang berzina dengan banyak pasangan lebih besar dosanya daripada yang berzina hanya dengan satu orang, demikian juga orang yang melakukanya berkali-kali dosanya lebih besar daripada yang melakukannya hanya sekali.<br />
<ul><li>Penzina yang berani melakukan maksiat ini dengan terang-terangan lebih buruk daripada mereka yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi.</li>
</ul><ul><li>Berzina dengan wanita yang bersuami lebih besar dosanya daripada dengan wanita yang tidak bersuami kerana adanya unsur perbuatan zalim (terhadap suami wanita), boleh menyalakan api permusuhan dan merosak keutuhan rumah tangganya.</li>
</ul><ul><li>Berzina dengan jiran lebih besar dosanya daripada orang yang jauh rumahnya.</li>
</ul><ul><li>Berzina dengan wanita yang sedang ditinggalkan suami kerana perang (jihad) lebih besar dosanya daripada dengan wanita lain.</li>
</ul><ul><li>Berzina dengan wanita yang ada pertalian darah atau mahram lebih jahat dan hina daripada dengan yang tidak ada hubungan mahram.</li>
</ul><ul><li>Ditinjau dari segi waktu maka berzina di bulan Ramadhan, baik siangnya ataupun malamnya, lebih besar dosanya daripada waktu-waktu lain.</li>
</ul><ul><li>Kemudian dari segi tempat dilakukannya, maka berzina di tempat-tempat suci dan mulia lebih besar dosanya deripada tempat yang lain.</li>
</ul><ul><li>Pezina muhson (yang sudah bersuami atau beristeri) lebih hina daripada gadis atau jejaka, orang tua lebih buruk daripada pemuda, orang alim lebih buruk daripada yang jahil dan orang yang berkemampuan (terutama dari segi ekonomi) lebih buruk deripada orang fakir atau lemah.</li>
</ul><strong><u>BERTAUBAT</u></strong><br />
Bertaubat ini bukan khusus hanya kepada penzina, bahkan kepada sesiapa sahaja yang menunjukkan jalan untuk terjadinya zina, membantu dan memberi peluang kepada pelakunya dan siapa saja yang ikut terlibat di dalamnya. Hendaknya mereka semua segera kembali dan bertaubat dengan sungguh-sungguh, menyesali apa yang pernah dilakukannya dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak kembali melakukannya. Dan yang paling penting adalah memutuskan hubungun dengan siapa sahaja dan apa sahaja yang boleh menarik ke arah perbuatan keji tersebut. Dengan demikian diharapkan Allah akan menerima taubat itu dan mengampuni segala dosa yang pernah dilakukan, dan ingatlah, tidak ada istilah ‘putus asa’ dalam mencari rahmat Allah.<br />
Allah berfirman, mafhumnya:<br />
“<em>Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang</em>. ” (QS. 25:68-70)muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-58968527256298390522011-04-04T05:11:00.000-07:002011-04-04T05:11:48.063-07:00MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN DARI TANAH<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Bismillahhrirrahmannirrahim....<br />
<br />
Non-Muslim berkata bahwa Al-Qur'an terdapat pertentangan...<br />
<br />
diantaranya...<br />
<br />
Dari manakah manusia itu diciptakan? Dari Segumpal Darah (Qs.96:1-2).<br />
<br />
Hal ini bertentangan dgn:<br />
<br />
* Manusia diciptakan dari air (Qs.21:30, 24:45, 25:54).<br />
<br />
* Manusia diciptakan dari tanah liat kering yg berasal dari Lumpur hitam (Qs.15:26).<br />
<br />
* Manusia diciptakan dari debu tanah (Qs.3:59, 30:20, 35:11).<br />
<br />
* Manusia diciptakan dari bahan yg tidak ada sama sekali (Qs.19:67).<br />
<br />
* Manusia diciptakan dari bumi (Qs.11:61).<br />
<br />
* Manusia diciptakan dari mani/sperma (Qs.75:37).<br />
<br />
<br />
Mari kita coba jelaskan , Yang Insya Allah dengan bantuan Allah ta'ala....<br />
<br />
<br />
Penciptaan manusia ada 4 macam:<br />
(1) Langsung dari tanah dan unsur-unsurnya (Adam),<br />
(2) dari seorang laki-laki (Hawa),<br />
(3) dari seorang perempuan saja (Isa Al-Masih), dan<br />
(4) dari hasil hubungan antara laki-laki dan perempuan (bani Adam pada umumnya).<br />
<br />
<br />
Quran 19:<br />
9. Tuhan berfirman: "Demikianlah." Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku CIPTAKAN KAMU (Zakariya) sebelum itu, padahal KAMU (DI WAKTU ITU) BELUM ADA SAMA SEKALI."<br />
67. Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah MENCIPTAKANNYA dahulu, sedang IA TIDAK ADA SAMA SEKALI?<br />
<br />
<br />
Quran 24:45.<br />
Dan Allah telah MENCIPTAKAN SEMUA JENIS HEWAN DARI AIR, maka sebagian dari hewan itu ada yg berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dgn dua kaki sedang sebagian (yg lain) berjalan dgn empat kaki. Allah menciptakan apa yg dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.<br />
<br />
<br />
DARI AIR = MIN MAA-IN<br />
<br />
<br />
Quran 25:54.<br />
Dan Dia (pula) yg MENCIPTAKAN MANUSIA DARI AIR lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.<br />
<br />
<br />
DARI AIR = MINAL MAA-I<br />
<br />
Quran 11:61.<br />
Dan kpd Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah MENCIPTAKAN KAMU DARI BUMI (TANAH) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kpd-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."<br />
<br />
<br />
DARI BUMI (TANAH) = MINAL ARDHI<br />
<br />
<br />
Quran 30:20.<br />
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia MENCIPTAKAN KAMU DARI TANAH, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yg berkembang biak.<br />
<br />
Quran 3:59.<br />
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah MENCIPTAKAN ADAM DARI TANAH, kemudian Allah berfirman kpdnya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.<br />
<br />
<br />
DARI TANAH = MIN TURAABIN<br />
<br />
<br />
Quran 37:11.<br />
Maka tanyakanlah kpd mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yg lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yg telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah MENCIPTAKAN MEREKA DARI TANAH LIAT.<br />
<br />
<br />
DARI TANAH LIAT = MIN THIINIL LAAZIB<br />
<br />
<br />
Quran 15:26.<br />
Dan sesungguhnya Kami telah MENCIPTAKAN MANUSIA (ADAM) dari TANAH LIAT KERING (yg berasal) dari LUMPUR HITAM YG DIBENTUK. 27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yg sangat panas. 28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kpd para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari TANAH LIAT KERING (yg berasal) dari LUMPUR HITAM YG DIBERI BENTUK”.<br />
<br />
<br />
TANAH LIAT KERING (yg berasal) dari LUMPUR HITAM YG DIBENTUK = MIN SHALSHAALIN MIN HAMA-IN MASNUUN<br />
<br />
<br />
Quran 55:14.<br />
Dia MENCIPTAKAN MANUSIA DARI TANAH KERING SEPERTI TEMBIKAR, 15. dan Dia menciptakan jin dari nyala api.<br />
<br />
<br />
DARI TANAH KERING SEPERTI TEMBIKAR = MIN SHALSHAALIN KAL-FAKHKHAAR<br />
<br />
<br />
Quran 75:<br />
36. Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?<br />
37. Bukankah dia dahulu SETETES MANI YG DITUMPAHKAN (ke dlm rahim),<br />
38. kemudian MANI ITU MENJADI SEGUMPAL DARAH, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya,<br />
39. lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.<br />
<br />
<br />
SETETES MANI YG DITUMPAHKAN = NUTHFATAN MIN MANIYYIN YUMNA<br />
<br />
SEGUMPAL DARAH = ‘ALAQAH<br />
<br />
<br />
Quran 96:<br />
1. Bacalah dgn (menyebut) nama Tuhanmu Yg menciptakan,<br />
2. Dia telah MENCIPTAKAN MANUSIA DARI SEGUMPAL DARAH.<br />
<br />
<br />
DARI SEGUMPAL DARAH = MIN ‘ALAQATIN<br />
<br />
<br />
Quran 23:<br />
12. dan Sesungguhnya Kami telah MENCIPTAKAN MANUSIA DARI SUATU SARIPATI (BERASAL) DARI TANAH<br />
13. kemudian Kami jadikan SARIPATI ITU AIR MANI (yg disimpan) dlm tempat yg kokoh (rahim).<br />
14. kemudian AIR MANI ITU KAMI JADIKAN SEGUMPAL DARAH, lalu SEGUMPAL DARAH ITU KAMI JADIKAN SEGUMPAL DAGING, dan SEGUMPAL DAGING itu KAMI JADIKAN TULANG BELULANG, lalu TULANG BELULANG KAMI BUNGKUS DGN DAGING, kemudian Kami jadikan Dia makhluk yg (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yg paling baik.<br />
<br />
<br />
DARI SUATU SARIPATI (BERASAL) DARI TANAH = MIN SALSAALATIN MIN THIIN<br />
<br />
<br />
Quran 15:29.<br />
Maka apabila Aku telah MENYEMPURNAKAN KEJADIANNYA, dan telah MENIUPKAN KE DLMNYA RUH (CIPTAAN)-KU, maka tunduklah kamu kpdnya dgn bersujud.<br />
<br />
<br />
Ayat-ayat ttg penciptaan manusia di atas TIDAK SALING BERTENTANGAN tetapi SALING MELENGKAPI. Ayat-ayat tersebut menerangkan sepotong-sepotong ttg PROSES PENCIPTAAN MANUSIA.<br />
<br />
<br />
Penciptaan manusia Adam dapat diringkaskan sebagai berikut:<br />
<br />
TIDAK ADA => AIR => BUMI => TANAH => LUMPUR HITAM YG DIBENTUK => TANAH LIAT => TANAH KERING SEPERTI TEMBIKAR => DITIUPKAN RUH => MANUSIA ADAM<br />
<br />
<br />
Sedangkan penciptaan manusia bani Adam dapat diringkaskan sebagai berikut:<br />
<br />
TIDAK ADA => SARIPATI TANAH (MAKANAN YG DIMAKAN OLEH CALON AYAH) => AIR MANI DLM RAHIM => SEGUMPAL DARAH => SEGUMPAL DAGING => TULANG BELULANG => TULANG DAN DAGING => MAKHLUK LAIN (JANIN YG SEMPURNA) => BANI ADAM<br />
<br />
K.H. Bahaudin Mudhary menerangkan apa yg dimaksud oleh ayat-ayat (Quran 55:14 = SHALSHAAL & FAKHKHAAR, 15:28 = SHALSHAALIN & HAMA-IN, 32:7 = THIIN, 37:11 = THIINIL LAAZIB 3:59, 15:29 = ROH DARI ALLAH) kpd Antonius Widuri sebagai berikut:<br />
<br />
AW: Kami telah membaca ayat-ayat Al-Quran mengenai asal kejadian manusia dlm kitab terjemahan Al-Quran bahasa Indonesia, dlm sebuah surat yg nampaknya antara satu ayat dgn ayat yg lain ada berselisihan sehingga timbul dlm pikiran saya bukan Bibel saja yg berselisih ayat-ayatnya, tetapi kitab Al-Quran demikian juga.<br />
<br />
BM: Silahkan saudara sebutkan ayat-ayat Al-Quran yg akan ditanyakan, Insya Allah yg diragukan oleh saudara itu akan terhapus.<br />
<br />
AW: Baiklah, Saya mencatat ayat-ayatnya, saya akan baca. Dikitab Al-Quran:<br />
<br />
1. Surat Ar-Rahman ayat 14 menyebutkan bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari TANAH YG DIBAKAR.<br />
<br />
2. Di surat Al-Hijr ayat 28 menyebutkan: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kpd Malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari TANAH KERING DAN LUMPUR HITAM YG BERBENTUK (berupa)."<br />
<br />
3. Disurat As-Sajadah ayat 7 menyebutkan: "dan Tuhan menciptakan manusia dari TANAH."<br />
<br />
4. Di Surat Ash-Shafaat ayat 11 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku (Allah) menciptakan manusia berasal dari TANAH LIAT."<br />
<br />
5. Disurat Ali Imran ayat 59 menyebutkan: "Sesungguhnya Aku menciptakan manusia daripada TANAH."<br />
<br />
Lima ayat yg saya sebutkan ini antara satu dgn ayat yg lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari "tanah,"di ayat keempat menyebutkan daripada "tanah liat." Di ayat kelima menyebutkan dari pada "tanah." Bukankah ayat-ayat Al-Quran nyata-nyata berselisihan antara yg satu dgn yg lain.<br />
<br />
BM: Ya, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan saudara. Teruskan pertanyaan saudara.<br />
<br />
AW: Kami ingin bertanya; yg manakah yg benar tentang asal kejadian manusia itu. Apakah dari TANAH YG DIBAKAR, apakah dari TANAH KERING DAN LUMPUR, atau dari pada TANAH BIASA, atau dari TANAH LIAT kah?. Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al-Quran terdapat perselisihan antara satu ayat dgn ayat yg lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Bibel saja terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dgn jelas dan tepat.<br />
<br />
BM: Di kitab Al-Quran ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian. Agar diketahui juga oleh saudara-saudara yg hadir disini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana yg saudara bacakan artinya tadi.<br />
<br />
1. Di Surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan manusia seperti TEMBIKAR, (tanah yg dibakar)." Yg dimaksudkan dgn kata "Shal-shal" di ayat ini ialah: Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau OKSIGEN.<br />
<br />
2. Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar," yg maksudnya ialah "Zat Arang" atau CARBONIUM.<br />
<br />
3. Di surat Al Hijr, ayat 28: "Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kpd malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari TANAH KERING DAN LUMPUR HITAM YG BERBENTUK (berupa)" . Di ayat ini. Tersebut juga "shal-shal," telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau NITROGENIUM.<br />
<br />
4. Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada 'TANAH'." Yg dimaksud dgn kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau HIDROGENIUM.<br />
<br />
5. Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari pada TANAH LIAT." Yg dimaksud dgn kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau FERRUM.<br />
<br />
6. Di Surat Ali Imran ayat 59: "Dia (Allah) menjadikan Adam dari TANAH kemudian Allah berfirman kpdnya 'jadilah engkau,' lalu berbentuk manusia." Yg dimaksud dgn kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yg terdapat di dlm tanah" yg dinamai "ZAT-ZAT ANORGANIS"<br />
<br />
7. Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan RUH-KU kpdnya (Ruh daripada-Ku)."<br />
<br />
Ketujuh ayat Al-Quran yg saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kpdnya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yg keenam tentang kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yg terdapat didlm tanah yg dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dgn "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air). Jelasnya adalah persenyawaan antara: Fachchar (Carbonium = zat arang) dlm surat Ar Rahman ayat 14. Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dlm surat Ar Rahman ayat 14. Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dlm surat Al Hijr ayat 28. Thien (Hidrogenium = Zat Air) dlm surat As Sajadah, ayat 7. Kemudian bersenyawa dgn zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan Mangaan, yg disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dlm surat As Shafaat ayat 11. Dlm proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yg dinamai protein. Inilah yg disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dlm surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yg terpandang penting ialah "Zat Kalium," yg banyak terdapat dlm jaringan tubuh, teristimewa di dlm otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dlm proses hayati, yakni dlm pembentukan badan halus. Dgn berlangsungnya "Proteinisasi," menjelmakan "proses penggantian" yg disebut "Substitusi." Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yg mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis. Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yg berasal dari tanah. Maka dgn mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yg terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam). Sedangkan tentang rohani (abstract wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yg serba rohaniah pula, yg sangat erat hubungannya dgn ilmu Metafisika. Cukup jelas tentang ayat-ayat Al-Quran yg saudara sangka berselisih antara satu ayat dgn ayat yg lain dlm hal kejadian manusia (Adam), pada hakikatnya bukanlah berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam (visible), hingga pada badan halusnya (invisible), sampai berujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al-Quran yg saya sampaikan pada saudara? Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses asal kejadian tubuh rohani dari segi ilmu metafisika.”<br />
<br />
Kesimpulan: Allah menjelaskan kpd kita bahwa manusia secara umum diciptakan dari air/H2O, setitik sperma, segumpal darah, segumpal daging, dan seterusnya (al. QURAN 23:14). Secara khusus manusia pertama Adam diciptakan dari persenyawaan: tanah keras seperti tembikar/oksigenium dan zat arang/carbonium (QURAN 55:14), tanah kering dan lumpur hitam/nitrogenium (QURAN 15:28), "thin"/tanah/hidrogenium (QURAN 32:7), tanah liat/ferum (QURAN 37:11), "turab"/tanah/zat anorganik (QURAN 3:59), dan setelah sempurna bentuknya diberikan roh (QURAN 15:29). Hawa diciptakan dari bagian tubuh Adam (QURAN 4:1). Isa/Yesus diciptakan hanya dengan kalimat "Kun" di dlm rahim Maryam (QURAN 3:45,59). Sedangkan QURAN 19:67 berbicara tentang penciptaan roh manusia yg mendahului penciptaan fisik manusia (sebagai perbandingan, baca kembali nubuat-nubuat Perjanjian Lama, khususnya mengenai ramalan kedatangan seorang nabi yg seperti Musa [Ulangan 18:18], tentu saja, roh nabi ini sudah ada sebelum fisiknya).<br />
<br />
Maha suci Allah dengan segala firmannya...<br />
<br />
selalu ada jawaban meski kalian mencari-cari kesalahan dalam Islam!<br />
<br />
semoga bermanfaat....<br />
<br />
wassalam....<br />
<div class="photo photo_none"><div class="photo_img"><img class="img" src="http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash1/181984_139173239481368_107596152639077_272561_7197305_n.jpg" style="width: 493px;" /></div></div></div></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-87356200094441882542011-04-02T11:50:00.001-07:002011-04-02T11:50:13.384-07:00Kesempurnaan Seorang Wanita (2)<strong>Dakwatuna.com – </strong>Hari Ahad pagi. Lelaki itu sendirian di rumahnya. Istrinya tadi ijin untuk mengisi ta’lim rutin pekanan. Ia pergi dengan membawa kedua putra angkat mereka. Lelaki itu tadi sudah menawarkan untuk mengantarkannya seperti biasa. Tapi istrinya menolak karena mungkin agendanya kali ini cukup lama. Apalagi lelaki itu harus mengisi ta’lim pukul 10 pagi ini, jadi wanita itu tidak mau jika suaminya sampai terlambat datang nanti. <br />
Lelaki itu baru saja selesai dhuha dan memurajaah hafalannya. Masih ada waktu satu jam sebelum ia pergi ke ta’lim yang tempatnya tak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Tiba-tiba lintasan mimpinya semalam berkelebat di ruang pikirnya. Ah, kenapa tiba-tiba ia memimpikan perempuan itu lagi? Dan petikan memori tentang sebuah mozaik kelabu dalam perjalanan hidupnya pun membuka dengan terang pagi itu. Dan tanpa sadar ia mulai menapaktilas atsar-atsarnya yang digoreskan sang waktu dalam episode bernama masa lalu.<br />
Tsabita..<br />
Perempuan cinta pertama dan pada pandangan pertama baginya. Mereka dipertemukan dalam kelompok yang sama pada masa OSPEK kampus. Lelaki itu merasa ada yang lain dalam getar jiwanya terhadap perempuan itu dalam tatap pertama. Rasa yang belum pernah ia rasai sebelumnya. Maka sejak tatap itu, lelaki yang senantiasa menjaga pandangannya itu, lebih memilih menghindar darinya. Menyedikitkan interaksi, kecuali benar-benar terpaksa. Agar rasa itu segera beralih rupa. Agar menguap hilang tak menyisakan bekas dalam putihnya jiwa. Tapi dia gagal. Wajah itu telah terlukis sempurna dalam dinding hatinya. Yang ia tak tau, bagaimana bisa?<br />
Sejuta cara telah ia upayakan untuk menghapusnya. Namun sampai ia kelelahan dan putus asa, rasa itu tetap berada di sana. Di palung terdalam samudera hatinya. Maka kemudian dia memilih untuk membiarkannya. Berharap seiring berjalannya hari, rasa itu akan menghapus dirinya sendiri.<br />
Namun tak selamanya ia bisa menghindar. Sepanjang masa 4 tahun perkuliahan, mereka kadang dipertemukan dalam satu kepanitiaan. Lelaki itu sering memilih mengundurkan diri dari kepanitiaan yang nama perempuan itu tertera di sana juga. Namun terkadang, dia tidak bisa menolak amanah yang telah dipercayakan kepadanya oleh ‘dewan pertimbangan agung’ kampusnya. Dan demi kemaslahatan bagi umat yang lebih banyak, dia harus menekan ego dirinya. Berusaha menjadi seorang jundiyah muthi-ah. Sami’na wa athna.<br />
Empat tahun pun berlalu. Ijazah kelulusan sudah ia terima. Dan rasa itu masih mengendap di dalam sukmanya. Bahkan semakin dalam. Sedang dia tidak tau apakah perempuan itu memiliki rasa yang sama padanya. Setelah meminta pertimbangan dari orang-orang yang ia anggap lebih bijaksana, maka ia memberanikan diri menyampaikan maksud kepada perempuan tersebut untuk meminangnya. Melalui perantara tentu saja. Dan tanpa diduga, perempuan itu memberi jawab iya. Perempuan itu ternyata juga mempunyai getar jiwa yang sama terhadapnya. Kebahagiaan melimpahruah dalam dada lelaki itu. Jiwanya terbang, mengepak ringan bersama awan-awan. Dan tiba-tiba saja dunia menjadi begitu hidup dalam pandang matanya. Bergairah. Penuh semangat. Berwarna. Berpendar. Bercahaya. Subhanalloh indahnya..<br />
Maka lelaki itu pun meminta sedikit waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya, sebelum dia datang secara resmi kepada orang tua perempuan itu untuk mengkhitbahnya. Dan di masa jeda itu mereka tetap konsisten untuk tidak melakukan interaksi kecuali lewat perantara.<br />
Dua bulan berlalu. Lelaki itu telah siap datang kepada keluarga perempuan. Bahkan tanpa sepengetahuan perempuan itu, dia telah menyiapkan mahar yang akan dia berikan. Cincin, seperangkat alat shalat, satu set kitab tafsir, dan satu set kitab hadist. Kemudian dia mengirimkan pesan kepada perantaranya agar ditanyakan kepada perempuan itu kapan keluarganya siap menerima kedatangannya. Tapi perantara itu tak memberi jawaban.<br />
Sehari. Dua hari. Tiga hari berlalu.<br />
Lelaki itupun merasa ada sesuatu yang aneh dan tidak biasa di sini. Merasa tidak bisa menunggu lebih lama lagi dalam ketidakpastian asa, lelaki itupun menghubungi sang perantara. Namun jawab perantara jauh di luar dugaannya.<br />
<em>“Maaf akhiy shalih, sebaiknya proses ini dicukupkan sampai tahap ini saja. Semoga antum mendapatkan seorang wanita yang jauh lebih baik dari beliaunya. Karena beliau akan segera menggenapkan agamanya.”</em> Telepon ditutup tanpa ada penjelasan lebih lanjut. Laki-laki itu diam mematung. Tubuhnya membeku. Dia tidak mampu mencerna kata yang baru saja diucap sang perantara. Kata itu begitu asing di telinganya. Seperti diucapkan dengan bahasa negeri antah berantah tak bernama. Sedang dalam mimpikah ia? Salah dengarkah? Atau perantara itu sedang ingin bercanda?<br />
Maka dia hubungi lagi perantaranya. Tidak diangkat. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Biasanya dia akan berhenti pada kali ketiga. Tapi tidak untuk saat ini. Namun dia harus menelan kekecewaan, karena telpon diseberang telah dinon aktifkan. Ia pun bersegera menghubungi perempuan itu. Hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Namun di titik ini, maka kepada siapa lagi dia harus meminta jawaban yang terang atas semua tanya yang menggumpal di jiwa? Tidak ada jawaban juga. Sekali. Dua kali. Dan baru pada kali ketiga, terdengarlah salam lirih dari seberang sana.<br />
<em>“Assalaamu’alaykum..”</em> Suara perempuan itu lirih bergetar<br />
<em>“Wa’alaykumussalaam warohmatulloh.. Ukhtiy, ana mohon penjelasan anti tentang apa yang terjadi. Ana sama sekali tidak mengerti. Benar-benar tidak mengerti..”</em><br />
<em>“Afwan..”</em> suara itu mulai terisak. Tak ada kata lain lagi. Hanya isakan yang semakin keras terdengar.<br />
<em>“Ukh, untuk saat ini sepertinya kata itu bukan kata yang tepat untuk diucapkan. Ana mohon beri ana penjelasan atas semua keputusan yang sama sekali tidak ana prediksikan..”</em> Lelaki itu mulai terbawa emosi<br />
Tak ada jawaban. Suara tangis yang begitu perih masih terdengar di ruang pendengaran si lelaki.<br />
<em>“Ukh.. ana mohon”</em> Lelaki itu kehabisan kata. Terdiam lama.<br />
Tangis perempuan itu semakin menggugu. Tapi kemudian terdengar juga suaranya. Bergetar. Timbul – tenggelam diantara isakan. <em>“Ana juga mohon, tolong jangan tanya mengapa.. Ana hanya ingin membahagiakan orang tua ana. Ana hanya ingin menunjukkan bakti ana. Dan ana harap antum menerimanya dengan kelapangan jiwa…”</em> Sampai disitu telpon mati. Di saat gugu perempuan itu berada di titik yang tertinggi.<br />
Lelaki itu tidak mencoba menghubungi perempuan itu lagi. Karena marahkah? Sepertinya bukan. Tapi hanya karena ia tidak mau mengalirkan embun jiwa yang lebih banyak dari mata perempuan yang sangat ia kasihi. Hanya itu. Ya, hanya itu.<br />
Akhirnya lelaki itu hanya diam. Tidak tau apa yang dia rasakan sekarang. Marah, kecewa, sedih, merasa dikhianati, iba. Semuanya campur aduk berjejalan dalam jiwanya. Dia merasa menjadi lelaki yang paling dungu di dunia. Selama dua bulan ini dia mati-matian menyiapkan segala sesuatunya agar bisa bersegera menyempurnakan separuh agamanya. Agar bisa bersegera bersanding halal penuh kesakinahan dengan perempuan yang mengisi hatinya saat tidur maupun jaganya. Dan di saat yang sama, perempuan itu justru sedang berproses dan menerima pinangan lelaki lain. Tanpa sepengetahuannya. Tanpa memberitahunya. Sungguh, ia tidak pernah merasai sakit yang sesakit saat itu. Serasa semua syaraf di tubuhnya dicerabut secara paksa. Serasa dirinya dijatuhkan dari langit tempat bintang bergantung hingga ke bumi pada inti terdalamnya. Hancur. Remuk. Lebur. Namun tanpa air mata.<br />
Lelaki itu ingin menangis, tapi tidak bisa. Airmata telah menguap dari kantung matanya. Beralih rupa menjadi mendung yang bergumpal-gumpal, yang kemudian membanjir dan membadai di hatinya. Akhirnya dia hanya mematung. Sejenak dia merasai waktu berhenti berdetak. Menyisakan sepi yang teramat dalam menusuk hingga ke kedalaman jiwanya. Menelan semua rasa sakit yang ada. Kosong. Hampa. Tanpa rasa.<br />
Seminggu kemudian undangan pernikahan berwarna biru langit ia dapatkan. Nama perempuan itu tertera dengan apik dalam balutan tinta putih perak di sana. Disandingkan dengan nama seorang lelaki, yang tentu saja bukan namanya. Khalid Triangga Dewantara. Sosok yang ia kenal. Teman sekampus dan seangkatannya. Allohuakbar!!! Ia bertakbir dalam kehampaan hatinya. Yang ia juga tidak tahu bertakbir untuk dan atas nama apa.<br />
Kemudian ia menghubungi perantaranya lagi. Meminta tolong untuk yang terakhir kali. Dia ingin menyerahkan seluruh mahar yang sudah ia siapkan kepada mempelai laki-laki, sebagaimana yang Salman al-Farisi lakukan terhadap saudaranya Abu Darda’ saat pinangannya dialihpemilikannya. Namun perantara itu tak meloloskan permintaannya. Untuk kondisi sekarang hal itu malah akan mengeruhkan dan menyulitkan pihak perempuan, katanya memberikan pertimbangan. Dan alasan itu dapat ia terima.<br />
Ia pun menawarkan opsi lainnya. Untuk memberikan kepada kedua mempelai sebagai hadiah pernikahan mereka. Perantara menjanjikan untuk mengusahakan, namun keputusan untuk menerima atau menolak tetap berada di tangan kedua orang yang diberi hadiah itu. Lelaki itu menyetujui, dengan memberikan tambahan opsi lagi. Jika mereka tetap menolak, maka tolong dihadiahkan kepada siapa saja yang mau menerimanya. Dia tidak mau barang-barang itu dikembalikan lagi kepadanya. Kesepakatan pun tercapai. Yang baru empat hari kemudian dia mendengar hasilnya. Perempuan itu menerima kitab tafsir dan mengembalikan yang selainnya. Yang sekarang sudah lunas terdistribusi kepada orang-orang yang Alloh kehendaki untuk menerimanya. Alhamdulillah..hati lelaki itu sedikit lega.<br />
Dan akhirnya, kini sampailah juga ia pada hari yang baginya seperti mimpi. Hari di mana perempuan yang dulu sempat sangat ia yakini akan menjadi pendampingnya, menggenapkan agamanya. Diapun telah bersiap untuk melajukan motornya menuju tempat walimah yang cukup jauh perjalanannya. Teman-temannya mati-matian melarangnya untuk hadir. Mereka khawatir. Teramat khawatir. Bukan kekhawatiran lelaki ini akan melakukan hal-hal yang dapat menggagalkan pernikahan. Bukan itu. Tapi mereka khawatir jika lelaki lembut hati ini tiba-tiba menggegana isaknya pada saat ijab qabul dilisankan sehingga akan menjadi tontonan dan fitnah menarik bagi orang-orang yang tidak tahu duduk permasalahannya. Atau yang lebih mengkhawatirkan lagi, jika ia tiba-tiba pingsan. Atau justru malah perempuan itu, karena melihat lelaki ini menghadiri akadnya dalam kedalaman luka jiwanya. Ya, mereka khawatir jika di hari yang seharusnya dipenuhi senyuman itu malah menjadi hari yang paling banyak menumpahkan air mata nantinya.<br />
Tapi semua kekhawatiran itu sempurna tertepiskan. Lelaki itu datang dengan tenang. Walaupun senyumnya masih enggan untuk dinampakkan. Rautnya datar. Tak banyak bicara. Bungkam. Dan saat ijab qabul diucapkan, airmata menetes di wajah tirusnya. Menganak sungai. Tapi tanpa isakan. Dia menengadahkan kedua tangannya yang bergetar dan dengan khusyu’ mengaminkan setiap doa yang ditujukan untuk kedua mempelai. Yah itulah tujuannya datang ke sana. Mendoakan kebaikan untuk mereka berdua. Agar selamat mengarungi bahtera dunia, hingga menjejak ke Surga.<br />
Setelah akad selesai dia menghampiri pengantin, sebagaimana tamu lainnya. Teman-temannya tentu saja mengiring di belakangnya tanpa ia minta. Dia menjabat erat tangan pengantin lelaki sambil menggumamkan doa keberkahan. Tersenyum walaupun agak dipaksakan. Tak berani dia melihat sosok perempuan yang berada di samping lelaki itu. Hanya menangkupkan tangan dan menganggukan sedikit wajahnya, tanpa melihatnya. Pandangannya tertunduk pada lantai berkarpet merah itu. Berpamitan kemudian segera berlalu pergi.<br />
Hujan yang begitu deras mengguyur bumi, membersamai lelaki itu pulang ke rumahnya. Sengaja ia tak bermantel karena dia berharap deras guyuran air hujan itu akan menghapus segala dosa-dosanya, yang jika dosanya itu menimbulkan jelaga di tubuhnya maka pastilah air itu akan menghitam karenanya. Sepanjang perjalanan itu, airmatanya mengalir tak kalah derasnya dengan hujan yang turun. Hingga jarakpandangnya menjadi begitu sempit. Dia menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan segala duka yang selama berminggu lalu hanya menjadi bongkah dalam jiwa.<br />
Berulang surah al-Baqarah ayat 155-157 mendayu dan berkelebat dalam otaknya. Memberikan sensasi ketentraman dan menumbuhkan optimisme untuk melanjutkan kehidupan dengan bara iman yang menaungi jiwa kerdilnya.<br />
<em>“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,”Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”</em><br />
Maka kemudian yang terdengar hanya rintihan doa dari lisan si lelaki yang membisik lirih terbias kalah oleh derasnya guyuran hujan.<br />
<em>“Ya Allah, ridhakanlah hati ini atas semua mimpi yang tak menyata. Ikhlaskanlah atas harap paruh sayap jiwa yang tak mengepak bersama. Ampuni atas segala dosa yang mewarnai hati yang tak mampu hamba hindari. Dan karuniakanlah nikmat dengan pengganti yang jauh lebih baik, bagi diri terutama bagi dakwah dan agama ini. Engkau yang menganugerahkan cinta, maka hanya Engkau juga yang mampu menghapusnya. Mudahkan langkah kaki ini untuk mengayun mantap di jalan-Mu,, seberapapun beratnya dera yang terjadi pada raga. Karena hamba cinta Kau ya Rabb.. Dengan sebenar-benar cinta.. Dan semoga tak ada dusta yang mengaburkan maknanya..</em><br />
<em>Ya Ilahi, wahai Dzat yang Maha membolakbalikkan hati dan yang menggenggam jiwa,, tetapkanlah hati ini dan genggamlah jiwa ini senantiasa dalam keimanan, ketha-atan, dan kecintaan kepada-Mu, selalu dan selamanya… Selalu dan selamanya… Selalu dan selamanya..”</em><br />
Dan rintik hujan pun mengamini senandung doa dari tulusnya jiwa..muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-74186842261545657652011-04-02T11:46:00.001-07:002011-04-02T11:46:09.688-07:00Kaesempurnaan Seorang Wanita (1)<strong>dakwatuna.com – </strong>Sebuah suara samar mengusik tidur wanita itu. Menerobos halus celah gendang telinga, dan perlahan membawanya dari alam mimpi menuju keterjagaan raga. Namun matanya masih terpejam dalam kantuk yang masih menggelayut dalam. Tak ingin ia hirau akan suara yang masih samar terdengar. Tapi sekian detik kemudian suara itu semakin terang dalam keterjagaan telinganya sekarang.<br />
<em>“Tsabita.. Tsabita..”</em><br />
Tiba-tiba saja matanya mengerjap terjaga dengan begitu cepatnya. Kantuk yang mengikatnya dalam lelapnya mimpi, bertolak kilat meninggalkannya. Salah dengarkah ia? Mimpikah? Sambil mencubit tangannya, dia amati wajah teduh pemilik suara. Perempuan itu tidak bermimpi. Dia dalam keterjagaan yang sempurna.<br />
<em>“Tsabita…”</em> Nama itu kembali terucap dari lelaki di sampingnya. Begitu lirih. Begitu dalam. Begitu.., ah tak mampu ia menggambarkannya.<br />
Wanita itu tercekat. Airmata begitu saja menderas dari kedua matanya. Dadanya teramat sesak. Bumi seakan ditindihkan di atasnya. Rasa sakit yang begitu dalam menjajah hatinya. Sakit. Sakit sekali. Sakit yang takkan bisa dilukis dengan sempurna oleh kata. Dia mencoba menguasai dirinya. Tapi ia gagal. Isaknya semakin menjadi. Tubuhnya berguncang menahan keterguguan. Kemudian dengan bersegera ia meninggalkan tempat tidurnya. Khawatir jika lelaki pemilik sumber suara itu terbangun karenanya.<br />
Kran ia nyalakan. Suara air bergemericik mengalahkan isaknya. Dia terduduk lunglai di sana. Di dalam kamar mandi yang berada di luar kamar tidurnya. Maka menjadilah tangisnya. Yang dengannya, ia ingin mengeluarkan segala bongkah-bongkah pengganjal perasaannya. Ia ingin menjadikan air matanya itu sebagai hujan yang mengurai habis gumpalan mendung kelam yang ada di hatinya.<br />
Setelah seperempat putaran jam, barulah ia mulai bisa mengendalikan dirinya. Kejernihan hati mulai mengikis masuk dalam kebuntuan akal yang tadi rapat tertutup jerat emosi kewanitaannya. Perlahan ia beranjak mendekati kran. Menangkupkan kedua telapak tangannya dalam dingin dan sejuknya air wudhu di pertengahan malam itu. Khusyu’ ia basuhkan air itu di wajahnya. Ia biarkan dinginnya meresap hingga ke dalam hatinya. Ia ingin membuang segala perasaan marah, sedih, kecewa dalam tetesan air suci yang mengurai dari setiap pori anggota wudhunya.<br />
Dan kini wanita itu tersungkur dalam sujud panjangnya. Isakan itu menjadi lagi.<br />
<em>“Subhaana Rabbiyal a’laa.. Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.. Maha Suci Engkau Ya Rabb.. Sungguh wanita penuh dosa ini kembali lagi mencari kesempurnaan dalam mata air Kesucian-Mu.. Dan dalam kekerdilan dan kerapuhan diri ini, izinkan hamba berlindung dalam Ketinggian dan Kesempurnaan cinta yang utuh menjadi milik-Mu..”</em><br />
Setelah salam dilafadzkan. Tertengadah kedua tangannya mengharap kucur Cinta-Nya. Tangan itu bergetar hebat seakan tak mampu menangkup doa yang diucap oleh lisannya dalam keterbataan isak kata.<br />
<em>“Ya Rabbiy, Wahai Dzat Pemilik hati dan jiwa ini.. Hamba berserah pasrah kepadamu. Terhadap urusannya. Terhadap hatinya. Karena hanya Engkau yang berhak mengaruniakan cinta. Walaupun seluruh manusia mengeluarkan perbendaharaan hartanya untuk membantuku menebus cinta lelaki itu,, maka hamba tahu hal itu mustahil tanpa kehendak-Mu..”</em><br />
<em>“Ya Rahman, sungguh hamba telah menjadikan Engkau sebagai wali dari setiap urusan hamba.. Hamba bermohon dengan segala Kemahabesaran-Mu agar Engkau berkenan melapangkan hati hamba.. Menyamuderakan cinta hamba.. Meluaskan kemaafan dan kesyukuran hamba.. Hingga hamba sanggup menerima segala beban penggelayut jiwa ini dengan segala sikap dan amalan yang Engkau Ridhoi saja.. Tanpa dengan kecemburuan yang membuta..Tanpa dengan kemarahan yang membara.. Tanpa dengan kekecewaan yang mematikan rasa.. Dan dengan tanpa mengurangi bakti dan kecintaan hamba pada suami hamba..</em><br />
<em>Ridhokan hamba atas apa yang mampu ia berikan pada hamba. Jangan jadikan hamba wanita yang tidak bisa mensyukuri pemberiannya. <strong>Berikan hamba kecintaan terhadap apa yang menjadi kecintaannya.. Berikan hamba kecintaan terhadap apa yang menjadi kecintaannya.. Berikan hamba kecintaan terhadap apa yang menjadi kecintaannya..</strong>”</em> Tercekat suara wanita itu. Ia biarkan air matanya meneruskan setiap doa yang masih ingin ia panjatkan setelahnya.. Dan tanpa sadar ia pun tertidur dalam kelelahan jiwa raga.<em> </em><br />
Suara alarm dari kamar tidurnya membangunkan wanita itu untuk kali kedua. Dia pun beranjak dari mushalla kecilnya dan bersegera menuju kamarnya. Lelaki yang telah menjadi suaminya selama hampir empat tahun itu masih pulas tertidur di sana. Terlalu lelah sepertinya, hingga suara alarm tak berhasil membangunkannya seperti sepertiga malam lainnya.<br />
Wanita itu menatap dalam-dalam ke wajah itu. Air mata yang ingin menyeruak, ia tahan sekuatnya. Ia takkan menangis di depan imamnya. Lelaki luar biasa. Lelaki terbaik yang pernah ia kenal dalam hidupnya. Yang dalam tiga tahun masa panjang pernikahannya tak pernah sedikit pun kata-kata kasar meluncur dari bibirnya. Yang selalu menjaganya dengan penjagaan sempurna. Yang selalu menerima segala kekurangannya tanpa menghakimi dan mencari pembandingnya. Yang menumbuhkannya dengan ilmu dan menuntunnya untuk selalu menjadi muslimah yang semakin dewasa keimanannya dan semakin indah akhlaqnya dari waktu ke waktu.<br />
Wanita itu ingin selalu mensyukuri setiap hal yang suaminya telah beri. Ia tahu bahwa suaminya senantiasa mengusahakan yang terbaik untuknya. Apapun segala kebaikan yang bisa diberikan oleh lelaki itu, selama ini telah ia terima dengan sempurna. Namun malam ini wanita itu terantuk pada kenyataan, bahwa hati lelaki itu bukanlah untuknya. Kecintaan lelaki itu bukanlah miliknya. Walaupun sesaat lalu dia masih dalam keyakinan bahwa dialah ratu hati lelaki itu. Yang kemudian baru saja ia tersadar bahwa itu hanyalah fatamorgana semu.<br />
Tsabita..<br />
Perempuan masa lalu itu ternyata masih menempati ruang tertinggi di hati lelaki berwajah teduh ini. Perempuan yang namanya tidak pernah tersebut dalam lisan suaminya di waktu sadarnya selama masa panjang bilangan tahun pernikahannya. Perempuan yang ia yakini bahwa suaminya telah mengusahakan segala hal yang bisa ia lakukan untuk mengeluarkannya dari hati, agar hanya ia satu-satunya wanita yang menempati singgasana dalam jiwa si lelaki. Dan wanita itu sadar, bukan salah suaminya jika pada akhirnya ia tidak mampu. Bukan salah lelaki itu jika cinta untuk perempuan itu masih melekat dengan erat di palung sukmanya. Sungguh bukan salahnya. Karena hak Dia seutuhnya untuk mengaruniakan cinta kepada apa dan sesiapa yang menjadi Kehendak-Nya.<br />
Yah, rasa sakit itu ada. Kecemburuan yang begitu dalam pun telah sangat menyiksanya. Namun wanita ini segera tersadar, bahwa dulu sebelum ia menerima pinangan si lelaki, ia telah mengetahui resiko ini. Lelaki ini berkata jujur padanya akan semua masa lalunya sejak awal kedatangannya. Dan waktu itu, wanita ini telah menyalakan azzam untuk menerima segala konsekuensi atas pilihannya. Dan kini saatnya ia harus membuktikan semuanya.<br />
Perlahan ia dekati sosok itu. Ia cium keningnya. Takzim. Sebagaimana suaminya selalu melakukannya saat membangunkannya. Lelaki itu membuka matanya. Tersenyum padanya. Perlahan bangkit dari posisi tidur dan berdiri menjajari istrinya.<br />
<em>“Yah, keduluan Ummi deh bangunnya. Afwan ya Sayang..”</em> canda lelaki itu sambil meraih kepala istrinya. Membalas mencium kening wanita itu.<br />
<em>“Ga papa juga dong sekali-kali Ummi yang dapat pahala membangunkan. Masa Abi terus yang memborong pahala..”</em> wanita itu tersenyum manja, menggelayut tangan suaminya.<br />
<em>“Yee, ga mau kalah ni ceritanya? Baiklah, besok-besok Ummi terus aja deh yang bangunin. Abi sih rela-rela aja setiap pagi dibangunkan oleh kecupan seorang bidadari..”</em> sambil mengelus kepala istrinya.<br />
<em>“Ogah ah. Ntar Abi ngrasa jadi sleeping beauty lagi. Eh sleeping handsome ding.. hehe.. ”</em><br />
<em>“And the beast.. hehehe..”</em> Mereka tertawa bersama<br />
<em>“Eh Mi, Ummi habis nangis? Matanya kok sembab gitu?”</em> Lelaki itu tiba-tiba menghentikan tawanya.<br />
Wanita itu diam sejenak. Berpikir bagaimana harus menjawabnya. Tapi senyumnya masih ia kembangkan, untuk menutupi segala kebingungan.<br />
<em>“Yah ketahuan ya? Iya Bi, Ummi tadi udah mencuri start shalat malam duluan. Tapi baru 2 rakaat kok. Ummi menangis karena Ummi tiba-tiba tersadar, betapa baiknya Allah sama Ummi. Mengaruniakan seorang lelaki luar biasa.. Lelaki surga.. Ah udah Bi, buruan ambil wudhu gih..”</em><br />
<em>“Hffh.. Abi yang harus jauh lebih banyak bersyukur kepada Allah Mi.. Karena Allah telah mengizinkan Abi untuk didampingi seorang wanita yang sebaik dan seindah Ummi..”</em> Menatap dalam-dalam ke mata wanita itu. Kemudian sekali lagi mencium keningnya dan segera beranjak mengambil air wudhu.<br />
Di sepertiga malam terakhir itu, wanita tersebut meminta imamnya agar membaca surat Ar-Rahman. <em>Fabiayyi aalaa-I rabbikumaa tukadzdzibaan</em>. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?<br />
Seiring berulangnya kalimat itu dilafadzkan, semakin tergugu mereka berdua tenggelam dalam kedalaman maknanya. Semakin mereka merasa begitu kecil di hadapan Rabb-Nya. Hingga sebelum selesai surat itu dibaca pada rakaat pertama, lelaki itu sudah kehilangan suaranya. Tertelan oleh airmata yang mengalir tanpa bisa ditahannya. Membanjir memenuhi tenggorokannya. Dan akhirnya mereka berdiri dalam diam. Hanya isak mereka berdua yang terdengar semakin keras mengguncang.<br />
<em>Ya Rabb, ampuni kesyukuran kami yang hanya setetes saja, padahal Engkau telah memberikan kami nikmat yang luas menyamudera… Maafkan Ya Rahman.. Maafkan..</em><br />
<script type="text/javascript">
jQuery(document).ready(function($) { window.setTimeout('loadFBLike_10691()',1000);window.setTimeout('loadTwitter_10691()',1000);window.setTimeout('loadDigg_10691()',1000);window.setTimeout('loadGBuzz_10691()',1000); });
</script><script type="text/javascript">
function loadFBLike_10691(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-fblike-10691').remove();$('.DD_FBLIKE_AJAX_10691').attr('width','50');$('.DD_FBLIKE_AJAX_10691').attr('height','60');$('.DD_FBLIKE_AJAX_10691').attr('src','http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2011%2Fkesempurnaan-seorang-wanita-bagian-ke-1%2F&locale=id_ID&layout=box_count&action=like&width=50&height=60&colorscheme=light'); }); } function loadTwitter_10691(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-twitter-10691').remove();$.getScript('http://platform.twitter.com/widgets.js'); }); } function loadDigg_10691(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-digg-10691').remove();$('.DD_DIGG_AJAX_10691').attr('href','http://digg.com/submit?url=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2011%2Fkesempurnaan-seorang-wanita-bagian-ke-1%2F&title=Kesempurnaan%20Seorang%20Wanita%20%28Bagian%20ke-1%29');$.getScript('http://widgets.digg.com/buttons.js'); }); } function loadGBuzz_10691(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-gbuzz-10691').remove();$.getScript('http://www.google.com/buzz/api/button.js'); }); }
</script><!-- Social Buttons Voted Counts Generated by Digg Digg plugin v4.5.0.7,
Author : Yong Mook Kim
Website : http://www.mkyong.com/blog/digg-digg-wordpress-plugin/ --> <!-- If the post is in Photo Gallery -->muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-62882455222502197422011-04-02T11:39:00.001-07:002011-04-02T11:39:24.691-07:00Agar Amal Tidak Sia-Sia“<em>Hai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, juga taatlah kalian kepada RasulNya, dan janganlah kalian mensia-siakan (pahala) amal kalian</em>“. (Muhammad: 33) Memang Ramadhan dalam konteks waktu dan salah satu dari bulan Allah sudah berlalu meninggalkan kita. Namun semangat dan nilai Ramadhan sepatutnya tetap hadir menyertai keseharian kita. Ramadhan bukan “satu-satunya” bulan untuk beramal dan bertaqarub kepada Allah. Ramadhan hanya momentum untuk meningkatkan dan memaksimalkan kebaikan kita sebagai bekal menghadapi sebelas bulan berikutnya. Untuk itu, Ramadhan akan senantiasa hadir menyambangi kita pada setiap tahunnya. Alangkah rugi dan pelitnya seseorang yang hanya mau bersemangat beribadah dan beramal shalih hanya di bulan tertentu. Demikian juga tidaklah baik seseorang yang hanya mampu beribadah dengan baik dan maksimal di tempat tertentu yang mengandung nilai pahala lebih, seperti di Mekkah misalnya ketika menunaikan ibadah umrah atau haji, namun setelah pulang ke tanah air, kelesuan beribadah kembali terjadi di mana-mana.<br />
Ayat ini oleh sebagian mufassir dijadikan dasar akan hilangnya pahala amal kebaikan yang berhasil dilakukan oleh seseorang jika setelah kebaikan itu ia kembali terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan, atau jika ia tidak mampu mempertahankan kebaikan tersebut di waktu berikutnya. Ayat ini juga secara korelatif memiliki hubung kait yang erat dengan ayat sebelumnya: <em>“Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.”</em> (Muhammad: 32).<br />
Kontens kedua ayat tersebut intinya berbicara tentang perilaku yang dapat menyia-nyiakan amal kebaikan, Perbedaannya, pada ayat 32 ini ancaman Allah ditujukan kepada mereka yang menghalangi manusia dari jalan Allah dan memusuhi Rasulullah saw, sehingga pada ayat 33 Allah mengingatkan orang-orang yang beriman agar tidak menyia-nyiakan amal ketaatan mereka dengan apapun bentuknya seperti yang diancamkan oleh Allah kepada golongan yang ingkar sebelum mereka. Di sini bentuk kasih sayang Allah terhadap kekasih-Nya dari orang-orang beriman sangat ketara agar mereka tetap ta’at kepad-aNya kapanpun dan di manapun, tanpa ada batasan waktu dan tempat, apalagi alasan sempat dan tidak sempat.<br />
Ayat ketiga yang berbicara tentang perilaku yang dapat mensia-siakan amal baik seseorang adalah surah Al-Hujurat: 2 yang bermaksud:<br />
<em>“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.”</em> (Al-Hujurat: 2).<br />
Adab kepada Rasulullah saw. dalam berbicara yang disebutkan oleh ayat ini langsung diperintahkan oleh Allah sawt. yang ditujukan secara langsung juga kepada orang yang beriman, karena pada hakikatnya taat kepada Rasulullah adalah taat kepada Allah, <em>“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”</em> (An-Nisa’: 80).<br />
Justeru tidak berakhlak baik kepada Rasulullah dalam segala bentuknya dapat mengakibatkan hapusnya pahala kebaikan yang dilakukan oleh orang yang beriman.<br />
Terdapat banyak pendapat para ulama tentang sikap dan perilaku yang mengakibatkan terhapusnya amal baik seseorang.<br />
Imam Ath-Thabari, Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi misalnya menyebutkan bahwa mensia-siakan amal adalah dengan melakukan kaba’ir (dosa-dosa besar. Pendapat seperti ini pernah dikemukakan oleh Hasan Al-Bashri dengan berhujjah dengan surat Al-Hujurat: 2, bahwa tidak beradab kepada Rasulullah merupakan dosa besar yang dapat menghapus pahala amal shalih seseorang.<br />
Imam Qatadah pula berpendapat bahwa amal kebaikan akan sia-sia apabila setelah itu diiringi dengan kembali melakukan dosa dan kemaksiatan. Sedangkan Ibnu Abbas berpandangan bahwa amal kebaikan itu dikhawatirkan akan hapus pahalanya jika disertai dengan riya’ dan ‘ujub (berbangga diri).<br />
Secara umum pendapat mereka berkisar pada segala jenis kemaksiatan dan dosa, apapun bentuknya dikhawatirkan akan menghapus dan mensia-siakan amal taat yang pernah dilakukan oleh seseorang.<br />
Pandangan para ulama di atas diperkuat oleh sebab turun ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Abul Aliyah. Abul Aliyah menukil riwayat tentang sebab turun ayat ini bahwa para sahabat sebelum turun ayat ini memandang tidak masalah berbuat dosa karena mereka telah beriman, seperti juga mereka menganggap bahwa tidak ada gunanya amal jika disertai dengan syirik. Maka turunlah ayat ini yang menegur mereka agar berhati-hati dengan setiap dosa karena dapat mensia-siakan amal.<br />
Oleh karena itu, seorang muslim “yang cerdas” adalah seorang yang mampu meneruskan musim ketaatan pasca Ramadhan. Demikian pula, sejatinya orang yang telah mengukir prestasi dengan beramal dan menjalankan ketaatan yang maksimal di bulan Ramadhan, sangat disayangkan jika setelah melewatinya kembali masuk dalam kelompok pelaku maksiat. Sebagaimana orang-orang yang sudah berhasil merasakan lezatnya ketaatan, indahnya ibadah, sangat disayangkan jika harus kalah dan kembali pada kesengsaraan karena berlumuran dosa dan kemaksiatan. Padahal di antara tanda diterimanya suatu amal ibadah seseorang adalah jika dia dapat konsisten dan lebih banyak lagi melakukan amal tanpa melihat waktu atau bulan tertentu dan tempat tertentu yang memiliki keutamaan. <em>“Jadilah hamba Rabbani, dan bukan hamba Ramadhani.”</em> Dan itulah makna hakiki dari firman Allah swt, “<em>Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”</em>. (Al-Hijr: 99).muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-81373728214787745412011-04-02T11:27:00.001-07:002011-04-02T11:27:18.485-07:00Agar Amal Tidak Sia-Sia“<em>Hai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, juga taatlah kalian kepada RasulNya, dan janganlah kalian mensia-siakan (pahala) amal kalian</em>“. (Muhammad: 33) <br />
Memang Ramadhan dalam konteks waktu dan salah satu dari bulan Allah sudah berlalu meninggalkan kita. Namun semangat dan nilai Ramadhan sepatutnya tetap hadir menyertai keseharian kita. Ramadhan bukan “satu-satunya” bulan untuk beramal dan bertaqarub kepada Allah. Ramadhan hanya momentum untuk meningkatkan dan memaksimalkan kebaikan kita sebagai bekal menghadapi sebelas bulan berikutnya. Untuk itu, Ramadhan akan senantiasa hadir menyambangi kita pada setiap tahunnya. Alangkah rugi dan pelitnya seseorang yang hanya mau bersemangat beribadah dan beramal shalih hanya di bulan tertentu. Demikian juga tidaklah baik seseorang yang hanya mampu beribadah dengan baik dan maksimal di tempat tertentu yang mengandung nilai pahala lebih, seperti di Mekkah misalnya ketika menunaikan ibadah umrah atau haji, namun setelah pulang ke tanah air, kelesuan beribadah kembali terjadi di mana-mana.<br />
Ayat ini oleh sebagian mufassir dijadikan dasar akan hilangnya pahala amal kebaikan yang berhasil dilakukan oleh seseorang jika setelah kebaikan itu ia kembali terjerumus ke dalam dosa dan kemaksiatan, atau jika ia tidak mampu mempertahankan kebaikan tersebut di waktu berikutnya. Ayat ini juga secara korelatif memiliki hubung kait yang erat dengan ayat sebelumnya: <em>“Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka.”</em> (Muhammad: 32).<br />
Kontens kedua ayat tersebut intinya berbicara tentang perilaku yang dapat menyia-nyiakan amal kebaikan, Perbedaannya, pada ayat 32 ini ancaman Allah ditujukan kepada mereka yang menghalangi manusia dari jalan Allah dan memusuhi Rasulullah saw, sehingga pada ayat 33 Allah mengingatkan orang-orang yang beriman agar tidak menyia-nyiakan amal ketaatan mereka dengan apapun bentuknya seperti yang diancamkan oleh Allah kepada golongan yang ingkar sebelum mereka. Di sini bentuk kasih sayang Allah terhadap kekasih-Nya dari orang-orang beriman sangat ketara agar mereka tetap ta’at kepad-aNya kapanpun dan di manapun, tanpa ada batasan waktu dan tempat, apalagi alasan sempat dan tidak sempat.<br />
Ayat ketiga yang berbicara tentang perilaku yang dapat mensia-siakan amal baik seseorang adalah surah Al-Hujurat: 2 yang bermaksud:<br />
<em>“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.”</em> (Al-Hujurat: 2).<br />
Adab kepada Rasulullah saw. dalam berbicara yang disebutkan oleh ayat ini langsung diperintahkan oleh Allah sawt. yang ditujukan secara langsung juga kepada orang yang beriman, karena pada hakikatnya taat kepada Rasulullah adalah taat kepada Allah, <em>“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”</em> (An-Nisa’: 80).<br />
Justeru tidak berakhlak baik kepada Rasulullah dalam segala bentuknya dapat mengakibatkan hapusnya pahala kebaikan yang dilakukan oleh orang yang beriman.<br />
Terdapat banyak pendapat para ulama tentang sikap dan perilaku yang mengakibatkan terhapusnya amal baik seseorang.<br />
Imam Ath-Thabari, Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi misalnya menyebutkan bahwa mensia-siakan amal adalah dengan melakukan kaba’ir (dosa-dosa besar. Pendapat seperti ini pernah dikemukakan oleh Hasan Al-Bashri dengan berhujjah dengan surat Al-Hujurat: 2, bahwa tidak beradab kepada Rasulullah merupakan dosa besar yang dapat menghapus pahala amal shalih seseorang.<br />
Imam Qatadah pula berpendapat bahwa amal kebaikan akan sia-sia apabila setelah itu diiringi dengan kembali melakukan dosa dan kemaksiatan. Sedangkan Ibnu Abbas berpandangan bahwa amal kebaikan itu dikhawatirkan akan hapus pahalanya jika disertai dengan riya’ dan ‘ujub (berbangga diri).<br />
Secara umum pendapat mereka berkisar pada segala jenis kemaksiatan dan dosa, apapun bentuknya dikhawatirkan akan menghapus dan mensia-siakan amal taat yang pernah dilakukan oleh seseorang.<br />
Pandangan para ulama di atas diperkuat oleh sebab turun ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Abul Aliyah. Abul Aliyah menukil riwayat tentang sebab turun ayat ini bahwa para sahabat sebelum turun ayat ini memandang tidak masalah berbuat dosa karena mereka telah beriman, seperti juga mereka menganggap bahwa tidak ada gunanya amal jika disertai dengan syirik. Maka turunlah ayat ini yang menegur mereka agar berhati-hati dengan setiap dosa karena dapat mensia-siakan amal.<br />
Oleh karena itu, seorang muslim “yang cerdas” adalah seorang yang mampu meneruskan musim ketaatan pasca Ramadhan. Demikian pula, sejatinya orang yang telah mengukir prestasi dengan beramal dan menjalankan ketaatan yang maksimal di bulan Ramadhan, sangat disayangkan jika setelah melewatinya kembali masuk dalam kelompok pelaku maksiat. Sebagaimana orang-orang yang sudah berhasil merasakan lezatnya ketaatan, indahnya ibadah, sangat disayangkan jika harus kalah dan kembali pada kesengsaraan karena berlumuran dosa dan kemaksiatan. Padahal di antara tanda diterimanya suatu amal ibadah seseorang adalah jika dia dapat konsisten dan lebih banyak lagi melakukan amal tanpa melihat waktu atau bulan tertentu dan tempat tertentu yang memiliki keutamaan. <em>“Jadilah hamba Rabbani, dan bukan hamba Ramadhani.”</em> Dan itulah makna hakiki dari firman Allah swt, “<em>Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”</em>. (Al-Hijr: 99).muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-9278078470681363922011-04-02T11:20:00.001-07:002011-04-02T11:20:50.745-07:00Amalan Yang Paling Dicintai<div class="postentry"> Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br />
<div style="text-align: right;">حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ أَحَبُّ الْعَمَلِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي يَدُومُ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ</div>Qutaibah menuturkan kepada kami dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah -radhiyallahu’anha-, dia berkata, “Amal yang paling disukai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang dikerjakan secara terus menerus oleh pelakunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq)<br />
<span id="more-780"></span><br />
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya :<br />
<div style="text-align: right;">حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ وَقَالَ اكْلَفُوا مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ</div>Muhammad bin Ar’arah menuturkan kepadaku. Dia berkata; Syu’bah menuturkan kepada kami dari Sa’d bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Aisyah radhiyallahu’anha, dia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Amal apakah yang paling dicintai Allah?’. Maka beliau menjawab,”Yaitu yang paling kontinyu, meskipun hanya sedikit.” Beliau juga bersabda, “Bebanilah diri kalian dengan amal-amal yang mampu untuk kalian kerjakan.” (HR. Bukhari dalam Kitab ar-Riqaq)<br />
Kedua hadits di atas menunjukkan kepada kita bahwa :<br />
<ol><li> Penetapan sifat mahabbah bagi Allah</li>
<li>Amalan satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan keutamaan di sisi Allah</li>
<li>Amal yang paling Allah cintai adalah amalan yang dikerjakan secara kontinyu</li>
<li>Apa yang dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -dalam pandangan syari’at- maka hal itu menunjukkan bahwa Allah ta’ala juga mencintai perkara tersebut</li>
<li>Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan amalan</li>
<li>Dalam memilih amalan -sunnah- maka hendaknya seorang memperhatikan kemampuannya agar bisa kontinyu dalam mengerjakannya, lebih baik sedikit tapi kontinyu daripada banyak namun terhenti.</li>
<li>Hadits ini menganjurkan agar seorang hamba istiqomah dalam beramal dan mengikhlaskan amalnya karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam</li>
<li>Amal salih merupakan sebab datangnya kecintaan Allah</li>
<li>Seorang mukmin hendaknya mencitai apa yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dia juga harus membenci segala perkara yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya</li>
<li>Hadits ini menunjukkan keutamaan sabar di dalam ketaatan</li>
<li>Hadits ini menunjukkan pentingnya menjaga motivasi dan semangat dalam beramal supaya bias kontinyu</li>
<li>Hadits ini menunjukkan perlunya targhib/dorongan dan tarhib/ancaman dalam menjaga stabilitas keimanan</li>
<li>Hadits ini juga menunjukkan bahwa amal termasuk bagian dari iman</li>
<li>Allah tidak membebankan sesuatu kepada hamba-Nya melainkan sesuai dengan batas kemampuannya</li>
<li>Dan faidah lainnya yang belum saya ketahui, wallahu a’lam. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa sallam. Walhamdu lillahi Rabbil ‘alamin.</li>
</ol></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-63901932086816605622011-03-30T11:42:00.001-07:002011-03-30T11:42:37.005-07:00WANITA PENGHUNI NERAKA TERBANYAKmuhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-25398229145076879432011-03-26T12:22:00.003-07:002011-03-26T12:22:40.547-07:00Iman Yang Sempurna<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="header"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footer"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0in 8.5pt 0.0001pt 28.35pt; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 36pt;">IMAN YANG SEMPURNA</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">(QS Al-Imran, 3: 114)</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 26pt;">HARUN YAHYA</span></b></div><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">DAFTAR ISI<span></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">PENGANTAR</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">APAKAH IMAN YANG SEMPURNA ITU?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">IMAN KEPADA ALLAH MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">LAKU IBADAH MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">KEPASRAHAN MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA PADA TAKDIR</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">PANDANGAN MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">TERHADAP KEHIDUPAN DUNIA INI</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">PANDANGAN MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA TERHADAP KEMATIAN</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">IMAN KEPADA HARI KEMUDIAN MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">AKHLAK MULIA YANG DIGANJARKAN IMAN YANG SEMPURNA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">KEHIDUPAN INDAH MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">CONTOH-CONTOH IMAN YANG SEMPURNA DALAM QUR’AN</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">KESIMPULAN</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA DALAM QUR’AN</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">SEPERTI APAKAH ORANG YANG BERIMAN SEMPURNA?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">KESALAHAN PEMIKIRAN EVOLUSI</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">CATATAN<span style="color: blue;"></span></span></div><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "New York","serif"; font-size: 12pt; letter-spacing: -0.25pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">PENGANTAR</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah menurunkan Qur'an sebagai panduan bagi manusia.<span> </span>Menjalani hidup dengan “akhlak Qur'an” dalam pengertiannya yang sejati hanya mungkin melalui menjalankan<span> </span>semua yang diperintahkan dalam ayat-ayat ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ada sebagian orang yang gagal melihat kenyataan<span> </span>ini, dan memperhatikan seksama penaatan sebagian perintah Qur'an sambil mengabaikan sebagian lainnya.<span> </span>Mereka melakukan sebentuk pemujaan kepada surah, namun gagal menunjukkan kesempurnaan akhlak yang digambarkan gamblang oleh Allah dalam Qur'an.<span> </span>Menurut orang-orang seperti mereka, hanya mengatakan “Aku beriman kepada Allah”<span> </span>sudah memadai.<span> </span>Akan tetapi, dalam Qur'an, Allah memperingatkan manusia terhadap nalar ini:<span> </span><b>“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi?”</b><span> </span>(QS Al-Ankabut, 29: 2).<span> </span>Ayat ini membuat jelas bahwa, sebagaimana apa yang diakuinya, cara bertindak seorang mukmin harus juga membuktikan ia sungguh-sungguh hidup mencari rida Allah.<span> </span>Yakni, ia harus menunjukkan akhlak yang ia harapkan menyenangkanNya.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Demikianlah cara menjadi mukmin sejati.<span> </span>Upaya tulus memperlihatkan nilai-nilai yang menyenangkan Allah merupakan syarat tunggal ketulusan seseorang.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">True believer = mukmin sejati; pilihan lebih baik daripada mukmin yang “saleh”, sebab “saleh” telah tercemar / terdegradasi hanya mencakup praktik fisik.<span> </span>Silakan penyunting memilih jika berkeyakinan “saleh” masih tetap dalam makna aslinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ada kesalahan pemikiran yang umum di kalangan manusia tentang hal ini.<span> </span>Sebagian besar orang percaya bahwa menunjukkan nilai-nilai Qur'an adalah sifat mulia khusus para nabi dan mukmin dengan kesempurnaan akhlak yang dicontohkan dalam buku ini.<span> </span>Itu sama sekali tidak benar.<span> </span>Hidup mereka dicontohkan dalam Qur'an sehingga manusia bisa menganut nilai-nilai yang sama dan mengikuti langkah-langkah mereka.<span> </span>Dengan cara ini, Allah menyerukan segenap mukmin agar menaati perintah Qur'an dan hidup berhati-hati dengan azas-azas Islam.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jika tulus mengikuti suara nuraninya dan berjuang demi tujuan agama, seseorang dapat hidup dengan nilai-nilai Qur'an sama seperti mukmin sejati sebagaimana dilukiskan dalam ayat-ayat Qur'an.<span> </span>Satu ayat berbunyi:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah.<span> </span>Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.<span> </span>(QS Fathir, 35: 32)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana dikatakan ayat di atas, sebagian orang mungkin gagal mengikuti jalan ke mana Allah mengundang mereka dan karena itu menderita kerugian, atau sebagian menjadi pelopor dalam penyempurnaan akhlak dan berharap akan keselamatan.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mukmin yang beriman teguh berjuang meraih tingkat tertinggi kesempurnaan akhlak yang ia mampu.<span> </span>Ia mengetahui ia dapat menyenangkan Allah dan meraih kasih dan ridaNya hanya dengan cara ini.<span> </span>Inilah sebenarnya tujuan keberadaannya di bumi; agar mampu meraih rida Allah dan izinNya melalui penghormatan sepantasnya kepadaNya.<span> </span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Setiap orang bertanggung jawab mencita-citakan kesempurnaan akhlak dan berjuang mengarah ke sasaran itu.<span> </span>Tiada batas yang menghalangi upaya mulia manusia yang sedemikian.<span> </span>Setiap mukmin yang beriman mendalam kepada Allah dan tulus berupaya lebih mendekat kepadaNya dapat menunjukkan kesempurnaan akhlak ini dan karena itu meraih “kedewasaan iman”.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Salah satu maksud buku ini adalah mengartikan “iman yang sempurna” yang dapat diraih orang melalui keberpalingan kepada Allah untuk setiap perbuatan, berjuang meraih rida dan persahabatan Allah dan menunjukkan kesempurnaan akhlak dalam semua keadaan.<span> </span>Maksud lainnya adalah membuat jelas bahwa tak sesuatu pun menghalangi manusia dari meraih kesempurnaan akhlak yang diperlihatkan para nabi, dengan syarat ia takut dan hormat tidak kepada siapa pun selain Allah dan tulus berjuang demi tujuanNya.<span> </span>Di atas segalanya, niat dalam menulis buku ini adalah menekankan bahwa menjalankan upaya “tulus” untuk meraih hari kemudian merupakan tindakan terpuji di mata Allah.<span> </span>Dalam satu ayat, Allah mengatakan yang berikut mengenai hal ini:</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik.<span> </span>(QS Al-Isra, 17: 19).</span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">APAKAH IMAN YANG </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">SEMPURNA ITU?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.<span> </span>(QS Al-Mu'minun, 23: 61)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kata sifat <i>kamil</i> dalam bahasa Arab berarti sempurna, murni, dan lengkap.<span> </span>“Iman yang sempurna”<span> </span>(kamil iman) yang dibahas buku ini mewakili tingkat tertinggi kedewasaan dan kedalaman iman yang dapat dicapai seseorang.<span> </span>Namun, bagaimana iman seorang mukmin tumbuh matang dan menjadi sempurna?</span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>“Beriman kepada Allah” adalah meresapi bahwa Allah Ialah Pencipta dan Pemilik tunggal segala sesuatu dan bahwa Dia satu-satunya Pengadil.<span> </span>Itulah kepasrahan seseorang kepada Allah pada setiap saat kehidupannya; itulah menyadari bahwa manusia membutuhkanNya, bahwa Allah kaya tanpa membutuhkan, dan bahwa Dia menciptakan semua makhluk menurut suatu takdir tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>“Kepasrahan kepada Allah” menjadi mungkin hanya lewat memiliki ketakutan besar kepada Allah, terikat erat kepadaNya dan mencintaiNya melebihi apa pun atau siapa pun.<span> </span>Orang yang memasrah diri kepada Allah, dalam pengertian yang sesungguhnya, mengangkat hanya Allah sebagai sahabat karibnya.<span> </span>Sepanjang hidup ia mengetahui bahwa tiap kejadian yang ditemuinya terjadi atas kehendak Allah dan bahwa di balik setiap kejadian itu, ada maksud-maksud ilahiah tertentu.<span> </span>Karena alasan ini, tidak pernah ia menyeleweng dari sikap pasrahnya dan selalu ia tetap taat dan bersyukur kepada Allah.<span> </span></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">Untuk meraih iman yang sempurna, orang perlu taat sebenar-benarnya mengikuti perintah-perintah Qur'an, wahyu Allah lewat mana Dia memperkenalkan diriNya dan menyampaikan perintah kepada hamba-hambaNya.<span> </span>Karena alasan ini, mukmin memberikan perhatian sepenuh-penuhnya dalam mematuhi batasan-batasan Allah hingga hari ia wafat.<span> </span>Sepanjang hidup ia memperlihatkan sifat-sifat mukmin sejati tanpa lari dari kesabaran.<span> </span>Ketabahan yang ditunjukkan orang yang beriman sempurna dalam hidup dengan nilai-nilai Qur'an merupakan suatu sifat yang sangat penting dan khusus.<span> </span>Sebab, dengan sifat inilah orang yang beriman sempurna mengungguli orang-orang lain dalam upaya berbuat kebajikan.<span> </span>Qur'an juga merujuk ke mereka <b>“yang lebih dahulu berbuat kebaikan”</b><span> </span>(QS Fathir, 35: 32) dalam upaya memperoleh rida Allah.<span> </span>Akan tetapi, Qur'an juga merujuk ke mereka yang tidak sepenuhnya hidup berdasarkan agama:<span> </span><b>“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi…” </b><span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 11)</span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">Di sini tampak ciri khas iman yang sempurna.<span> </span>Mereka yang tidak memeluk keimanan sepenuh hati memuja Allah tepat di “tepi terpinggir”, sementara orang-orang beriman sempurna mengambil Qur'an sebagai panduan penting bagi diri di setiap saat kehidupan.<span> </span>Sementara mereka yang tidak tulus menuntut syarat-syarat tertentu demi menjaga keimanan, mereka yang beriman sempurna sungguh-sungguh tanpa syarat dalam ketaatannya.<span> </span>Kelompok pertama tetap mengabdi pada agama dan berpura-pura memperlihatkan nilai-nilai yang dipuji oleh Qur'an sepanjang mereka merasakan nikmat-nikmat yang dianugerahkan kepada mereka dan semua berjalan sesuai dengan keinginan mereka.<span> </span>Namun, kapan saja kehilangan nikmat atau musibah menimpa, mereka segera berpaling dari atau menunjukkan ketidaktaatan pada agama.<span> </span>Akan tetapi, orang yang beriman sempurna menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan pada iman dan kesetiaan mereka.<span> </span>Daya pendorong dasar di balik tekad ini adalah “iman yang terjaga” mereka.<span> </span>“Iman yang terjaga” adalah pengakuan sebenar-benarnya keberadaan Allah dan hari kemudian dengan kearifan, hati dan nurani.<span> </span>Mukmin yang memiliki sifat bawaan ini dilukiskan dalam Qur'an sebagai <b>“mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” </b><span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 4)<span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Iman yang sempurna mewujud diri melalui terus-menerus memperhatikan nurani seseorang.<span> </span>Nurani adalah sifat kejiwaan yang membangkitkan sikap baik dan pikiran terpuji, dan membantu manusia berpikir lurus dan membedakan yang benar dari yang salah.<span> </span>Seorang yang beriman sempurna menyimak suara nuraninya dalam keadaan apa pun.<span> </span>Kecenderungan sedemikian memastikan akhlak dan sikap yang sejalan dengan Qur'an.<span> </span>Nabi Muhammad SAW menunjukkan pentingnya nurani dengan cara berikut:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW:<span> </span>Apakah iman itu?<span> </span>Beliau menjawab:<span> </span>Ketika perbuatan baik menjadi sumber kebahagiaan bagimu dan perbuatan jahat menjadi sumber kejijikan bagimu, maka engkau mukmin.<span> </span>Laki-laki itu lalu menanyai Rasulullah SAW:<span> </span>Apakah dosa itu?<span> </span>Untuk mana beliau menjawab:<span> </span>Ketika sesuatu mengganggu nuranimu, hentikanlah.<span> </span>(Ahmad)</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Dari pilihan-pilihan yang dihadapinya, mukmin memilih sikap dengan mana, ia berharap, Allah akan rida.<span> </span>Ia tidak pernah menyerah kepada hawa nafsunya.<span> </span>Kesulitan-kesulitan yang dihadapinya selagi menunjukkan sikap mulia ini tidak membuatnya merasa kecewa.<span> </span>Ia tidak mengorbankan sikap yang paling patut karena dikuasai oleh keinginan sesaat dan hasrat nafsunya.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sebuah contoh dari kehidupan sehari-hari akan membuat jelas hal ini.<span> </span>Mari kita beranggapan bahwa sebuah pabrik besar sedang terbakar.<span> </span>Dikepung oleh musibah seperti itu, si pemilik pabrik dihadapkan kepada banyak pilihan.<span> </span>Ia bisa, misalnya, tinggal di dalam dan, dengan menggerakkan para pekerjanya, berjuang memadamkan api.<span> </span>Jalan lain adalah meninggalkan gedung dan menyelamatkan diri sendiri tanpa memberitahu para pekerjanya.<span> </span>Atau, ia bisa melakukan segalanya untuk menyelamatkan semua pekerja sambil memanggil dinas pemadam kebakaran.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Semua pilihan ini akan tampak beralasan dari sudut pandang yang berbeda-beda.<span> </span>Akan tetapi, nurani membimbing orang ini ke pilihan yang akan paling menyenangkan Allah.<span> </span>Iman yang sempurna adalah iman seseorang yang tanpa syarat menganggap bahwa sikap yang paling mulia adalah sikap yang dipandu oleh nuraninya, tanpa merasakan penyesalan atau kekecewaan sekecil apa pun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">IMAN KEPADA ALLAH MEREKA </span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">YANG BERIMAN SEMPURNA</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Mereka takut kepada Allah</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“… mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya.”<span> </span>(QS Al-Anbiya, 21: 28)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mereka yang beriman sempurna yang meresapi keagungan, kekuatan dan kebijaksanaan abadi Allah, merasakan “takut penuh hormat” kepada Tuhan kita.<span> </span>Dengan selalu mengingat ayat Qur'an, <b>“Maka, bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu…”</b><span> </span>(QS Al-Taghabun, 64: 16), mereka tidak menetapkan batas bagi ketakutan mereka.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Setiap peristiwa yang mereka temui, semua yang mereka lihat di sekeliling, menarik mereka mendekat kepada Allah dan memperdalam keimanan dan juga ketakutan mereka.<span> </span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ketakutan mendalam seperti itu memastikan derajat tertinggi perhatian diberikan kepada penaatan batasan-batasan yang ditetapkan Allah.<span> </span>Tingkatan penaatan ini mewujud dalam perhatian seksama pada kepatuhan akan semua perintah dan anjuran Allah dan penghindaran ketat hal-hal yang dilarangNya.<span> </span>Sikap orang yang beriman sempurna ini dirujuk dalam ayat berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).”<span> </span>(QS Al-Nahl, 16: 50)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Qur'an, Allah memberikan contoh yang akan membantu kita meraih pemahaman yang lebih baik akan hal-hal ini, dan menarik perhatian kita kepada macam ketakutan yang paling diridaiNya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al-Qu'ran kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.<span> </span>Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”<span> </span>(QS Al-Hasyr, 59: 21)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana dikatakan ayat di atas, ketakutan orang yang beriman mendalam kepada Allah itu kuat dan dalam.<span> </span>Ketakutan kepada Allah yang sangat kuat dirasakan mereka yang beriman sempurna sama sekali tidak menekan sebagaimana ketakutan palsu yang dialami mereka yang hidup tidak dengan nilai-nilai Qur'an.<span> </span>Ketakutan itu jenis ketakutan yang didasarkan pada penghormatan akbar dan cinta mendalam yang menyebabkan mukmin bersetia kepada Allah, Pencipta dirinya.<span> </span>Ini ketakutan yang memberi manusia semangat, kegembiraan, dan ketabahan.<span> </span>Ini, lebih lagi, jenis ketakutan yang membuat manusia menghindari perbuatan apa pun yang tidak disukai Allah.<span> </span>Ini ketakutan yang menghentak mukmin agar terlibat dalam perbuatan baik, mengilhaminya dengan akhlak mulia yang dianjurkan Islam dan karena itu, merupakan perasaan yang memberikan “kepuasan batiniah”.<span> </span>Ketakutan ini dapat dirasakan hanya melalui cinta mendalam yang dimiliki orang kepada Allah.<span> </span>Mereka yang beriman mencintai Allah sebanyak mereka takut kepadaNya.<span> </span>Kedua sikap ini bersanding bersisian di hati mukmin dan menetap sebagai dua tanda penting iman yang sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Apa yang membuat mereka yang beriman sempurna takut kepada Tuhannya adalah penghargaan selayaknya mereka kepadaNya.<span> </span>Allah itu <i>al-Qahhar</i> (Maha Penakluk, Dia Yang, dengan Kekuatannya, mengalahkan apa pun yang Dia ciptakan dengan Kekuasaan dan KekuatanNya), <i>al-Mu'adhdhib </i>(Penyiksa), <i>al-Muntaqim </i>(Pembalas), <i>as-Sa’iq </i>(Dia Yang mendorong ke neraka), <i>al-Muthil</i> (Dia Yang merendahkan atau memperhinakan siapa pun yang Dia kehendaki).<span> </span>Mukmin, yang sadar akan sifat-sifat Allah ini, mengetahui bahwa Dia dapat menimpakan bentuk hukuman apa saja kepada siapa saja kapan pun Dia kehendaki.<span> </span>Mereka sadar bahwa hanya mereka yang menjalankan kewajiban dapat diselamatkan dari hukuman ini.<span> </span>Karena alasan ini, mereka takut tidak kepada siapapun kecuali Allah, Yang Maha Kuat.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Mereka mencintai Allah lebih daripada </span></b></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">siapa pun dan apa pun</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… mereka menjawab: ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.’”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 173)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Cinta mereka yang beriman sempurna sekuat ketakutan yang mereka miliki kepadaNya.<span> </span>Mereka mengetahui bahwa Allah Dialah Yang telah menciptakan mereka dari ketiadaan dan mengaruniai mereka tak terhitung nikmat.<span> </span>Mereka juga sadar bahwa Dia menyaksikan dan melindungi mereka setiap saat.<span> </span>Mereka percaya bahwa semua makhluk hidup mewujud hanya atas izinNya, dan suatu hari semuanya akan musnah atas kehendakNya.<span> </span>Mereka mengetahui bahwa Dia satu-satunya Wujud Yang ada untuk selamanya.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Setelah meresapi kenyataan<span> </span>ini, mereka mengarahkan semua cinta kepada Allah, Pencipta dan Pemilik mereka sesuai dengan bimbingan Rasulullah SAW, <i>“Cintailah Allah karena Dia memelihara dan merawatmu … “<span> </span>(Tirmidzi)</i>.<span> </span>Mereka mencintai Allah lebih daripada siapa pun atau apa pun yang mereka lihat, ketahui, atau mengerti.<span> </span>Mereka sadar bahwa tidak ada sahabat atau penolong yang lebih baik daripada Allah, <b>“… adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”</b><span> </span>(QS Al-Anfal, 8: 40)<span> </span>Dalam doa Nabi Ibrahim AS, seorang mukmin yang taat, kesadaran ini sangatlah gamblang: </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">(Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakanku, maka Dialah yang menunjukiku.<span> </span>Dan Tuhanku, Dia Yang memberi makan dan minum kepadaku.<span> </span>Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku.<span> </span>Dan Yang akan mematikanku, kemudian akan menghidupkanku (kembali).<span> </span>Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.<span> </span>(Ibrahim berdoa): ‘Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmat dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.’”<span> </span>(QS Al-Syu`ara, 26: 78-83)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana dikatakan ayat, Nabi Ibrahim AS amat sadar bahwa Allah Yang memberinya nyawa, mengendalikan semua peristiwa di bumi, memberinya makan, menyebabkan sakit dan menciptakan cara-cara penyembuhan, dan bahwa Dia Penguasa tunggal bumi.<span> </span>Jadi, beliau terikat kepadaNya dengan cinta.<span> </span>Inilah jenis cinta yang dirasakan kepada Allah yang dijadikan teladan oleh mereka yang beriman sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Cinta yang dimiliki mereka yang beriman sempurna kepada makhluk ciptaan lainnya berkaitan erat dengan cinta yang mereka miliki kepada Allah.<span> </span>Syarat untuk mencintai orang bergantung pada sejauh mana mereka memperlihatkan akhlak mulia yang menyenangkan Allah.<span> </span>Mukmin memelihara cinta agung bagi mereka yang memperhatikan perintah dan larangan Allah dan berjuang keras untuk hidup menurut acuan akhlak mulia.<span> </span>Alasan utama mengapa mereka mengasihi orang-orang ini adalah cinta mendalam yang mereka rasakan kepada Allah dan janji mereka mengangkatNya sebagai satu-satunya sahabat.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keimanan sejati membuat mukmin secara murni meresapi semua keindahan, kebijaksanaan, dan kepiawaian di dunia ini milik Allah.<span> </span>Misalnya, ketika menemui orang yang elok, bijaksana, dan berbakat, mukmin memperoleh kegembiraan besar dari semua sifat ini, teringat bahwa Allah Pencipta dan Pemberi semua sifat ini.<span> </span>Karena alasan ini, kegembiraan yang mereka peroleh dalam sifat-sifat ini bukanlah kegembiraan yang terlepas dan jauh dari cinta yang mereka rasakan kepada Allah.<span> </span>Sebaliknya, inilah sumber cinta dan penghormatan akbar kepada Allah.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mereka yang tidak beriman mendalam tidak memiliki cinta agung kepada Allah.<span> </span>Dalam kenyataannya, mereka ini mengetahui bahwa Allah Yang memberi mereka kehidupan, menjaga mereka setiap saat, menganugerahkan kepada mereka tak terhitung nikmat dan mengampuni mereka.<span> </span>Akan tetapi, dalam bagian terbesar kehidupan, mereka melupakan kenyataan sederhana ini atau sekedar mengabaikannya.<span> </span>Mengira makhluk-makhluk hidup yang Allah ciptakan memiliki kekuatan yang terlepas dariNya, mereka merasakan cinta terpisah kepada makhluk-makhluk ciptaan ini.<span> </span>Dalam Qur'an, keadaan mereka ini dikatakan sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mencintai Allah.<span> </span>Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 165)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dalam ayat lain, perbedaan antara mereka ini dan mereka yang beriman sempurna dijelaskan sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) ke cahaya (iman).<span> </span>Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya ke kegelapan (kekafiran).<span> </span>Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 257)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Mereka tidak mengangkat tuhan-tuhan </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">lain selain Allah.<span> </span></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganKu.<span> </span>(QS Al-Nur, 24: 55)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Keimanan mereka yang beriman sempurna adalah sebuah pedoman kuat yang berdasarkan pada kebijaksanaan dan nurani.<span> </span>Dalam kata-kata Qur'an, <b>“..<span> </span>orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu..” </b><span> </span>(QS Al-Hujurat, 49: 15)<span> </span>Karena memiliki pemahaman penuh atas kekuatan dan keagungan Allah, mereka tegas sejak awal bahwa tiada tuhan yang menyamai atau menyerupaiNya.<span> </span>Dalam Qur'an, satu-satunya panduan bagi mukmin, Allah mengatakan kenyataan ini sebagai berikut:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhlukNya); tidak mengantuk dan tidak tidur.<span> </span>KepunyaanNya apa yang ada di langit dan di bumi.<span> </span>Siapakah yang patut memberi syafaat di sisi Allah tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya.<span> </span>Kursi Allah meliputi langit dan bumi.<span> </span>Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 255)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di samping ini, sebagian orang, sekalipun mempercayai keberadaan Allah, juga menganggap beberapa makhluk hidup duniawi memiliki kekuatan yang terlepas dan terpisah dari Allah dan mengangkat mereka, dalam pengertian tertentu, sebagai “berhala”.<span> </span>Karena itu, kita tidak boleh membatasi gagasan tentang “berhala” ke sebentuk pahatan batu atau kayu, atau tuhan-tuhan tiruan yang diolah oleh agama-agama palsu.<span> </span>Sekarang ini, ada banyak benda yang kasatmata maupun tidak yang tidak disebut berhala, namun diperlakukan sedemikian.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Upaya apa pun dari seseorang untuk menyenangkan makhluk selain Allah – menganggap makhluk itu mampu membantunya dan mengubah arah hidupnya menuruti keinginan makhluk itu – dapat digambarkan sebagai memperlakukan makhluk itu seperti “sebuah berhala”.<span> </span>Sebagian orang, misalnya, bermaksud memperoleh uang, kecantikan, kehormatan, karir atau melampiaskan hawa nafsunya.<span> </span>Orang-orang semacam itu mengabaikan bekerja ke arah meraih rida Allah, yang seharusnya sebaiknya menjadi tujuan utama mereka.<span> </span>Merekalah orang-orang yang mengangkat tuhan-tuhan selain Allah.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Inilah perkara pada mana sifat pembeda orang-orang yang beriman sempurna menjadi paling nampak.<span> </span>Hal itu karena, tidak seperti orang-orang yang tersebut di atas, orang-orang yang beriman sempurna menegaskan dengan hati dan sepenuh kehidupan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.<span> </span>Mereka berpaling kepadanya dan tidak mengangkat sekutu bagiNya, jadi, <b>“memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama.”</b><span> </span>(QS Al-Zumar, 39: 11)<span> </span>Allah menggambarkan hamba-hambaNya yang tulus sebagai:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah.<span> </span>Maka, mereka itu bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.<span> </span>(QS A-Nisa, 4: 146)</span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">LAKU IBADAH MEREKA </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">YANG BERIMAN SEMPURNA</span></h2><div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Orang yang beriman sempurna juga membedakan diri melalui perhatian seksama yang diberikan pada laku ibadahnya.<span> </span>Sepanjang hidup – selama mampu – ia bergairah menegakkan shalat, berpuasa, membayar zakat, yakni, memenuhi laku ibadah yang ditetapkan Allah sebagai wajib.<span> </span>Dalam banyak ayat, Allah memberitahu kita tentang kegirangan yang dirasakan Muslim yang taat selagi menjalankan laku ibadah mereka:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik).<span> </span>(QS Al-Rad, 13: 22)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan shalat dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 35)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Pentingnya Shalat</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Shalat (<i>doa wajib yang dilakukan lima kali sehari</i>), adalah salah satu laku ibadah terpenting setelah beriman.<span> </span>Mukmin diwajibkan menegakkan shalat, yang merupakan laku ibadah yang ditetapkan pada waktu tertentu, seumur hidup.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Manusia itu gampang lalai.<span> </span>Tenggelam dalam kesibukan sehari-hari, ia mungkin mudah tersesatkan dari pokok-pokok nyata pada apa sesungguhnya ia perlu memberikan perhatian.<span> </span>Ia mungkin mudah melupakan bahwa Allah melingkupinya, bahwa Dia mengawasinya setiap saat, bahwa Dia mendengarnya, dan bahwa suatu hari ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Allah.<span> </span>Ia mungkin juga melupakan tentang keniscayaan kematian, kuburan, Surga dan Neraka, bahwa tidak sesuatu pun terjadi selain atas kehendak Allah, dan bahwa sesungguhnya ada maksud di balik segala sesuatu.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Akan tetapi, menegakkan shalat lima kali sehari menghilangkan keadaan lalai ini dan menjaga niat dan nurani mukmin tetap hidup.<span> </span>Shalat membuatnya terus berpaling kepada Allah dan hidup dengan perintah Tuhan kita.<span> </span>Seorang manusia beriman sempurna yang berdiri di hadapan Allah untuk menegakkan shalat menjaga ikatan batin yang kuat dengan Allah.<span> </span>Bahwa shalat itu mengingatkan manusia akan Allah dan menghindarkannya dari semua jenis kejahatan dikatakan dalam ayat berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat.<span> </span>Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.<span> </span>Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain).<span> </span>Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.<span> </span>(QS Al-Ankabut, 29: 45)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Shalat adalah laku ibadah yang wajib bagi semua nabi dan mukmin.<span> </span>Nabi-nabi yang sepanjang sejarah diutus kepada manusia menghimbau kaumnya akan laku ibadah wajib ini.<span> </span>Sementara itu, mereka sendiri menegakkannya dalam cara yang secermat-cermatnya dan menjadi teladan yang harus diikuti semua mukmin.<span> </span>Dalam hal ini, shalat adalah sebentuk pesan yang disampaikan oleh nabi-nabi Allah kepada masing-masing kaumnya.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Qur'an, ada beberapa ayat tentang perintah Allah kepada nabi-nabiNya tentang penegakan shalat, nilai penting yang dilekatkan pada laku ibadah ini, ketaatan seksama para nabi, dan perintah mereka kepada kaumnya tentang penegakan shalat:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">- Dalam satu ayat, Allah menceritakan yang berikut tentang Nabi Ibrahim AS:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat.<span> </span>Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.<span> </span>(QS Ibrahim, 14: 40)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">- Dalam Qur'an, Nabi Ismail AS diceritakan seperti berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an.<span> </span>Sesungguhnya, ia seorang yang benar janjinya, dan ia seorang rasul dan nabi.<span> </span>Dan ia menyuruh kaumnya untuk bershalat dan berzakat, dan ia seorang yang diridai di sisi Tuhannya.<span> </span>(QS Maryam, 19: 54-55)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">- Dalam satu ayat lain, Allah mengatakan kepada Nabi Musa AS sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu.<span> </span>(QS Tha-Ha, 20: 14)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah juga memerintahkan Maryam, yang dijadikan sebagai teladan dalam Qur'an bagi semua perempuan di dunia, agar menegakkan shalat:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">"Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 43)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Isa AS, yang dilukiskan sebagai “firman Allah” dalam Qur'an juga menerima perintah yang sama:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah.<span> </span>Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.<span> </span>Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup”<span> </span>(QS Maryam, 19: 30-31)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Apa sajakah Waktu Shalat?</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Qur'an, shalat dilukiskan sebagai laku ibadah wajib yang diperintahkan bagi mukmin pada waktu-waktu tertentu.<span> </span>Ayat yang terkait berbunyi:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.<span> </span>Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).<span> </span>Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.<span> </span>(QS Al-Nisa, 3: 103)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Waktu kelima shalat wajib adalah subuh (“pagi”), zuhur (“siang”), ashar (“tengah siang”), magrib (“petang”), dan isya (“malam”).<span> </span>Waktu-waktu shalat diterangkan dalam banyak ayat Qur'an.<span> </span>Salah satunya berbunyi:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.<span> </span>(QS Tha-Ha, 20: 13o)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nabi kita SAW, yang paling dapat mengerti dan menafsirkan Qur'an, berkat wahyu dan ilham Allah, menjelaskan kepada mukmin awal dan akhir waktu dari kelima penegakan shalat selama satu hari.<span> </span>Hadis berikut yang diriwayatkan Abdullah bin Amr bin Al-Asr merupakan salah satu hadis yang paling terkenal:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Nabi kita SAW mengatakan:</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Waktu bagi shalat subuh (berlaku) adalah selama bagian kasatmata pertama matahari terbit tidak terlihat, dan waktu bagi shalat zuhur adalah ketika matahari tergelincir dari titik puncaknya dan belum masuk waktu shalat ashar, dan waktu bagi shalat ashar adalah selama matahari tidak meredup dan bagian kasatmata pertamanya belum tenggelam, dan waktu bagi shalat magrib adalah ketika matahari menghilang dan (berlaku) hingga rembang petang tidak lagi tampak, dan waktu bagi shalat isya adalah hingga tengah malam.<span> </span>(Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ayat Qur'an dan hadis Nabi kita SAW serta penjelasan cendekiawan-cendekiawan Islam membuat jelas bahwa shalat wajib harus ditegakkan lima kali sehari.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Jumlah seluruh rakaat untuk kelima shalat wajib adalah 40.<span> </span>Pembagian rakaat-rakaat ini menurut waktu shalatnya adalah sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Shalat subuh: 2 rakaat sunat, 2 rakaat fardlu </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Shalat zuhur: 4 rakaat sunat awal, 4 rakaat fardlu, 2 rakaat sunat akhir</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Shalat ashar: 4 rakaat sunat, 4 rakaat fardlu </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Shalat magrib: 3 rakaat fardlu, 2 rakaat sunat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Shalat isya: 4 rakaat sunat awal, 4 rakaat fardlu, 2 rakaat sunat akhir, 3 rakaat witir.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Seorang Manusia Beriman Sempurna </span></b></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Shalat dalam Ketakjuban</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ketakjuban adalah sejenis ketakutan yang bercampur penghormatan.<span> </span>Di sisi lain, merasakan ketakjuban selagi shalat adalah merasakan keagungan dan kekuatan Allah di hadapanNya dan menyimpan ketakutan mendalam selagi menegakkan laku ibadah ini.<span> </span>Seorang mukmin yang sadar bahwa ia berada di hadapanNya, Tuhan segenap dunia, akan pasti merasakan kekuatan ini dan mendekatkan diri kepada Allah terkait dengan ketakutan dan penghormatan yang dirasakan terhadapNya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Seorang mukmin yang bermaksud menegakkan shalat dengan kehatian-hatian yang sepatutnya harus melakukan semua cara mengatasi penghalang-penghalang yang mungkin merintangi pemusatan pikirannya dan memberikan perhatian terbesar untuk memastikan perasaan dan pemusatan pikiran yang disyaratkan.<span> </span>Di hadapanNya, Tuhan kita memerintahkan kita hanya mengingat dan memujaNya dan menjadi orang yang beriman murni dan alami kepadaNya.<span> </span>Shalat dengan kehati-hatian merupakan kesempatan besar menyadari semua ini.<span> </span>Sungguh, Allah memerintahkan kita menegakkan shalat untuk mengingatNya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu.<span> </span>(QS Tha-ha, 20: 14)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Fardlu (kewajiban) shalat</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">A- Ada tujuh fardlu (kewajiban) yang harus dipenuhi mukmin sebelum mendirikan shalat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Yakni:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Kesucian beribadah (dari hadats besar dan kecil)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Kesucian fisik (dari najis)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Menutup aurat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Menghadap kiblat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Waktu yang Benar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Niat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Bertakbir</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">B- Lima fardlu (kewajiban) lainnya, disebut Rukun Shalat, harus dilakukan selama menegakkan shalat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Qiym</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Qirah </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Ruku’ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Sajdah </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Qadah </span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kesucian Beribadah: Membersihkan diri dengan berwudhu atau mandi besar.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kesucian Fisik: Membesarkan najis/kotoran yang melekat di badan, pakaian, atau tempat shalat yang mungkin akan menghalangi shalat.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Waktu: Melakukan shalat dalam waktu yang ditetapkan.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menghadap Kiblat: Melakukan shalat dengan mengarah ke Mekkah.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Niat: adalah mengingat dan menyatakan dalam hati niat mukmin mendirikan shalat tertentu.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bertakbir: Memuja Allah dengan kata-kata, “Allahu akbar”.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Qiym: Berdiri tegak (bagi yang mampu).</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Qirah: Membaca beberapa ayat dari Qur'an selagi qiym (berdiri).</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ruku’: Membungkukkan tubuh, di mana lutut-lutut dicengkeram kedua telapak tangan sehingga menopang tubuh.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sajdah: Menyembah/bersujud, dengan cara sedemikian sehingga hanya hidung, dahi, kedua telapak tangan, lutut, dan jari-jari kaki yang menyentuh tanah.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Qadah: Duduk dalam rakaat terakhir shalat selama membaca “Attahiyah”.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Selanjutnya, kita akan memperdalam wudhu, menutup aurat, dan Kiblat.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Apakah menutup aurat itu?</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Setiap orang yang bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban agama perlu menutup auratnya yang mesti tertutup selama shalat dan tidak boleh terbuka kepada orang lain selama waktu-waktu lainnya.<span> </span>Pakaian laki-laki harus setidaknya menutupi dari pusar hingga lutut.<span> </span>Pakaian perempuan harus menutupi seluruh tubuhnya, dari kepala hingga kaki, mengecualikan hanya wajah dan telapak tangan.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Wudhu</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebelum melakukan shalat, mukmin harus lebih dahulu berwudhu.<span> </span>Ada syarat-syarat tertentu berwudhu.<span> </span>Yakni:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan wajah satu kali </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan tangan hingga pergelangan satu kali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Mengusap seperempat kepala</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan kedua kaki hingga mata kaki satu kali</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ada sunat-sunat wudhu.<span> </span>Sunat-sunat wudhu yang harus dilakukan oleh mukmin yang beriman sempurna adalah sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Memulai dengan mengucapkan “Bismillah”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan tangan hingga pergelangan tiga kali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Berkumur-kumur tiga kali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan lubang hidung dengan menghidu air tiga kali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membasahi kulit di bawah alis, janggut, dan kumis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membasahi bawah alis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membasahi ujung janggut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan gigi, menggosoknya dengan sesuatu jika mungkin </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Mengusap kedua sisi kepala satu kali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Mengusap kedua telinga satu kali</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Mengusap belakang leher satu kali dengan tiga jari menyatu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membasahi sepenuhnya ruang-ruang di antara jari-jari tangan dan kaki</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membasahi sepenuhnya semua bagian tubuh yang mesti dibersihkan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Mengucapkan niat dalam hati ketika membersihkan wajah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan dan mengusap berurutan kedua tangan, mulut, hidung, wajah, lengan, kepala, telinga, belakang leher, dan kaki satu kali.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Menggosok bagian-bagian tubuh yang dibersihkan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">- Membersihkan semua bagian tubuh berurutan tanpa sela.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Kiblat</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Qur'an, dikatakan Muslim harus menghadap Kabah di Mekkah selagi menegakkan<span> </span>shalat.<span> </span>Cukuplah bagi mereka yang tidak berada di Mekkah berdiri mengarah ke sana sehingga orang bisa mengatakan “ia berdiri dalam arah Kiblat.”</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Agama Islam memperkenalkan Kabah sebagai pusat pemujaan Allah dan Muslim diperintahkan menghadap Kiblat di mana pun mereka berada di bumi, sehingga persaudaraan, kesatuan, dan ketertiban di antara mereka dapat dipertahankan.<span> </span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Shalat di arah Kiblat merupakan kesempatan untuk membangkitkan kenangan-kenangan pada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, para utusan mulia Allah yang membangun Kabah,<span> </span>dalam benak kita dan menghadap kepada Allah untuk bermohon.<span> </span>Juga, menghadap ke arah Kabah selagi makan dan tidur itu baik.<span> </span>Tambahan lagi, jenazah-jenazah dikuburkan dengan wajah mereka dihadapkan ke Kiblat.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Bagaimana menentukan Kiblat?</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kiblat bukanlah bangunan Kabah, melainkan tanah tempatnya berdiri.<span> </span>Dengan kata lain, ruang dari bumi ke langit adalah Kiblat.<span> </span>Karena alasan ini, jika seseorang ada di bawah air atau di langit, ia masih dapat menegakkan shalat.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mungkin saja menetapkan arah Kiblat melalui perhitungan matematis.<span> </span>Hal itu juga bisa dicapai dengan sebuah kompas.<span> </span>Bahkan jika penentuan Kiblat yang sangat cermat tidak dapat dilakukan dengan perhitungan dan peralatan, orang boleh memiliki keyakinan kuat tentang arah sebenarnya, dan keyakinan ini dapat diterima.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di tempat-tempat di mana peralatan, kompas, bintang-bintang, dll.<span> </span>tidak tersedia, mukmin harus meminta nasehat para Muslim yang tahu arah Kiblat.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dalam kendaraan yang bergerak seperti kapal atau kereta api, orang harus berdiri dalam arah Kiblat dan meletakkan kompas di dekat tempat bersujud. <span> </span>Dengan cara ini, selagi kendaraan membelok, orang tersebut harus juga berputar ke arah Kiblat.<span> </span>Pilihannya, seorang lain membantu memutarnya ke arah yang benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Jika seseorang menegakkan shalat tanpa mencari nasehat seorang Muslim yang mengetahui arah Kiblat, sendiri menentukan arah itu, atau telah memakai semua cara untuk menentukannya, ia tidak akan sepenuhnya melaksanakan rukun shalat, sekalipun secara tak sengaja shalat dalam arah yang benar.</span></div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="text-decoration: none;"> </span></span></h1><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h3 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">KEPASRAHAN MEREKA YANG </span><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h3><h3 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">BERIMAN SEMPURNA PADA TAKDIR</span></h3><h3 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-weight: normal;"> </span></h3><h3 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-weight: normal;"> </span></h3><h3 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.<span> </span>Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.”<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 51)</span><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></h3><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span></span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (kadar).“</span></b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>(QS Al-Qamar, 54: 49)<span> </span>Sebagaimana dikatakan ayat, Allah telah menciptakan semua makhluk, hidup atau mati, dengan takdirnya masing-masing.<span> </span>Takdir yang ditetapkan Allah ini tidak dapat diubah; kebaikan atau keburukan apa pun yang telah ditetapkan sebelumnya tidak dapat dengan cara apa pun dicegah atau disimpangkan oleh siapa pun.<span> </span>Mereka yang beriman sempurna adalah mereka yang sadar bahwa “tidak sesuatu pun dapat menimpa mereka kecuali apa yang telah ditetapkan Allah atas mereka.”<span style="color: blue;"></span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Senyatanya, kenyataan ini merupakan sumber kedamaian yang tak berhingga.<span> </span>Setiap peristiwa di bumi, apakah penting atau sepele, dan dalam segenap rinciannya, direncanakan oleh kecerdasan yang tak berhingga.<span> </span>Karena itu, masing-masing peristiwa berkembang dalam cara yang terkendali, agar memberikan manfaat terbaik bagi para mukmin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Menyadari bahwa Allah menciptakan setiap peristiwa demi keuntungan agama dan manfaat bagi kehidupan mukmin di hari kemudian, mereka yang beriman sempurna hidup dalam kepasrahan tulus kepada kebijaksanaan abadi Allah dan takdir yang telah ditetapkanNya.<span> </span>Sebagaimana diperjelas ayat <b>“…Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman,”</b><span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 141), semua peristiwa akan berujung dalam cara yang, biar bagaimana pun, berpihak kepada mukmin. <b><span> </span>“… Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya</b>…”<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 40) karena Allah sahabat dan pelindung kaum mukmin.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mereka yang beriman sempurna yang mengangkat Allah sebagai Pelindung mereka dan menaruh kepercayaan kepadaNya tidak pernah berputus asa akan pertolongan Allah.<span> </span>Khususnya dalam hal keadaan yang tampak tidak menguntungkan, tidak pernah mereka menyimpang dari kedudukan ini, menyadari ada kebaikan dalam apa pun yang terjadi.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dunia adalah pentas di mana Allah menempatkan manusia ke dalam cobaan.<span> </span>Kebanyakan manusia menunjukkan kepasrahan kepada Allah dan merasa bersyukur kepadaNya ketika menerima sebentuk kebaikan atau nikmat, mengiranya dianugerahkan kepada mereka olehNya.<span> </span>Namun, saat menyangkut peristiwa tak menyenangkan yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan, mereka tiba-tiba kehilangan sikap kepasrahan.<span> </span>Mereka menunjukkan ketakpercayaan dan ketakbersyukuran yang kadang-kadang separah pemberontakan terhadap Allah.<span> </span>Sikap ini dirujuk dalam Qur'an sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">… Apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami, dia bergembira ria karena rahmat itu.<span> </span>Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar)..<span> </span>(QS Al-Syura, 42: 48)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Akan tetapi, mereka yang beriman sempurna telah meresapi rahasia yang diungkapkan oleh ayat, <b>“…Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).<span> </span>Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”<span> </span></b>(QS Al-Anbiya, 21: 35)<span> </span>Tidak pernah melupakan bahwa setiap peristiwa yang tampak menyenangkan atau menyusahkan diciptakan khusus untuk menguji keimanan, mereka tidak pernah berkurang dalam kepasrahan yang mereka perlihatkan kepada kehendak Allah dan kepercayaan pada Pencipta mereka tidak pernah berkurang.<span> </span>Mereka mengetahui apa pun peristiwa merugikan yang menimpa mereka mungkin, sebenarnya, menghasilkan akibat-akibat yang baik jika menimbang kehidupan selanjutnya, sebab Allah menciptakan setiap peristiwa dengan banyak maksud tersembunyi yang manusia tidak melihatnya.<span> </span>Kenyataan ini terekam dalam satu ayat berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 216)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana ditekankan dalam ayat di atas, suatu peristiwa yang awalnya dikira buruk mungkin berakibat baik bagi manusia karena Allah, Pemilik kebijaksanaan yang tak berhingga, telah merencanakan semua peristiwa yang menimpanya.<span> </span>Kebijaksanaan dan kepiawaian berpikir manusia itu terbatas.<span> </span>Karena hal ini, apa yang diharapkan dilakukan manusia adalah memasrahkan diri kepada takdir yang telah ditetapkan Allah dengan kebijaksanaan abadiNya.<span> </span>Itulah apa yang akan memberi manusia manfaat dalam apa pun perkara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Suatu peristiwa mungkin tampak berjalan tidak menyenangkan; namun, jangan pernah melupakan bahwa itu mungkin sebuah cobaan atas kepasrahan manusia kepada Allah.<span> </span>Peristiwa ini mungkin akan berujung pada nikmat besar suatu waktu.<span> </span>Mereka yang gagal menaruh kepercayaan kepada Allah awalnya melupakan kenyataan ini dan karena itu menderita kerugian besar.<span> </span>Di sisi lain, mereka yang beriman sempurna dan menunjukkan sikap baik, meraih rida Allah dan akhirnya menikmati ganjaran-ganjaran menyenangkan karena itu.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Qur'an memberi kita dengan sejumlah cuplikan kehidupan para nabi, yang menjadi teladan bagi semua manusia dalam hal keimanan sempurna yang mereka perlihatkan.<span> </span>Salah satunya mengenai keadaan yang tampak tanpa harapan dari Nabi Musa AS, yang memimpin kaumnya keluar dari Mesir untuk melarikan diri dari penindasan Firaun.<span> </span>Ketika mereka tiba di pantai, Firaun dan tentaranya hampir menyusul mereka.<span> </span>Keadaan sulit ini, yang tak diragukan mengilhami harapan keselamatan yang tersuram, menjadi cara memisahkan mereka yang melihat kebajikan dalam takdir di setiap keadaan dan mereka yang meragukannya.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah menceritakan peristiwa ini sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Maka Firaun dan bala tentaranya menyusul mereka di waktu matahari terbit.<span> </span>Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul."<span> </span>Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul;<span> </span>sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku."<span> </span>Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu."<span> </span>Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.<span> </span>Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.<span> </span>Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya.<span> </span>Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu.<span> </span>Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.<span> </span>(QS Al-Syu’ara, 26: 60-67)<span style="color: maroon;"></span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana diberitahukan ayat ini, sebagian kaum Nabi Musa AS cemas dan berpikir, “Kita pasti akan tersusul.”<span> </span>Akan tetapi, Nabi Musa AS tidak sedikit pun berputus asa.<span> </span>Ia ingat bahwa pertolongan Allah ada di tangannya.<span> </span>Setelah cobaan ini, Allah secara ajaib membelah air laut, meninggalkan lintasan kering di tengahnya, dan membimbing mereka ke pantai seberang.<span> </span>Sementara itu, air tiba-tiba mulai menutup Firaun dan bala tentaranya, yang tanpa berpikir ikut menempuh lintasan yang sama, dan mereka semua tenggelam.<span> </span>Sekali kepasrahan mukmin menjadi jelas, Allah mengubah keadaan buruk menjadi sebuah nikmat yang agung.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Qur'an, Allah juga mengisahkan kepasrahan Nabi kita SAW pada kehendakNya sebagai teladan:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua.<span> </span>Di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita,"<span> </span>maka Allah menurunkan ketenanganNya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah.<span> </span>Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.<span> </span>Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 40)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam saat-saat kesulitan, Nabi Muhammad SAW menaruh kepercayaannya kepada Allah dan menghimbau para pengikutnya agar pasrah kepadaNya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna mengambil perilaku terpuji Nabi SAW sebagai teladan.<span> </span>Tak pernah menyeleweng dari acuan kesempurnaan akhlak ini, mereka menghadapi setiap kesukaran yang mereka temui dengan kata-kata: …"Cukuplah Allah bagiku ."<span> </span>KepadaNyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.<span> </span>(QS Al-Zumar, 39: 38)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">PANDANGAN MEREKA YANG </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">BERIMAN SEMPURNA TERHADAP </span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">KEHIDUPAN DUNIA INI</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan sendau gurau dan main-main.<span> </span>Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”<span> </span>(QS Al-Ankabut, 29: 64)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah telah menciptakan dunia ini sebagai persinggahan sementara untuk menempatkan manusia dalam cobaan, menyucikannya dari dosa-dosanya, membuatnya mencapai jiwa yang bernilai surga, dan menyingkap kejahatan kafirin… Akan tetapi, sangat sedikit manusia merenungi dan meresapi kebenaran ini: itulah mereka yang beriman sempurna.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pandangan terhadap kehidupan seorang mukmin yang telah meraih keimanan sempurna didasarkan pada kenyataan yang sangat penting ini yang ditekankan dalam Qur'an.<span> </span>Tidak seperti kafirin, orang seperti dia tidak merasa terikat pada kehidupan di dunia ini.<span> </span>Sebaliknya, ia berjuang bagi kehidupan di hari kemudian.<span> </span>Sadar bahwa ia diciptakan “hanya untuk menyembah Allah,” ia mengingat ayat, <b>“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.”<span> </span></b>(QS Al-Dzariat, 51; 56)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana disebutkan di muka, menyembah Allah tidaklah terbatas pada menaati sejumlah bentuk pemujaan seperti bershalat wajib atau berpuasa.<span> </span>Sebaliknya, menjadi hamba Allah mencakup sepenuh kehidupan seseorang.<span> </span>Mukmin beriman sempurna adalah seseorang yang dapat diartikan sebagai menghabiskan seluruh hidupnya melayani Allah.<span> </span>Ia hidup hanya untuk Allah, bekerja hanya demi Allah, dan mengabdikan seluruh daya-upayanya demi tujuan Allah.<span> </span>Ia benar-benar menyadari bahwa dunia ini bukan sesuatu melainkan tempat cobaan.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah menarik perhatian pada hal ini:<span> </span><b>“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setitik mani yang bercampur, lalu Kami uji dia; maka Kami jadikanlah ia mendengar, lagi melihat.”</b><span> </span>(QS Al-Insan, 76: 2) Allah, lebih jauh, menarik perhatian ke sifat menipu dunia ini dan memperingatkan manusia:<span> </span><b>Hai manusia!<span> </span>Sesungguhnya janji Allah adalah benar.<span> </span>Maka, sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdaya kamu dan sekali-kali janganlah orang yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah.</b><span> </span>(QS Al-Fathir, 35: 5)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna adalah mereka yang tidak tertipu oleh keindahan kehidupan di dunia ini, betapa pun memikatnya semua itu terlihat.<span> </span>Hal ini karena Kitab Allah telah menunjuki mereka wajah sejati kehidupan di dunia ini.<span> </span>Sebagaimana dikatakan Qur'an, kehidupan dunia ini adalah “permainan”, “senda gurau”, “pawai meriah”, “canda di antara manusia”, dan “perlombaan menumpuk harta dan anak-anak”.<span> </span>Perumpamaan setara berikut dalam Qur'an memperjelas sifat dunia ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu, serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu kering dan kamu melihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.<span> </span>Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaanNya.<span> </span>Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.<span> </span>(QS Al-Hadid, 57: 20)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sebagaimana diungkapkan contoh ini, tak sesuatu pun di dunia akan menahan pengaruh merusak waktu; tidak rumah-rumah yang megah, mobil yang mengkilap, pemandangan yang memukau, maupun orang muda dengan karir cemerlang dapat menyelamatkan diri sendiri..<span> </span>Semua yang baru melayu, yang muda menua.<span> </span>Waktu menghancurkan benda-benda yang paling berharga dan membuat semuanya kehilangan pesona.<span> </span>Saat-saat yang paling berkesan lewat dengan cepat dan menjadi sejarah.<span> </span>Setelah beberapa saat, semua yang baik menjadi kenang-kenangan yang kabur.<span> </span>Dalam satu ayat, Allah memberitahu kita tentang nafsu yang membuat manusia terikat kepada dunia ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.<span> </span>Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga).<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 14)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sifat umum nikmat-nikmat dunia yang ditekankan dalam ayat di atas adalah kefanaan dan keterbatasannya.<span> </span>Karena alasan inilah, tidak sesuatu pun ada di dunia ini yang manusia dapat berserakah mengikat diri kepadanya.<span> </span>Tidak rupa fisik manusia, yang cuma tulang dan daging, tidak pula benda-benda lahiriah, yang semuanya rentan dan akhirnya lapuk, membolehkan manusia mengikat diri ke dunia.<span> </span>Nikmat-nikmat yang kita lihat di sekeliling kita tidak lebih dari salinan tak sempurna nikmat-nikmat di surga dan diciptakan dengan maksud sebagai peringatan akan hari kemudian.<span> </span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka yang beriman sempurna yang telah meresapi kenyataan penting ini menerima manfaat terbaik yang mungkin di dunia ini.<span> </span>Namun, ada satu perbedaan pokok antara mereka dan orang-orang yang terbuai oleh dunia ini; mereka tidak merasa rakus akan nikmat-nikmat ini.<span> </span>Sebaliknya, mereka merasa bersyukur kepada Allah atas apa yang Dia karuniakan kepada mereka, sebab mereka mengetahui bahwa pemilik sejati semua benda di bumi adalah Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang mengira memiliki harta, kecantikan, atau kekuasaan sesungguhnya memperdaya diri sendiri, karena bukan mereka yang telah menciptakan semua itu.<span> </span>Mereka tidak mampu menciptakan bahkan satu saja dari semua itu.<span> </span>Lebih jauh, mereka tidak dapat mencegah semua itu dari kepunahan.<span> </span>Mereka sendiri adalah makhluk yang diciptakan… Suatu hari, mereka pasti kan mencicipi kematian, meninggalkan di belakang semua yang menjadi milik kehidupan ini.<span> </span>Kesadaran akan ayat, <b>“Sesungguhnya orang-orang itu menyukai kehidupan yang dekat (di dunia), dan mereka abaikan di belakang mereka hari yang berat.”</b><span> </span>(QS Al-Insan, 76: 27)<span> </span>adalah apa yang membedakan mereka yang beriman sempurna dengan mereka yang hidup dalam kelalaian.<span> </span>Mereka yang beriman sempurna mempersiapkan diri bagi kehidupan selanjutnya, bukan yang satu di dunia ini.<span> </span>Qur'an mencatat doa orang-orang ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan di antara mereka ada orang yang mendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 201)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagai ganjaran bagi perilaku dan doa tulus mereka, Allah memberi mereka nikmat baik di dunia maupun di akhirat.<span> </span>Allah memberikan kabar gembira tentang hal ini dalam Qur'an sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.<span> </span>Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 148)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (di dalam kehidupan) di akhirat.<span> </span>Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.<span> </span>Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.<span> </span>(QS Yunus, 10: 64)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin: 0in 8.5pt 0.0001pt 28.35pt; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">PANDANGAN MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA TERHADAP KEMATIAN</span></h2><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.<span> </span>Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.<span> </span>Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung.<span> </span>Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 185)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Kematian akan menjemput setiap manusia yang ada dunia ini pada waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan ayat, <b>“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.<span> </span>Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”</b><span> </span>(QS Al-Ankabut, 29: 57)<span> </span>Tidak sesuatu pun yang dimiliki manusia, tidak harta, uang, kedudukan, ketenaran, kemegahan, maupun rupa yang elok dapat menolak kematian.<span> </span>Kematian adalah hukum Allah; tidak seorang pun dapat lari dari kenyataan mutlak dan tak tercegah ini.<span> </span>Sebagaimana ayat, <b>“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..”</b><span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 78) mengingatkan kita bahwa tak pernah ada seorang pun yang berhasil melarikan diri dari kematian.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Kenyataan ini adalah perkara yang mereka yang beriman sempurna menggapai pemahaman akbar tentangnya.<span> </span>Sekali mengerti kepastian dan kedekatan kematian, mereka mengerti mereka perlu bersiap demi kehidupan setelah kematian.<span> </span>Menakuti kematian segera yang bisa menjemput sebelum sempat meraih kemuliaan akhlak yang diminta Allah dari para hambaNya dan memperoleh ridaNya, mereka memeluk agama Allah dengan ketulusan dan gairah yang besar.<span> </span>Mereka tidak memboroskan waktu dalam mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat ridaNya, sebab mereka menyadari mereka dapat menemui kematian kapan saja.<span> </span>Doa mereka yang beriman sempurna dalam Qur'an adalah sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">"… Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadaMu).”<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 126)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“… Pencipta langit dan bumi.<span> </span>Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat.<span> </span>Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.”<span> </span>(QS Yusuf, 12: 101)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna menerima kematian dengan kepasrahan penuh, sebab itulah hukum Allah.<span> </span>Di atas segalanya, mereka memandangnya sebagai gerbang lewat mana mereka mencapai surga.<span> </span>Sementara itu, mereka tidak pernah melupakan bahwa mereka harus berjuang keras untuk menghindari hukuman neraka dan memperoleh rida Allah.<span> </span>Mukmin terus-menerus merasakan ketakutan dan harapan hingga menemui kematian.<span> </span>Mereka mengharapkan surga karena beriman.<span> </span>Sama seperti itu, mereka menakuti neraka karena tidak pernah mendapati diri bisa berdiri sendiri.<span> </span>Ketakutan mereka atas pembalasan jahat, perilaku baik yang mereka perlihatkan dan ganjaran baik yang mereka peroleh dikatakan dalam Qur'an sebagai berikut:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span><b>(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk, dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),<span> </span>(yaitu) surga adnin, yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isteri dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan): "Salamun`alaikum bima shabartum".<span> </span>Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.<span> </span>(QS Al-Rad, 13: 20-24)</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">IMAN KEPADA HARI KEMUDIAN </span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA</span></h2><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.<span> </span>“<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 4)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Pedihnya rasa sakit dan hukuman yang dialami di neraka tidak dapat dibandingkan dengan sakit apa pun di dunia ini.<span> </span>Siksa api ada bermacam jenis.<span> </span>Penghuni neraka terus-menerus menjerit agar diselamatkan dari api, mereka dimampatkan ke dalam ruang-ruang yang sempit; tangan mereka terikat ke leher, mereka menggelinjang kesakitan.<span> </span>Mereka dicambuk dengan cambuk besi.<span> </span>Lapar dan haus mereka menjadi tak tertahankan.<span> </span>Rasa sakit mereka tidak pernah berkurang.<span> </span>Keadaan mengerikan ini diperburuk oleh penyesalan besar, perasaan putus asa, dan kehilangan harapan.<span> </span>Mereka ingin musnah selama-lamanya, namun sia-sia.<span> </span>Mereka diceritakan sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Masuklah ke dalamnya (dan rasakanlah kepanasan apinya): maka, baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu: kamu hanya diberi balasan terhadap apa yang kamu kerjakan.<span> </span>(QS Al-Thur, 52: 16)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna terus-menerus merenungkan siksa neraka yang dilukiskan Qur'an dan berpaling kepada Allah.<span> </span>Orang yang beriman sempurna selalu mengingat bahwa ia bisa, setiap saat, menemui malaikat kematian dan berlalu menuju ke hari kemudian.<span> </span>Keputusan, sikap, perilaku dan caranya berbicara mencerminkan niatnya agar layak masuk surga dan dijauhkan dari api neraka, sebab tak seorang pun di dunia ini dapat terlepas dari ganjaran ilahiah.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Menyadari bahwa <b>“timbangan yang tepat”</b> (QS Al-Anbiya, 21: 47) akan dipasang pada Hari Pengadilan, ia tidak ingin kehilangan seberat zarah pun kebajikan.<span> </span>Allah telah memperingatkan manusia akan hal ini sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Pada hari itu, manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.<span> </span>Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.<span> </span>Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.<span> </span>(QS Al-Zilzal, 99: 6-8)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Dengan cara serupa, ia dengan gigih meniadakan perbuatan apa pun yang akan menuai kemurkaan Allah, sebab tiap perbuatan yang dilakukannya akan mendekatkannya ke surga atau ke neraka.<span> </span>Tidak sesuatu pun ada di antara kedua tempat ini.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka yang beriman sempurna yang memiliki kesadaran pasti tentang kenyataan-kenyataan ini merasakan “ketakutan dan harapan” yang sinambung sepanjang kehidupan mereka.<span> </span>Mereka tidak pernah melupakan keadaan orang-orang yang menanti dibawa entah ke surga atau ke neraka pada Hari Pengadilan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Bagaimana seseorang berperilaku jika ia ada di persimpangan surga dan neraka pada saat ini dan menyadari bahwa kehidupan abadinya akan dimulai sebenar-benarnya setelah ia diadili?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Berada di tepi neraka, akankah ia berani menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan, yang segera akan diperhitungkan?<span> </span>Pasti tidak!<span> </span>Sebaliknya, siapa pun yang ada di dalam keadaan mengerikan itu akan melakukan apa pun untuk menggapai surga dan memanfaatkan kebijaksanaan dan nuraninya untuk menunjukkan sikap yang paling menyenangkan Allah.<span> </span>Bahkan seseorang yang tidak pernah terlibat dalam upaya sungguh-sungguh seperti itu sepanjang hidup, mengira Hari Pengadilan jauh dari dirinya, akan merasakan kepanikan besar dan berjuang memperbaiki perbuatan buruknya.<span> </span>Namun, pada hari itu, tidak ada waktu dianugerahkan untuk membuat perbaikan.<span> </span>Waktu yang dianugerahkan berakhir dengan kematian dan catatan-catatan ditutup.<span> </span>Dari saat itu seterusnya, tak seorang pun akan dibalas<span> </span>atas apa pun selain daripada yang telah diperbuatnya.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Memiliki keimanan yang tak tergoyahkan kepada hari kemudian, surga dan neraka, dan menjaga benak mereka selalu tersaput ingatan akan kematian, menjelaskan upaya tak kenal lelah mereka yang beriman sempurna.<span> </span>Untuk menghindari ketakutan dan penyesalan di hari kemudian, setiap saat dalam kehidupan mereka menganggap diri seolah sedang menunggu keputusan Allah atas mereka di Hari Pengadilan.<span> </span>Mereka menyiapkan diri bagi kehidupan akhirat dengan kesadaran dan keimanan penuh, dengan cara seperti orang yang telah melihat indahnya surga dan ngerinya neraka dengan mata kepala sendiri, lalu dikembalikan ke dunia.<span> </span>Karena itu, dalam menghadapi setiap keadaan, mereka berjuang menunjukkan sikap terbaik, sebab mereka mengetahui bahwa kelalaian atau ketakjujuran kecil apa pun mungkin menempatkan mereka di jalan penyesalan yang tidak ada pemulihnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kesimpulannya, keyakinan mutlak mereka yang beriman sempurna memastikan janji tak goyah untuk lebih mendekat kepada Allah dan tegak dalam ketakutan kepadaNya.<span> </span>Menuruti ayat, <b>“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu… “</b><span> </span>(QS Al-Taghabun, 64: 16), mereka yang beriman sempurna takut kepada Allah sebanyak mereka bisa dan berharap layak masuk surga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">AKHLAK MULIA YANG DIGANJARKAN </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">IMAN YANG SEMPURNA</span></h2><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.<span> </span>“<span> </span>(QS Al-Qalam, 68: 4)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="TR" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Setiap manusia yang sepenuh hati beriman kepada Allah memenuhi semua perintahNya tanpa syarat.<span> </span>Tekad ini memastikan penyusunan sebentuk kesempurnaan akhlak.<span> </span>Penaatan seksama perintah-perintah Qur'an-lah yang menyebabkan kesempurnaan akhlak yang menjadi ciri mereka yang beriman sempurna.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Manusia dapat menggapai semua sifat baik dan terpuji hanya dengan menuruti perintah-perintah Qur'an.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah memerintahkan ketakwaan, keadilan, kesabaran, pengorbanan, kesetiaan, pengabdian, penepatan janji, kepasrahan, kerendahhatian, penenggangan, penyayang, pengasih, pengendalian amarah, dan banyak lagi sifat-sifat akhlak.<span> </span>Menunjukkan kesempurnaan akhlak ini sebagaimana disajikan dalam Qur'an bergantung pada ketakutan seseorang kepada Allah dan karena itu mengikuti suara nuraninya.<span> </span>Semakin seseorang takut kepada Allah dan seksama mengikuti apa yang diserukan nuraninya, semakin patuh ia kepada perintah Allah.<span> </span>Akan tetapi, seseorang yang tidak memiliki sifat-sifat ini gagal menunjukkan tanggung jawab untuk hidup dengan akhlak-akhlak Qur'an.<span> </span>Ia mungkin memperlihatkan sebagian sifat-sifat akhlak yang diridai Allah, namun, ketika menghadapi keadaan di mana ia merasa kepentingannya dipertaruhkan, ia mungkin menjadi orang yang sama sekali berbeda.<span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Keadaan ini nyata menyingkapkan keunggulan mereka yang telah meraih kedewasaan iman.<span> </span>Orang yang beriman sempurna tanpa lelah menunjukkan kesempurnaan akhlak di setiap saat kehidupannya.<span> </span>Kesabaran terbesar, derajat tertinggi pengorbanan dan kepasrahan, cinta terkuat kepada Allah terwujud dalam perilakunya.<span> </span>Sifat-sifat ini membuatnya seorang yang istimewa.<span> </span>Dalam kata-kata Qur'an, ia menjadi “imam bagi orang-orang yang bertakwa.”<span> </span>(QS Al-Furqan, 25: 74)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sasaran utama bagi setiap Muslim adalah mencapai kesempurnaan akhlak seperti itu.<span> </span>Menentukan batas-batas bagi diri mendorong manusia berpuas diri, yang merupakan sikap yang harus gigih dihindari manusia.<span> </span>Dalam satu ayat, Allah menekankan bahwa rasa puas diri merupakan kerusakan yang sungguh-sungguh:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.<span> </span>Karena dia melihat dirinya serba cukup.<span> </span>(QS Al-Alaq, 96: 6-7)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Karena alasan ini, setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian harus membuat sasaran utamanya adalah hidup dengan nilai-nilai Qur'an dalam cara sebaik mungkin.<span> </span>Hanya orang dengan sasaran semulia itu dapat berharap meraih surga dan berkumpul dengan para nabi, aulia, syuhada, dan mereka yang bertakwa.<span> </span>Allah memberitahu kita bahwa hanya ketaatan yang tegas membuat orang berhasil dalam upaya mulia ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiqien, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.<span> </span>Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.<span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 69)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Di halaman-halaman berikut, kita akan menelaah kesempurnaan akhlak seperti ini yang mana Allah firmankan secara rinci dalam Qur'an, dan kita akan melihat kepatuhan dan gairah besar yang harus ditunjukkan manusia agar berhasil dalam perjuangan ini.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Nurani Mereka yang Beriman Sempurna </span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dari hari manusia dilahirkan, suara yang selalu terus-menerus membisikkan kejahatan mengiringinya.<span> </span>Bisikan ini berasal dari hawa nafsunya.<span> </span>Akan tetapi, di samping suara ini ada suara yang tak mungkin salah yang melarang kejahatan dan membimbingnya ke jalan yang lurus.<span> </span>Suara yang memandu manusia ke kebenaran ini disebut “nurani”.<span> </span>Allah memperkenalkan kepada kita kedua segi diri manusia ini sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaanNya).<span> </span>Maka, Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.<span> </span>Sesungguhnya, beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.<span> </span>Dan sesungguhnya, merugilah orang yang mengotorinya.<span> </span>(QS Al-Syams, 91: 7-10)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Sebagaimana dikatakan dalam ayat di atas, Allah juga mengilhami manusia agar menghindari kejahatan dirinya sendiri.<span> </span>Ilham ini diberikan melalui nurani.<span> </span>Karena itu, nurani adalah, dalam pengertian tertentu, suara Allah yang menghimbau mukmin tentang apa yang baik dan benar.<span> </span>Karena alasan inilah, nurani adalah kunci ke iman yang sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna terus-menerus menyimak suara ini.<span> </span>Mereka memiliki pemahaman yang amat berbeda tentang nurani dari apa yang dikenal dalam masyarakat.<span> </span>Menolong orang miskin dan lanjut usia atau bersedekah kepada lembaga-lembaga umumnya dianggap sebagai tanda nurani yang baik.<span> </span>Namun, selain contoh-contoh tersebut, nurani diabaikan dari hampir semua bidang kehidupan lainnya; orang-orang umumnya merasa tidak perlu menggunakan nurani mereka dan menjalankan kehidupan menuruti nafsu mereka.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang memperhatikan nurani sebagaimana diperintahkan dalam Qur'an hanyalah mereka yang beriman sempurna: sepanjang hidup mereka menyimak nurani untuk semua masalah.<span> </span>Mendekat kepada Allah dan meraih ridaNya menjadi satu-satunya sasaran dalam hidup, apa pun keadaan atau suasananya.<span> </span>Tidak kelelahan, kurang istirahat, atau pun kesibukan sehari-hari menyimpangkan mereka dari mengikuti suara ini.<span> </span>Waktu-waktu tersibuk atau masa-masa susah bukanlah pengecualian; satu peringatan dari nurani cukup bagi mereka untuk segera melihat kebaikan dan berpaling ke sana.<span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebuah contoh akan memperjelas hal ini: bayangkan seorang mukmin yang baru kembali dari perjalanan panjang yang melelahkan; hanya memperoleh beberapa jam tidur, ia kelelahan dan kelaparan.<span> </span>Tepat saat akan beristirahat untuk memulihkan kekuatannya, ia bertemu dengan seseorang yang sedang kesusahan yang meminta pertolongannya.<span> </span>Mukmin ini merasakan tiada keraguan dalam mengenyampingkan semua kebutuhan pribadinya dan bersegera memberikan bantuan.<span> </span>Jika secara lahiriah terlalu lemah menolong sendiri, ia lalu akan mencari seseorang yang akan menggantikannya.<span> </span>Sementara itu, sebagai balasan atas bantuan ini, ia menghindari sikap-sikap yang akan membangkitkan rasa utang budi di diri si orang susah itu; ia tidak merendahkan diri dengan menyebutkan kebutuhannya atau pengorbanan yang telah dibuatnya.<span> </span>Hal itu karena ia telah melakukan semua ini untuk meraih rida Allah.<span> </span>Ia tidak mengharapkan sesuatu sebagai balasan.<span> </span>Sikap orang-orang seperti dia dikatakan dalam Qur'an sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Sesungguhnya, kami memberi makan kamu hanyalah karena mengharap keridaan Allah; tidaklah kami mengharapkan darimu balasan dan tidak pula (ucapan) terima kasih.<span> </span>Sesungguhnya kami amat takut kepada Tuhan kami pada hari yang muka menjadi masam dan kesulitan timpa-bertimpa.”<span> </span>(QS Al-Insan, 76: 9-10)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Inilah pengertian nurani orang yang beriman sempurna.<span> </span>Tak masalah betapa mengerikan keadaan, ia tidak menyeleweng dari mengikuti nuraninya dan tidak pernah berbuat baik dengan harapan akan hadiah.<span> </span>Pikiran bahwa Allah sadar akan perbuatan itu cukup baginya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dalam hal seseorang yang tidak memiliki akhlak yang diakibatkan iman yang sempurna, setiap ketaknyamanan menjadi alasan sah untuk membolehkannya mengabaikan pilihan benar yang dibimbingkan nuraninya.<span> </span>Kebutuhan-kebutuhan lahiriah seperti kurang tidur, kelelahan, atau kelaparan amat mungkin mengubah sikapnya, membuatnya menjadi orang yang tidak menenggang, tegang, dan pemarah.<span> </span>Pada saat-saat itu, jangankan menolong orang lain, ia menjadi kasar kepada orang-orang sekitarnya yang mencoba menolongnya.<span> </span>Jika bersedia membantu orang lain – yang sering merupakan keadaan yang luar biasa – ia pasti bersungut-sungut tentang itu, menggerutui yang ditolongnya dan sebisa mungkin membuatnya merasa berutang budi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana nampak di sini, ada jurang lebar antara akhlak dan sikap mereka yang beriman sempurna dan mereka yang tidak memiliki sifat-sifat bawaan mulia itu.<span> </span>Perbedaan ini menjadi jelas pada setiap saat kehidupan mereka dan akan membuat perbedaan besar dalam ganjaran yang akan mereka terima di hari kemudian.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Kesabaran Mereka yang Beriman Sempurna </span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bagi orang yang beriman sempurna, cakupan kesabaran tidak terbatas pada menanggung kesusahan dan masalah dengan ketenangan.<span> </span>Menurut ayat: <b>“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu…”</b><span> </span>(QS Al-Imran, 3: 200), sepanjang hidup ia menunjukkan tekad tak goyah untuk seksama memenuhi semua perintah Qur'an, menghindari yang dilarang, menunjukkan kesempurnaan akhlak dalam setiap keadaan, tanpa menjadi cemas atau takut.<span> </span>Pendeknya, ia berbulat tekad memperlihatkan kesabaran dan sikap baik sebagaimana disarankan agama.<span> </span>Hal itu karena seseorang dapat mengembangkan sifat bawaan mulia ini hanya jika ia melakukan upaya yang tekun.<span> </span>Mereka yang beriman sempurnalah yang menunjukkan kesabaran selagi berupaya demikian.<span> </span>Sebagaimana diberitahukan Nabi Muhammad SAW kepada Muslim dalam hadis berikut, mereka mengetahui bahwa kesabaran itu hadiah untuk mereka dari Allah:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Tak seorang pun dapat diberi hadiah lebih baik dan lebih mewah daripada kesabaran.”<span> </span>(Bukhari dan Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Itulah mengapa kesabaran meliputi seluruh kehidupan orang yang beriman sempurna dan mewujud dalam semua perbuatan dan sikapnya.<span> </span>Orang yang beriman sempurna menunjukkan kesabaran luar biasa dalam penaatan perintah Tuhan kita, <b>“Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.”</b><span> </span>(QS Al-Ma’arij, 70: 5)<span> </span>Ia memperlihatkan kesabaran dalam kerendah-hatian dan menjadi orang yang paling rendah hati; ia menunjukkan kesabaran dalam tidak mendahulukan diri sendiri dan menjadi orang yang paling banyak berkorban … </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Contoh berikut dalam Qur'an tentang kesabaran yang tersingkap selagi menunjukkan kesempurnaan akhlak akan memberikan kita pemahaman yang lebih baik tentang gagasan ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan tidakkah sama kebaikan dan kejahatan.<span> </span>Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.<span> </span>Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.<span> </span>(QS Fushilat, 41: 34-35) </span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana ditunjukkan ayat itu, Allah memerintahkan manusia menanggapi perbuatan jahat dalam cara sebaik mungkin dan menekankan bahwa hanya mereka yang sabar dapat berhasil melakukannya.<span> </span>Contoh ini dengan gamblang memperlihatkan bahwa jika kesempurnaan akhlak mesti ditunjukkan, penting<span> </span>untuk bersabar.<span> </span>Tidak pernah merasa gusar menghadapi peristiwa-peristiwa yang tampaknya buruk merupakan sifat lain mukmin yang beriman sempurna.<span> </span>Di sisi lain, saat mendapatkan nikmat yang dianugerahkan kepadanya, ia tidak menjadi teranja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Seseorang bisa sangat dermawan, mengorbankan diri dan sangat rendah hati pada masa tertentu kehidupannya.<span> </span>Atau, ia mungkin tetap tabah menghadapi kesusahan.<span> </span>Akan tetapi, kegagalan menunjukkan sifat bawaan terpuji ini di bawah keadaan tertentu, dan karena itu memiliki sejumlah batasan atau titik lemah, mungkin memansukhkan upaya sebelumnya seseorang untuk bertindak benar.<span> </span>Orang harus menghayati semua nilai-nilai ini dalam wataknya.<span> </span>Sifat-sifat ini harus jauh dari peniruan, pemalsuan, kedangkalan atau kesementaraan; semua itu harus menjadi pembentuk-pembentuk bangunan Qur'aniah yang mapan.<span> </span>Allah juga menyatakan bahwa menunjukkan terus-menerus nilai-nilai kebajikan yang telah menjadi bagian terpadu watak seseorang adalah terpuji di mata Allah: <b>“Tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”</b><span> </span>(QS Al-Kahfi, 18: 46)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Kesabaran adalah salah satu tanda terpenting ketulusan mukmin dan upayanya mendekat kepada Allah: orang hanya dapat menunjukkan kesabaran dalam kaitan dengan ketulusan dan kedekatannya dengan Allah.<span> </span>Mereka yang beriman sempurna yang bertekad menunjukkan sifat-sifat ini bersaing dengan mukmin lain dalam bersabar.<span> </span>Jika membuat pengorbanan dibutuhkan, mereka membawakan diri dengan benar dan membawa semua sumberdaya harta dan tenaga ke dalam kancah.<span> </span>Perhatian kita ditarik ke sifat ini dalam sebuah ayat yang berbunyi: <b>“Orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya…”<span> </span></b>(QS Al-Ra'd, 13: 22)<span> </span>Menghadapi kesukaran, orang-orang seperti mereka berpaling kepada Allah tanpa menyimpan perasaan tertekan atau ketakpastian apa pun dalam hatinya.<span> </span>Hal ini juga diungkapkan oleh Nabi kita SAW:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Menakjubkan sungguh urusan mukmin.<span> </span>Baginya ada kebajikan dalam semua urusannya, dan ini hanya bagi mukmin.<span> </span>Jika sesuatu yang menyenangkan terjadi, ia bersyukur, dan itu baik baginya; dan ketika sesuatu yang menyusahkan terjadi, ia bersabar, dan itu baik baginya.”<span> </span>(Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Orang sering salah menafsirkan kesabaran dan mengiranya sebagai “menahan diri terhadap sesuatu”.<span> </span>Ini cuma makna kait jauh kesabaran yang dialami dan dirasakan oleh orang yang beriman sempurna, sebab “menahan diri terhadap sesuatu” merupakan bentuk wajib ketabahan yang diperlihatkan di hadapan keadaan yang menekan dan menyakitkan.<span> </span>Akan tetapi, kesabaran yang ditunjukkan demi tujuan Allah bukanlah sumber ketertekanan, melainkan penyebab kegirangan dan kebahagiaan luar biasa.<span> </span>Orang yang beriman sempurna menunjukkan kesabaran demi meraih rida Allah, dan karena itu tidak menjadi tertekan.<span> </span>Sebaliknya, dengan harapan menerima nikmat dan ganjaran yang Allah janjikan sebagai balasan bagi kesabarannya, ia menarik kegembiraan besar dari situ.<span> </span>Allah memberitahu kita dalam Qur'an bahwa kesabaran membuat tertekan kafirin:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.<span> </span>Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 45)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kesabaran orang yang beriman sempurna begitu besar sehingga kesabaran dan kegigihannya memohon tidak goyah, walaupun ia tidak dapat melenyapkan masalah atau mencapai keinginannya hingga kematian menjemput.<span> </span>Ia mengetahui bahwa Allah mengendalikan segalanya dan bahwa ia akan meraih ganjaran besar sebagai balasan kesabarannya.<span> </span>Karena alasan ini, ia puas terhadap Allah apa pun keadaan yang dihadapi, ia beriman kepada sifat pengasih dan penyayangNya yang abadi, dan menaruh kepercayaannya kepadaNya.<span> </span>Jika Allah tidak segera mengabulkan doanya, ia pasti mengetahui ada kebajikan dan keindahan lebih besar tersembunyi di dalamnya.<span> </span>Ia tidak pernah melupakan bahwa Allah mengabulkan semua doa dan memberikan ganjaran luar biasa bagi mereka yang sabar.<span> </span>Dan janjiNya sungguh benar.<span> </span>Satu ayat berbunyi: <b>“…Siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?”</b><span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 87)<span> </span>Mukmin yang sadar akan kenyataan ini berpikir bahwa Allah mungkin akan memberinya lebih banyak nikmat namun, sebelumnya, Dia ingin ia tumbuh lebih dewasa.<span> </span>Mukmin yang teladan dalam kepasrahan mereka dirujuk dalam Qur'an sebagai: <b>“Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun’ (sungguh kita berasal dari Dia dan sungguh kepadaNya kita kembali).” </b><span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 156)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Sungguh, Allah menganjurkan para hambaNya agar bersabar dalam menghadapi kesukaran yang mereka temui dan memberi kabar gembira bahwa mereka akhirnya akan memetik manfaat besar:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.<span> </span>Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 155)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Mukmin menerapkan kesabaran sepanjang hidupnya.<span> </span>Ia menaati perintah Tuhannya: <b>“Dan untuk Tuhanmu, bersabarlah kamu.” </b><span> </span>(QS Al-Muddatstshir, 74: 7) pada setiap saat kehidupannya.<span> </span>Akhirnya ia akan menemui Tuhannya dan diganjar dengan surgaNya.<span> </span>Malaikat-malaikat di pintu gerbang surga akan menyalaminya sebagai berikut: <b>“(sambil mengucapkan): ‘salamun`alaikum bima shabartum’ (salam bagimu karena kesabaranmu).<span> </span>Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”</b><span> </span>(QS Al-Ra'd, 13: 24)</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Pemahaman akan Rasa Sayang Mereka </span></b></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">yang Beriman Sempurna</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”<span> </span>(QS Al-Balad, 90: 17)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Manusia, secara alamiah, cenderung merasakan kegembiraan dari hidup dengan nilai-nilai Qur'an dan merasa nyaman dengan kumpulan akhlak ini: <b>“Maka hadapkanlah wajahmu lurus kepada agama (Allah); (tetaplah) atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu…” </b><span> </span>(QS Al-Rum, 30: 30)<span> </span>Karena hal ini, orang yang beriman sempurna biasanya memiliki semacam rasa kasih dan sayang yang dihimbaukan Qur'an.<span> </span>Ketika mukmin mematuhi nilai-nilai Qur'an, Dia mewujudkan nama-nama indahNya, ar-Rauf (Maha Ramah) dan ar-Rahman (Maha Pengasih), pada mereka.<span> </span>Allah Maha Pengasih dari pengasih, dan Maha Penyayang.<span> </span>Allah menarik perhatian kepada sifat kasih dan sayangNya yang tak berhingga:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka.<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 117)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang ".<span> </span>(QS Yusuf, 12: 92)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 65)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Rasulullah SAW melukiskan rasa sayang Allah kepada mukmin dengan cara ini:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Allah menunjukkan kasih sayang hanya kepada mereka di antara hamba-hambanya yang penyayang.”<span> </span>(Bukhari, Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Karena memiliki kesempurnaan akhlak ini, mereka yang beriman sempurna itu penyayang dan pengasih kepada manusia.<span> </span>Namun, pemahaman rasa sayang mereka sangat berbeda dengan pengertian yang meluas di masyarakat.<span> </span>Karena merupakan wujud dari rasa sayang Allah, rasa sayang mereka mengambi bentuk yang layak mendapatkan rida Allah dan sesuai dengan Qur'an.<span> </span>Mereka mengetahui bahwa pemahaman rasa sayang yang dibentuk oleh syarat tatanan yang tidak Qur'ani akan menjadi rasa sayang yang “jahat”.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Misalnya, selagi menolong orang lain, apakah pertolongan ini demi tujuan kebajikan atau maksud yang tidak menyenangkan Allah menjadi syarat utama bagi orang yang beriman sempurna.<span> </span>Jika pertolongan ini diminta demi maksud-maksud baik, maka rasa sayang orang yang beriman sempurna akan menggerakkan mereka memberikan segala macam bantuan.<span> </span>Namun, tidak pernah ia mau membantu seseorang yang akan memanfaatkan pertolongannya untuk melaksanakan perbuatan haram.<span> </span>Inilah rasa sayang sejati yang Allah ridai.<span> </span>Mencegah seseorang dari kesalahan dan memandunya ke jalan yang lurus merupakan kebajikan dan rasa sayang sejati, untuk mana bakal pendosa akan sangat bersyukur di hari kemudian, walaupun mungkin ia gagal meresapi nilai pentingnya di dunia ini.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mukmin tidak menunjukkan rasa kasih dan sayang kepada mereka yang telah menjadikan menentang nilai-nilai agama sasaran utama mereka.<span> </span>Syarat yang diajukan Qur'an tentang hal ini adalah sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Muhammad itu utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengannya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…<span> </span>(QS Al-Fath, 48: 29)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Mukmin hanya menunjukkan rasa sayang kepada “mukmin”, hamba-hamba Allah yang setia.<span> </span>Di sisi lain, sikap mereka kepada kafirin sangat tegas dan yakin.<span> </span>Mereka tidak menunjukkan kasih sayang, sebab inilah jenis “rasa sayang yang jahat” tersebut di atas.<span> </span>Sikap yang diambil orang-orang seperti mereka kepada mukmin diperjelas dalam ayat: <b>“Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.”</b><span> </span>(QS Al-Mumtahanah, 60: 2)<span> </span>Karena itu, jelaslah tidak bijaksana untuk memperlihatkan rasa sayang kepada orang yang menyimpan kebencian mendalam kepada mukmin dan mencari kesempatan memamerkannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Di samping ini, kasih dan sayang yang ditunjukkan mereka yang beriman kepada mukmin lainnya sungguh-sungguh teladan dan unik.<span> </span>Rasa sayang ini diiringi oleh sifat-sifat kemanusiaan seperti pengorbanan, timbang rasa, pemaaf, pengasih, dan penghormatan.<span> </span>Mereka yang beriman sempurna mengetahui kebutuhan-kebutuhan lahiriah dan batiniah mukmin lain bahkan sebelum mukmin itu mengungkapkannya, dan tidak membuang waktu demi memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu karena kasih sayang mendalam yang mereka rasakan kepada mukmin tersebut.<span> </span>Sama dengan setiap masalah lain, Nabi kita SAW memberikan teladan terbaik dengan kesempurnaan akhlak yang ditunjukkannya dalam hal rasa kasih dan sayang.<span> </span>Rasa kasih dan sayang yang dirasakan Nabi kita SAW terhadap Muslim dijelaskan dalam ayat berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 128)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Sebagaimana terlihat dalam ayat di atas, kasih dan sayang yang Nabi kita SAW rasakan bagi mukmin begitu besar sehingga penderitaan mereka amat menekannya.<span> </span>Inilah pemahaman rasa sayang bagi mereka yang beriman sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Pengorbanan Diri Mereka yang </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Beriman Sempurna </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Hanya menakuti Allah dan beriman kepada hari kemudian yang memandu manusia untuk berkorban tanpa mengharapkan hadiah apa pun sebagai balasannya; mereka yang takut kepada Tuhan mengharapkan pahala hanya dari Allah.<span> </span>Karena alasan ini, tidak seperti orang-orang yang melalaikan nilai-nilai agama, mereka yang beriman sempurna tidak membuat pembedaan di antara manusia atau masalah selagi berkorban.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Akan tetapi, dalam masyarakat jahiliah (diliputi kebodohan), kebanyakan orang tidak memiliki pemahaman halus tentang pengorbanan.<span> </span>Alasan utamanya adalah sifat mementingkan diri sendiri, sebuah sifat bawaan yang berhulu pada kejauhan dari nilai-nilai Islam.<span> </span>Dalam masyarakat yang jauh dari nilai-nilai agama, setiap orang utamanya atau hanya memperhatikan diri sendiri dan benar-benar mengabaikan kebutuhan dan keutamaan orang lain.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sikap orang yang beriman sempurna lagi-lagi sepenuhnya berbed; ia, di atas segalanya, adalah seseorang yang telah menyucikan diri dari hasrat nafsu-nafsu rendah semacam itu.<span> </span>Sungguh, hanya mukmin yang telah mengatasi hasrat yang tak pernah puas dalam dirinya dan telah berhasil mengendalikannya dapat berkorban dan bertimbang rasa dalam pengertian sebenarnyanya.<span> </span>Sungguh, keimanan sempurna mendorong kesempurnaan akhlak bahwa mukmin menganggap kepentingan dan kebutuhan saudara-saudaranya lebih utama daripada kepentingan dan kebutuhan diri sendiri.<span> </span>Inilah keimanan sempurna, kepasrahan sejati, dan nurani sejati.<span> </span>Qur'an memberikan contoh berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.<span> </span>Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.<span> </span>Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.<span> </span>(QS Al-Hasyr, 59: 9)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana dikatakan ayat di atas, bahkan jika orang yang beriman sempurna sedang membutuhkan, ia lebih suka memenuhi kebutuhan dan keutamaan saudara-saudaranya.<span> </span>Lebih jauh lagi, pengutamaan yang mulia ini tidak terbatas pada kejadian-kejadian tertentu; sifat ini timbul dari sikap yang menyaput seluruh kehidupannya.<span> </span>Bahkan jika ia lapar, kurang tidur dan kelelahan, harfiahnya dalam keadaan yang buruk secara lahiriah, ia mendahulukan bagi kebutuhan–kebutuhan mukmin lain dan merasakan tiada kesulitan dalam mengenyampingkan kebutuhannya sendiri.<span> </span>Sambil melakukan hal ini, ia tidak pernah merasakan ketertekanan.<span> </span>Lebih-lebih, ia seksama menghindari melakukan sesuatu demi membuat pihak lain merasa berutang budi.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Ketika mereka yang tidak hidup dengan nilai-nilai agama membuat pengorbanan wajib, mereka pasti membuat sasaran “kedermawanan” merasakan ketakpuasan mereka.<span> </span>Mereka menampakkan amarah dan ketaksabaran yang mereka rasakan jauh di dalam dengan pandangan gusar atau sikap masam.<span> </span>Akan tetapi, orang beriman sejati tidak pernah merendahkan diri untuk menunjukkan sikap masam demi membuat pihak lain mencatat pengorbanannya.<span> </span>Sebaliknya, ia membawakan diri paling mulia dan menyerahkan hak-haknya dengan sukarela, sebab pengetahuan Allah akan pengorbanan itu sudah cukup baginya.<span> </span>Karena alasan ini, pada sebagian besar kesempatan, pihak lain tidak pernah merasakan bahwa sebuah pengorbanan telah dibuat.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><u><span lang="IN" style="font-family: "Georgia","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></u> <h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Kerendahhatian Mereka yang </span></b></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Beriman Sempurna</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">"…<span> </span>Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa.<span> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Karena itu, berserah dirilah kamu kepadaNya, dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).”<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 34)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Pengertian Qur'an tentang kerendahhatian adalah pengakuan kedudukan seseorang sebagai hamba Allah yang tak sempurna dan menjalankan seluruh kehidupannya dalam penerimaan kenyataan ini.<span> </span>Sikap sebaliknya tak terpikirkan oleh orang yang dapat menghargai Penciptanya.<span> </span>Dialah Yang menciptakan manusia, Yang memberi dan mengambil jiwanya, dan Yang mengatur semua urusan.<span> </span>Tiada tuhan melainkan Dia, Dia Maha Pengasih, Paling Pengasih.<span> </span>Dia meliputi segala sesuatu, Dia memiliki kekuasaan atas segala sesuatu, Dia Yang menciptakan takdir, Dia Yang mendengar, melihat, dan mengetahui segala sesuatu.<span> </span>Allah tinggi di atas segalanya.<span> </span>Dia tidak membutuhkan apa pun.<span> </span>Dia tidak alpa maupun lupa.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Di sisi lain, manusia adalah makhluk tak sempurna yang tidak mampu menciptakan apa pun.<span> </span>Lebih jauh, ia sendiri diciptakan dan tidak mengetahui apa pun selain daripada yang telah diajarkan Allah kepadanya.<span> </span>Setiap saat ia bergantung pada ribuan nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya.<span> </span>Bahkan, jika satu saja dari nikmat-nikmat ini hilang, ia menjadi lemah dan putus asa.<span> </span>Ia makhluk tak sempurna yang terus-menerus memerlukan nikmat-nikmat Allah agar bertahan hidup.<span> </span><span style="color: maroon;"></span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Tidak rendah hati itu melawan sifat paling alamiah manusia yang lemah dan tak sempurna di hadapan Allah.<span> </span>Karena itu, orang yang beriman sempurna tidak pernah gagal melihat kelemahan dirinya.<span> </span>Kesadaran ini yang ia bangun melalui perenungan, adalah apa yang mengilhaminya dengan semangat rendah hati, dan ini mewujud di raut wajah, penampilan, pembicaraan, maupun di setiap sifat bawaannya.<span> </span>Misalnya, hanya orang yang rendah hati dapat menerima peringatan.<span> </span>Ia senang mendengar kecaman atau nasehat apa pun yang datang dari mukmin.<span> </span>Sungguh, orang yang beriman sempurna bahkan tidak berkeberatan atas kecaman tentang sesuatu yang ia paling seksama; ia menerima nasehat dan berjuang demi perbaikan tindakan-tindakannya.<span> </span>Ketika diberitahu ia salah tentang sesuatu padahal benar, ia menerima kecaman ini dengan kedewasaan, sebagaimana dalam contoh Nabi Yusuf AS:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku....<span> </span>(QS Yusuf, 12: 53)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Karena pemahaman akan kerendahhatian semacam itu menghindarkannya dari merasa puas diri dan akibatnya membanggakan kecerdasan, ia menarik manfaat dari semua peringatan, nasehat, dan kecaman.<span> </span>Orang yang, gagal mengingat ketaksempurnaannya, membanggakan kecerdasannya dan dengan angkuh berpaling dari Allah, menganut sikap yang bertentangan dengan sifat paling alamiahnya.<span> </span>Allah menarik perhatian ke kenyataan bahwa inilah hasrat yang tak tergapai:<span> </span><b>“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya...”</b> (QS Al-Mukmin, 40: 56)<span> </span>Allah tidak mencintai siapa pun yang membanggakan diri:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh.<span> </span>Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.<span> </span>(QS Luqman, 31: 18)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nabi Muhammad SAW juga menyarankan mukmin untuk menunjukkan kerendahhatian satu sama lain:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Allah) telah menyingkapkan kepadaku bahwa kalian harus menerapkan kerendahhatian sehingga tidak saling menindas.”<span> </span>(Riyadhush Shalihin)</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Si sombong dan si pembangga diri telah melupakan penciptaan serta kelemahan lahiriah dan kecerdasan mereka di hadapan Allah, yang merupakan sifat-sifat iblis sebagaimana dijelaskan Qur'an.<span> </span>Allah menciptakan Adam dan memerintahkan semua malaikatNya bersujud di hadapannya.<span> </span>Menganggap dirinya lebih unggul daripada manusia, iblis memberontak terhadap Allah dan tidak mengindahkan perintah ini.<span> </span>Sikap jahat iblis dijelaskan dalam Qur'an:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">(Ingatlah) Ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.<span> </span>Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”<span> </span>Lalu, seluruh malaikat-malaikat itu bersujud, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan dia termasuk orang-orang yang kafir.<span> </span>Allah berfirman: “Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu bersujud kepada yang telah Kuciptakan dengan kedua tanganKu?<span> </span>Apakah kamu menyombongkan diri, ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?“<span> </span>Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”<span> </span>Allah berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu orang yang terkutuk, sesungguhnya kutukanKu tetap atasmu sampai hari pembalasan.”<span> </span>(QS Shad, 38: 71-78)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Inilah keadaan mereka yang memperlakukan manusia dengan keangkuhan karena berpaling dari Allah.<span> </span>Yakin setinggi-tingginya akan kemampuan diri sendiri, mereka tidak menghargai pendapat orang lain.<span> </span>Mereka bersikeras dengan cara berpikir mereka sendiri, yang merupakan kecenderungan yang menyebabkan mereka terseret menjauh dari nilai-nilai Qur'an.<span> </span>Lebih penting lagi, mereka yang gagal mengenali kelemahan diri di hadapan Allah akan dikirim ke neraka:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 36) </span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Di sisi lain, mereka yang beriman sempurna akan dibalas dengan surga karena menghindari sikap tercela seperti itu:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi.<span> </span>Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.<span> </span>(QS Al-Qashash, 28: 83)</span></b></div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="text-decoration: none;"> </span></span></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Sifat Pemaaf<span> </span>Mereka yang Beriman Sempurna </span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">"...<span> </span>Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang...” (QS Al-Imran, 3: 134)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Manusia rentan membuat kesalahan.<span> </span>Ia ada di bumi untuk dicoba.<span> </span>Ia hanya bisa tumbuh dewasa sambil menghayati nilai-nilai Qur'an dan menyucikan diri dari kesalahan-kesalahannya.<span> </span>Inilah bagaimana ia meraih kesempurnaan akhlak.<span> </span>Sungguh, ayat-ayat tentang taubat dalam Qur'an menunjukkan kelemahan manusia.<span> </span>Allah, Pencipta manusia, yang paling mengetahui kelemahan-kelemahan ini dan menyatakan ia akan mengampuni mereka yang melakukan kejahatan karena lalai, namun kemudian segera bertaubat dan membuat perbaikan atas kesalahan-kesalahan mereka:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanya taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.<span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 17)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Jika seseorang tulus dipandu oleh kebijaksanaan dan nuraninya, namun masih tidak dapat mencegah membuat kesalahan, maka ia boleh berharap akan ampunan Allah.<span> </span>Dalam banyak ayat, Allah memberitahu kita bahwa Dia pengampun dan penyayang.<span> </span>Satu ayat berbunyi:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kabarkanlah kepada hamba-hambaKu, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.<span> </span>(QS Al-Hijr, 15: 49)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sebagaimana ayat ini memberitahu kita, Allah mengampuni kesalahan-kesalahan manusia.<span> </span>Karena itu, akan tidak patut bagi manusia jika tidak memaafkan kesalahan.<span> </span>Di samping<span> </span>itu, Allah menasehati mukmin agar menjadi pemaaf:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 199)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesuai dengan perintah Allah, mereka yang beriman sempurna menganut sikap pemaaf kepada mukmin.<span> </span>Tak diragukan, inilah tanda nurani yang unggul.<span> </span>Hal ini karena, biasanya, orang merasa sulit memaafkan kesalahan akibat kesalahan sering menyebabkan kerusakan lahir atau batin.<span> </span>Mereka bahkan tidak dapat mengendalikan amarah dan merasa tidak ragu menunjukkannya.<span> </span>Namun, sebagaimana dianjurkan ayat di atas, mukmin adalah <b>"… orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang …"</b> (QS Al-Imran, 3: 134)</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesuai dengan perintah Allah, mukmin tidak menyerah, namun lebih memilih memaafkan.<span> </span>Mereka mengetahui bahwa sikap terbaik yang dapat mereka anut terhadap orang yang membuat kesalahan adalah mendesaknya berbuat lebih baik.<span> </span>Satu ayat berbunyi: <b>"Tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman."</b> (QS Al-Dzariat, 51: 55)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Dalam ayat lain Allah mengatakan, <b>"… hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada.<span> </span>Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu?<span> </span>Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."</b> (QS Al-Nur, 24: 22)<span> </span>Ketika membuat kesalahan dan dengan tulus menyesalinya, seorang mukmin menginginkan Allah dan mukmin lain memaafkannya dan memperoleh kepercayaan mereka.<span> </span>Menemui sikap memaafkan membuatnya menyadari betapa agung nikmat pengampunan dari Allah dan betapa damai hal itu.<span> </span>Karena alasan ini, mereka yang beriman sempurna saling memaafkan dan ingin dimaafkan.<span> </span>Pasti, inilah sikap yang memperoleh rida Allah:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">...<span> </span>Jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang..<span> </span>(QS Al-Taghabun, 64: 14)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Pemahaman terhadap Keadilan Mereka </span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">yang Beriman Sempurna<span> </span></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">"Sesungguhnya Allah menyuruh(mu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan.<span> </span>Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."<span> </span>(QS Al-Nahl, 16: 90)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Dalam Qur'an, Allah memerintahkan mukmin tidak menyimpang dari keadilan apa pun keadaannya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Wahai orang-orang yang beriman!<span> </span>Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu-bapak dan kaum kerabatmu.<span> </span>Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya.<span> </span>Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.<span> </span>Dan jika kamu memutar-balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.<span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 135)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna seksama menaati perintah ini dan menegakkan keadilan bahkan jika akibat-akibatnya dapat menyusahkan mereka atau orang-orang yang mereka cintai.<span> </span>Mereka tidak pernah melupakan bahwa mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan mereka di hari kemudian dan bahwa mereka akan dihadapkan di hari itu dengan setiap perbuatan baik atau buruk yang mereka lakukan.<span> </span>Karena alasan ini, tak satu pun sasaran-sasaran yang mungkin mereka raih di dunia ini tampak lebih baik daripada rida Allah yang mereka harap tercapai di hari kemudian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Salah satu sifat terpenting mukmin yang taat adalah bahwa mereka telah memilih cara “orang-orang yang terdepan”.<span> </span>Karena alasan ini, mereka selalu menunjukkan sikap dengan mana mereka berharap meraih kesenangan Allah.<span> </span>Mereka bertindak dengan kesadaran bahwa “untuk setiap hari di mana matahari terbit, ada pahala sedekah bagi orang yang menegakkan keadilan di antara manusia” (Bukhari) sebagaimana dikatakan Rasulullah SAW.<span> </span>Karena itu, ikatan keluarga maupun keuntungan duniawi pribadi tidak mencegah mereka dari menjalankan keadilan.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah memerintahkan yang berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil.<span> </span>Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.<span> </span>Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.<span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 58)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Dalam ayat lain, Allah memerintahkan mukmin berlaku adil sekalipun terhadap orang-orang yang mereka merasa benci, dan karena itu tidak menyimpang dari kebenaran dan ketakwaan:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Hai orang-orang yang beriman!<span> </span>Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil.<span> </span>Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil.<span> </span>Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan takwa.<span> </span>Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.<span> </span>(QS Al-Maidah, 5: 8)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Memiliki sifat-sifat ini, mereka yang beriman sempurna, yang seksama menaati perintah Allah, menjadi menyolok oleh sikap mulia yang mereka anut.<span> </span>Anggota-anggota dari masyarakat di mana nilai-nilai agama tidak dipedulikan termakan oleh hasrat menuntut balas terhadap orang-orang kepada siapa mereka menyimpan amarah dan menaruh dendam.<span> </span>Mereka berhenti mengikuti nurani dan hawa nafsu mengendalikan keputusan-keputusan mereka.<span> </span>Amarah yang mereka rasakan dan dendam yang mereka tanggung jauh di dalam hati mengaburkan nalar dan penilaian mereka.<span> </span>Karena itu, mereka sering membuat keputusan-keputusan yang tidak benar.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Untuk meraih pemahaman keadilan menurut pengertian Qur'an, seseorang harus mampu menahan hasrat hawa nafsunya dan mengikuti nuraninya.<span> </span>Di samping<span> </span>itu, ia harus bertekad menahan amarahnya dan berpikir menurut nalar Qur'an.<span> </span>Sungguh, mereka yang beriman sempurna memiliki semua watak ini.<span> </span>Sesuai dengan ayat<span> </span><b>"...<span> </span>Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."</b> (QS Al-Hujurat, 49: 9) , mereka tidak pernah menyeleweng dari keadilan.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Mereka yang Beriman Sempurna </span></b></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Menyerukan Kebajikan </span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 104)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka yang beriman sempurna seksama menaati perintah Allah ini.<span> </span>Mereka “menyerukan kebajikan dan mencegah kejahatan” sepanjang hidup.<span> </span>Qur'an memberikan kita makna cermat dari “menyerukan kebajikan dan mencegah kejahatan”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Menyerukan kebajikan” menurut pengertian Qur'an adalah mengajarkan seseorang sifat-sifat Allah, dan membuatnya mengerti bahwa ia perlu mencintai Allah dan menakutiNya.<span> </span>Ini supaya ia mengerti bahwa hari kemudian itu kebenaran mutlak dan bahwa ia akan dinilai sesuai dengan Qur'an.<span> </span>Hal ini mendorongnya untuk mendengar nuraninya dan menjadi mukmin yang tulus, berbulat tekad, penuh cinta, penuh hormat, pengasih, penyayang, penenggang, pemaaf dan suka berkorban.<span> </span>Singkatnya, “menyerukan kebajikan” adalah mendesak orang lain agar sungguh-sungguh hidup dengan nilai-nilai Qur'an.<span> </span>Inilah kebajikan sejati.<span> </span>Hal ini karena desakan semacam itu akan memastikan kehidupan terbaik di dunia ini dan sesudahnya, dan menyelamatkan bakal pendosa dari siksa abadi di neraka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Di sisi lain, “mencegah kejahatan” adalah menangkal orang dari mengikuti Setan, membuatnya menyucikan diri dari hasrat mementingkan diri, kepura-puraan, kemunafikan, kesombongan, keangkuhan terhadap Allah, ketakjujuran, dan menganut sikap yang akan tidak menyenangkan Allah.<span> </span>Inilah bagaimana mereka yang beriman sempurna menghimbau satu sama lain untuk menerima kebenaran.<span> </span>Allah mengartikan orang-orang seperti mereka dalam Qur'an sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 114)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sebagai balasan atas upaya mereka, mereka tidak mengharapkan hadiah apa pun.<span> </span>Mereka bermaksud hanya menaati perintah-perintah Qur'an dan karena itu meraih kesukaan Tuhan kita.<span> </span>Sepanjang sejarah, utusan-utusan Allah memperingatkan kaumnya sebagaimana yang dilakukan Nabi Nuh AS:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.<span> </span>(QS Al-Syu’ara, 26: 109)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Contoh lain yang disebutkan dalam Qur'an adalah parkataan Nabi Musa AS kepada Firaun.<span> </span>Allah memerintahkan:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yakni, Lembah Thuwa: “Pergilah kamu kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas.<span> </span>Dan katakan (kepada Firaun): ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)? Dan kamu akan kupimpin kejalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepadaNya.’”<span> </span>Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.<span> </span>Tetapi Firaun mendustakan dan mendurhakai.<span> </span>Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).<span> </span>Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata: ”Akulah tuhanmu yang paling tinggi”.<span> </span>Maka, Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia.<span> </span>Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).<span> </span>(QS Al-Nazi’at, 79: 16-26)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana dijelaskan dalam ayat-ayat di atas, Nabi Musa AS menghimbau Firaun agar beriman kepada Allah, namun ia langsung menolak dan memberontak terhadap Allah.<span> </span>Sikap tercela Firaun ini melepaskan Musa AS dari tanggung jawabnya terhadap Firaun, sebab ia hanya bertanggung jawab menyerukan kebajikan dan mencegah kejahatan.<span> </span>Allah-lah yang memandu hati manusia ke jalan yang lurus atau menyesatkannya.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Akan tetapi, tugas seorang mukmin untuk menyerukan kebajikan tidak terbatas hanya pada menghimbau orang ke jalan yang lurus.<span> </span>Mereka juga menyerukan mukmin lain untuk mendesak mereka meraih pemahaman lebih dalam akan nilai-nilai Qur'an, menyucikan diri dari kesalahan-kesalahan, dan membuat mereka memperlihatkan kesempurnaan akhlak.<span> </span>Seorang mukmin menyerukan kebajikan kepada saudara-saudaranya dan melarang kejahatan.<span> </span>Ia ingin mereka meraih rida Allah dan diganjar dengan ditempatkan setinggi-tingginya di surga.<span> </span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka yang beriman sempurna tidak menyampaikan akhlak agama hanya melalui kata-kata; cara mereka membawakan diri dan seluruh kehidupan mereka juga wujud dari akhlak ini.<span> </span>Bukan hanya berbicara tentang makna persahabatan, kebulatan tekad, atau ketulusan, mereka sendiri memperlihatkan ketulusan dan kebulatan tekad dan karena itu menjadi teladan untuk diikuti.<span> </span>Perilaku mereka menyampaikan makna ketulusan jauh lebih baik daripada kata-kata.<span> </span>Hal ini berlaku bagi semua sifat-sifat akhlak yang disebutkan dalam Qur'an.<span> </span>Orang yang beriman sempurna menunjukkan keikhlasan berkorban, kerendahhatian, pengampun, keadilan, penyayang, kejujuran – singkatnya, apa pun yang berkaitan dengan kesempurnaan akhlak, dengan hidup menerapkan nilai-nilai ini.<span> </span>Inilah apa yang paling berkesan bagi orang lain.<span> </span>Sungguh, orang yang bergembar-gembor tentang pentingnya pengorbanan diri, namun berkali-kali bertindak mementingkan diri, tidak akan pernah amanah atau nampak tulus di mata orang lain.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Jelaslah bahwa ia yang tulus hidup dengan nilai-nilai yang diucapkannya pasti akan menarik nurani orang lain.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Keberpalingan kepada Allah Mereka </span></b></h1><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">yang Beriman Sempurna </span></b></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.<span> </span>Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaKu.<span> </span>Maka, hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 186)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Allah meliputi segala sesuatu.<span> </span>Dia lebih dekat kepada manusia daripada urat nadi lehernya.<span> </span>Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.<span> </span>Allah mengetahui apa pun yang terjadi pada manusia; tidak sekeping pun pikiran dapat tersembunyi dariNya.<span> </span>Mukmin<span> </span>mengetahui hal ini dan mengakui bahwa ia hanya perlu berpikir demi memohon sesuatu kepada Allah.<span> </span>Bahkan jika pikiran ini tersembunyi di dada seseorang, Allah mendengarnya dan tak terbantahkan? mengabulkan doa seseorang karena Allah adalah sahabat, pelindung, dan penolong mukmin.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menurut Qur'an, doa adalah keberpalingan manusia kepada Allah dalam segala ketulusan, mencari perlindungan dalam kekuatanNya yang tak berhingga dan tak terikat, dan memohon akan pertolongan dariNya.<span> </span>Doa adalah hubungan pribadi seseorang dengan Allah.<span> </span>Semua pikiran dan keinginan manusia tetap tersimpan di antara ia dan Allah.<span> </span>Karena itu, tidak ada kemungkinan terkecil sekalipun berlaku sombong dalam bentuk pemujaan ini.<span> </span>Ini adalah pemujaan yang dibangun sepenuhnya di atas ketulusan.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mereka yang merasakan dalam-dalam bahwa Allah lebih dekat kepada mereka daripada siapa pun dan apa pun, bahwa Dia mendengar dan mengabulkan semua doa, dan yang hidup dengan kebenaran-kebenaran ini, adalah mereka yang beriman sempurna.<span> </span>Mereka lagi-lagi adalah orang-orang yang berpaling kepada Allah dengan hati yang tulus dan mengetahui kelemahan-kelemahan diri sebagai manusia di hadapan keMahaKuasaanNya.<span> </span>Lebih jauh mereka mengetahui hanya Allah Yang mengabulkan semua doa dan menyelamatkan manusia dari semua kesulitan dan masalah.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Tidak hanya dalam masa-masa susah atau musibah, namun setiap saat mereka yang beriman sempurna berpaling kepada Allah, karena mengetahui tidak ada satu saat pun dalam kehidupannya manusia tidak memerlukan Allah.<span> </span>Mereka tidak menunggu musibah menimpa sebelum berdoa kepada Allah.<span> </span>Mereka mengetahui bahwa inilah sebentuk pemujaan, tugas seorang hamba kepada Penciptanya, dan satu cara penting agar lebih mendekat kepada Allah.<span> </span>Senyatanya, inilah salah satu sifat terpenting yang membedakan mereka dari orang-orang lain.<span> </span>Akhlak yang ditunjukkan oleh mereka yang berdoa kepada Allah saat dalam kesusahan, namun bersegera memutar badan seketika dilepaskan dari kesusahan dijelaskan dalam ayat berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri.<span> </span>Tetapi, setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.<span> </span>Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.<span> </span>(QS Yunus, 10: 12)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Di sisi lain, mereka yang beriman sempurna adalah orang-orang yang berpaling kepada Tuhannya apakah sedang dalam kesenangan ataupun dalam kesusahan, sebab mereka memahami pandangan yang diberikan oleh ayat:<span> </span>"…Tuhanku tidak mengindahkanmu, melainkan kalau ada ibadatmu… ." (QS Al-Furqan, 25: 77)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Mereka berdoa sebagaimana dilukiskan dalam Qur'an.<span> </span>Dalam satu ayat, Allah memerintahkan yang berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 205)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 55)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sebagaimana nampak jelas, Allah meminta doa yang rendah hati dan penuh takut dari hamba-hambaNya.<span> </span>Karena, dalam doa mereka, satu-satunya syarat yang ditetapkan Allah bagi hamba-hambaNya adalah ketulusan.<span> </span>Tuhan kita, kepada siapa kita bermohon, mengetahui dan mendengar apa yang kita ucapkan maupun pikiran terdalam kita.<span> </span>Sadar akan hal ini dan mengikuti naluri, mereka yang beriman sempurna kadang berdoa diam-diam dan kadang keras, namun tak pernah mereka menjadikan doa sebuah sandiwara, sebab, dalam Qur'an, Allah menarik perhatian pada pentingnya “memanggil Allah, memurnikan agamaNya”:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepadaNya.<span> </span>Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.<span> </span>(QS Al-Mukmin, 40: 65)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mukmin “merasakan keberadaan Allah” selagi berdoa.<span> </span>Sambil berdoa, tidak hanya mereka menyampaikan permohonan kepada Allah, namun juga merasakan dalam-dalam kesatuan dengan Allah, keberadaanNya, keagunganNya dan kekuatannya yang tak berhingga.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah memerintahkan sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepadaNya dengan penuh ketekunan.(QS Al-Muzzammil, 73: 8)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Selagi berdoa, mereka yang beriman sempurna menjaga pikiran agar tersaput oleh ingatan akan nama-nama indah Allah.<span> </span>Nama-nama Allah membuat kita meraih pemahaman lebih baik tentang sifat-sifat Allah.<span> </span>Mukmin yang memanggilnya, sadar bahwa Dialah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sungguh-sungguh meresapi kedekatanNya kepada hamba-hambaNya dan kasihNya.<span> </span>Sungguh, orang dapat berdoa kepada Allah dengan menyebutkan nama-nama indahNya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Hanya milik Allah asmaa-ul husna (nama-nama indah), maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya.<span> </span>Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 180)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Sebagaimana juga benar dalam perkara-perkara lain, doa yang tulus merupakan sifat yang terbaik diperlihatkan dalam diri para nabi Allah.<span> </span>Dalam Qur'an, ketulusan doa-doa para nabi ditekankan khusus:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia (Sulaiman) berkata: ”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.”<span> </span>(QS Shad, 38: 35)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Musa berdoa: ”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.”<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 151)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Dalam sebuah hadis, kita membaca doa Rasulullah SAW berikut ini:</span><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">“Ya Tuhanku!<span> </span>Tuhan Tujuh Langit dan Tuhan Singgasana yang agung, Tuhan kami dan Tuhan segalanya, Pencipta tumbuhan dan pepohonan; kumencari pertolongan dariMu terhadap kejahatan semua makhluk; Engkaulah yang Pertama, tidak sesuatu pun sebelumMu.<span> </span>Engkaulah yang Terakhir, tidak sesuatu pun sesudahMu.”<span> </span>(Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mukmin juga bersabar dalam doanya.<span> </span>Sebagaimana dikatakan ayat, mereka <b>"jadikan sabar dan shalat sebagai penolong…”</b><span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 45) dari Allah.<span> </span>Kepasrahan mereka kepada Allah dan kepercayaan yang mereka taruh padaNya menyebabkan kesabaran dan tekad sedemikian.<span> </span>Mukmin merasa yakin bahwa Allah pasti akan mengabulkan doanya.<span> </span>Ia tidak pernah berputus asa dan terus memohon kepadaNya: <b>"… Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.<span> </span>Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.<span> </span>“</b><span> </span>(QS Yusuf, 12: 87) </span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Orang yang beriman sempurna menakuti Allah dan berdoa kepadaNya dengan penghormatan dan kesabaran besar.<span> </span>Ia berdoa kepada Tuhannya di setiap saat; pada waktu dan tempat yang tak diperkirakan, mukmin menyisihkan waktu untuk berdoa kepada TuhanNya dengan sungguh-sungguh.<span> </span>Bahkan dalam saat-saat tersibuknya, ia mencari perlindungan dariNya, bermohon kepadaNya dan meminta petunjukNya.<span> </span>Ia melakukan semua ini karena mengetahui inilah cara termudah untuk lebih mendekat kepada Allah, untuk meraih rida dan surgaNya.<span> </span>Tak ada penghalang yang akan mencegah orang seperti dia dari lebih mendekat kepada Penciptanya.<span> </span>Allah hanya menginginkan hamba-hambaNya berpaling kepadaNya dengan hati yang tulus.<span> </span>Allah memerintahkan yang berikut dalam Qur'an:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (berhala), (yaitu) tidak menyembahnya, dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; karena itu, sampaikanlah berita itu kepada hamba-hambaKu.<span> </span>(QS Al-Zumar, 39: 17)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sikap-sikap Teladan yang Diambil Mereka yang Beriman Sempurna dalam Masa-masa Susah</span></div><div class="MsoHeader" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebelum membahas sikap-sikap yang dianut mereka yang beriman sempurna di masa-masa susah, kita perlu memiliki pemahaman yang sebenarnya tentang cara mereka merasakan kesusahan.<span> </span>Mereka yang beriman sempurna adalah mereka yang benar-benar meresapi bahwa dunia ini adalah tempat yang dirancang khusus untuk menempatkan manusia ke dalam cobaan.<span> </span>Mereka juga benar-benar mengetahui bahwa gagasan “kesusahan” diciptakan untuk membedakan antara “orang-orang yang sungguh-sungguh beriman” dan “orang-orang yang di hatinya ada penyakit”.<span> </span>Masa-masa susah dan masalah adalah saat-saat penting bagi makhluk yang memungkinkan mereka membuktikan ketulusan mereka dalam beriman.<span> </span>Karena itu, berlawanan dengan makna biasanya, “kesusahan” sungguh-sungguh “nikmat” bagi orang yang beriman sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Karena kesan ini, mereka menaruh kepercayaan kepada Allah saat menemui kesukaran.<span> </span>Sementara itu, mereka tidak pernah lupa berdoa bahwa Allah tidak akan membebani mereka dengan yang lebih daripada kemampuan mereka menanggungnya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.<span> </span>Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.<span> </span>(Mereka) berdoa: ”Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.<span> </span>Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.<span> </span>Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.<span> </span>Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.<span> </span>Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 286)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Dalam menghadapi kesusahan, mereka mengerti bahwa itu adalah cobaan “yang mereka mempunyai kekuatan untuk menanggungnya” dan karena itu mencoba menunjukkan kepasrahan mereka kepada Allah dan kepercayaan mereka kepadaNya dengan cara sebaik mungkin.<span> </span>Mereka mengetahui bahwa sikap-sikap yang mereka anut pada masa-masa senang dan yang mereka perlihatkan dalam masa-masa susah tidaklah sama di mata Allah.<span> </span>Dalam hal ini, Allah memberikan contoh berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka.<span> </span>Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat.… (QS Al-Nisa, 4: 95)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana ditekankan ayat di atas, mereka yang mencari rida Allah di masa-masa susah lebih unggul daripada mereka yang tidak berupaya apa pun.<span> </span>Pegangan erat kepada agama mereka dalam masa-masa susah seperti itu menyingkapkan kebesaran iman mereka.<span> </span>Sukar menilai ketulusan seseorang yang berkorban di masa-masa mudah.<span> </span>Menempatkan manusia ke dalam cobaan melalui kesukaran adalah cara Allah membedakan antara mereka yang bersungguh-sungguh dan mereka yang pendusta.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Cobaan Allah pada mukmin dengan kesukaran-kesukaran memiliki maksud lain.<span> </span>Telah mengalami kesukaran membuat seseorang menghargai lebih baik nilai sebuah nikmat dan membuatnya merasa lebih bersyukur.<span> </span>Ini karena kesukaran dan kesakitan mendewasakan jiwa manusia.<span> </span>Kesukaran-kesukaran di dunia ini membuat manusia mampu membuat pembandingan antara yang baik dan yang buruk, kelebihan dan kekurangan, kenyamanan dan keresahan.<span> </span>Hanya melalui pembandingan-pembandingan ini seorang manusia menghargai nilai nikmat lahiriah dan batiniah yang ia rasakan.<span> </span>Lebih penting lagi, kesukaran-kesukaran ini membuatnya mampu sungguh-sungguh mengerti bagaimana ia membutuhkan Allah dan memahami kelemahannya di hadapanNya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Macam kesukaran melalui mana seseorang dapat ditempatkan ke dalam cobaan di dunia ini diterangkan sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.<span> </span>Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 155)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Seorang mukmin yang mengingat ayat ini menyiapkan diri bagi kesukaran-kesukaran bahkan sebelum menemuinya dan berjanji kepada Allah bahwa ia akan menunjukkan ketabahan dalam kesabaran dan kepasrahan, dan tetap mengabdi, apa pun keadaan menjadi.<span> </span>Keimanan sempurnanya menyebabkankan sikap mulia ini.<span> </span>Dalam menghadapi ketakutan, kelaparan tak terperi, kemiskinan, cedera atau kehilangan orang terkasih, ia tetap bertekad berpuas diri dengan Allah dan menganut sikap bersyukur kepadaNya.<span> </span>Ia melihat semua keadaan itu sebagai cara untuk lebih mendekat kepada Allah dan untuk meraih surga.<span> </span>Satu ayat berbunyi:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.<span> </span>Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.<span> </span>(Itu telah menjadi) Janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an.<span> </span>Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?<span> </span>Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 111)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mukmin yang telah mencapai kedewasaan iman ini sadar bahwa orang tidak dapat meraih ganjaran akbar seperti surga hanya dengan mengatakan: “Saya beriman”:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?<span> </span>Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.<span> </span>(QS Al-Ankabut, 29: 2-3)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Lagi di ayat yang lain Allah menarik perhatian kita ke kebenaran penting ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelummu?<span> </span>Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ”Bilakah datangnya pertolongan Allah?“ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 214)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Ayat-ayat ini menyingkapkan bahwa, dalam kepatuhan kepada hukum Allah yang tak bisa diubah, segenap manusia yang pernah muncul di bumi telah menghadapi kesukaran-kesukaran ini.<span> </span>Mereka juga diuji dengan menempatkan harta dan jiwa mereka sebagai taruhan; mereka juga dihadapkan dengan kekejaman dan tekanan dari kafirin dan karenanya perbedaan antara mukmin sejati dan yang tidak tulus menjadi tampak.<span> </span>Itulah mengapa, saat seorang mukmin mengenal Qur'an, ia mulai menyiapkan diri bagi peristiwa-peristiwa ini.<span> </span>Akan tetapi, peristiwa-peristiwa ini, yang terjadi sejalan dengan saripati cobaan, mungkin tidak sama tepat dengan yang terjadi dalam keadaan di zaman Nabi kita SAW.<span> </span>Di zaman kita, kita mungkin menemui kesukaran-kesukaran dalam keadaan yang sangat berbeda.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Seorang manusia yang telah meraih keimanan sempurna mengetahui bahwa setiap peristiwa merugikan yang dialaminya adalah, tanpa kecuali, cobaan dari Allah.<span> </span>Macam musibah yang dihadapinya mungkin kelaparan, kehilangan harta atau jiwa, maupun cobaan-cobaan yang mungkin ia temui di dalam kehidupan sehari-hari.<span> </span>Kadang kala semua macam kesusahan datang silih berganti.<span> </span>Seseorang mungkin kehilangan orang tercinta pada waktu yang tak terduga.<span> </span>Di saat yang sama, ia mungkin menghadapi masalah keuangan.<span> </span>Semua tekanan ini mungkin dilipatgandakan oleh masalah kesehatan yang parah.<span> </span>Sementara itu,<span> </span>melihat semua ini sebagai kesempatan, iblis mungkin mencari cara menggoda si orang yang menderita ini.<span> </span>Di tengah-tengah kesulitan ini, seorang mukmin lain mungkin meminta bantuannya.<span> </span>Di bawah semua keadaan, orang yang beriman sempurna menanggapi dengan sikap yang paling menyenangkan Allah dan tidak pernah membuat siapa pun yang meminta bantuannya menjadi sadar akan kesukaran-kesukaran yang sedang digelutinya.<span> </span>Nada suaranya, raut wajahnya atau bahasa tubuhnya menyampaikan keikhlasannya membantu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Orang yang beriman sempurna menunjukkan semua kesabaran dan kebijaksanaan-kebijaksanaan akhlak mulia ini karena pengabdian, penghormatan, ketakutannya, dan kepasrahannya kepada Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Contoh di atas dengan jelas menyampaikan hal bahwa tak masalah betapa mengerikan keadaan menjadi, orang yang beriman sempurna tidak pernah menyimpang dari perilaku dan sikap bijaksana.<span> </span>Sadar bahwa semua musibah yang menimpa manusia adalah atas kehendak Allah, ia mencari penghiburan dan pemecahan hanya dari Allah.<span> </span>Dunia ini bukan apa-apa melainkan persinggahan sementara baginya; ia akan tinggal di sini hanya untuk masa waktu tertentu dan lalu berangkat; apa yang penting adalah menjalankan kesabaran di bawah semua keadaan, hidup dengan nilai-nilai yang menyenangkan Allah dan meraih ridaNya.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Apa pun dalam kehidupan di dunia ini fana adanya.<span> </span>Seorang manusia harus secara azasi mengingat bahwa ia sedang dicoba dengan peristiwa-peristiwa sementara dan, berdasarkan pada akibat cobaan-cobaan ini, sebuah tempat abadi menantinya di hari kemudian.<span> </span>Tempat sejati manusia adalah hari kemudian.<span> </span>Bahkan jika seseorang mengalami kesakitan, kesukaran, atau tekanan<span> </span>yang terparah di dunia ini, semua itu akhirnya lenyap atau akan disudahi oleh kematian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Hal ini juga berlaku untuk yang sebaliknya.<span> </span>Tiada nikmat yang dirasakan seseorang di dunia ini sungguh-sungguh miliknya.<span> </span>Ketika kematian menjemput, ia akan meninggalkan semua itu.<span> </span>Mungkin saja bahwa seseorang yang menjalani kehidupan bermain-main di dunia ini akan berakhir dalam siksa neraka.<span> </span>Apa yang kami maksudkan di sini adalah, mutu kehidupan menyenangkan yang manusia rasakan di dunia ini bukan sebuah syarat; karena hidup bukan apa-apa melainkan cobaan.<span> </span>Orang yang telah melalui kesukaran-kesukaran di dunia ini mungkin orang yang layak hidup bahagia di surga.<span> </span>Hal itu karena di dunia ini, ia mengangkat Allah sebagai sahabat, dan menerapkan kesabaran untuk meraih ridaNya.<span> </span>Orang-orang ini akan mengatakan yang berikut di hari kemudian:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.<span> </span>Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.<span> </span>Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karuniaNya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu.”<span> </span>(QS Fathir, 35: 34-35)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Sikap yang Ditunjukkan Orang yang Beriman </span></b><b><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;"></span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Sempurna ketika Nikmat Dianugerahkan kepadanya</span></b></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagian besar orang – dalam kata-kata Qur'an – </span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="RTL"></span>"</span><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">berbangga</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="RTL"></span>"</span><span dir="LTR"></span><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="LTR"></span> ketika Allah menyirami mereka dengan nikmat-nikmat setelah sejumlah tekanan yang mereka lalui.<span> </span>Melupakan Pemberi semua nikmat ini, mereka segera memalingkan wajah mereka.<span> </span>Akan tetapi, Allah berfirman, <b>"...<span> </span>Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” </b><span> </span>(QS Al-Qashash, 28:<span> </span>76) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka yang sungguh beriman adalah mereka yang tidak pernah berbangga pada nikmat yang mereka nikmati dan yang sadar bahwa semua nikmat itu dari Tuhan mereka.<span> </span>Mereka tak pernah gagal mempertimbangkan kenyataan bahwa mereka membutuhkan Allah pada masa-masa sejahtera dan tenteram maupun masa-masa susah.<span> </span>Bahwa Allah dapat menarik kembali nikmatNya setiap saat Dia kehendaki dan membiarkan mereka kekurangan merupakan kenyataan yang tidak pernah mereka lupakan.<span> </span>Dengan pola pikir ini, dalam kekurangan atau kelapangan, dalam kemudahan atau kesulitan, mereka selalu menganut sikap bersyukur kepada Allah.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka yang beriman sempurna menakuti hukuman Hari yang mengerikan.<span> </span>Mereka mengetahui Allah akan menghukum orang-orang yang tak bersyukur kepadaNya.<span> </span>Bahwa Allah akan menghukum orang-orang yang tak bersyukur dikatakan dalam sebuah ayat:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.<span> </span>Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.<span> </span>(QS Saba', 34: 17)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sama seperti kesulitan, nikmat juga bagian dari cobaan ke dalam mana Allah tempatkan hamba-hambaNya di dunia ini.<span> </span>Sebagaimana Nabi Sulaiman AS ungkapkan:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencobaku apakah aku bersyukur atau mengingkari akan nikmatNya.<span> </span>Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia!”<span> </span>(QS Al-Naml, 27: 40)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Sikap yang diambil mukmin beriman sempurna terhadap nikmat-nikmat adalah bersegera mencari perlindungan Allah dan merasa bersyukur kepadaNya, sadar bahwa semua itu cobaan.<span> </span>Dan lalu ia mengubah nikmat-nikmat ini menjadi amal kebajikan demi meraih rida Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Akan tetapi, seseorang perlu mengingat bahwa nikmat-nikmat yang Allah timbunkan pada hamba-hambaNya tidak terbatas hanya lahiriah.<span> </span>Keimanan, kecantikan, kebijaksanaan, kepiawaian menilai, dan kesehatan yang baik merupakan juga nikmat-nikmat besar atas mana mukmin harus bersyukur.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah menarik perhatian kita pada tak berhingga nikmat yang diterima manusia: <b>"Dan Dia telah memberikan kepadamu keperluanmu dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya.<span> </span>Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya ....<span> </span>“ </b><span> </span>(QS Ibrahim, 14: 34)</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Pengkajian Qur'an dan kehidupan para nabi menyingkapkan bahwa kekayaan dan kekuasaan yang dianugerahkan kepada mereka tidak pernah menyimpangkan mereka dari menerapkan keadilan atau menunjukkan kesempurnaan akhlak.<span> </span>Mereka mempertahankan kerendahhatian mereka di hadapan Allah dalam semua keadaan.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah memuji kebijaksanaan akhlak mulia hamba-hambaNya ini dan menetapkan mereka sebagai:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah kembali segala urusan.<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 41)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">KEHIDUPAN INDAH MEREKA </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">YANG BERIMAN SEMPURNA</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ”Tuhan kami ialah Allah”,<span> </span>kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.<span> </span>Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”<span> </span>(QS Al-Ahqaf, 46: 13-14)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Muslim adalah mereka yang menempatkan keimanan mereka pada Allah dan lalu menempuh jalan yang lurus, memperlihatkan tekad dalam keimanan mereka.<span> </span>Mengetahui bahwa ada kebaikan dalam segala sesuatu yang datang dari Tuhan kita, mereka tetap bersyukur dan menunjukkan kepasrahan sepenuh hati kepadaNya.<span> </span>Mereka bertakwa di mata Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagai balasan atas ketulusan mereka, Allah telah menjanjikan kebaikan di dunia ini dan setelahnya.<span> </span>Dia telah meliputi mereka dengan kasih sayangNya.<span> </span>Dia telah senang terhadap mereka dan memberikan cinta dan ridaNya kepada mereka.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah memberikan kabar gembira tentang ganjaran mulia ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">…Allah rida kepada mereka dan merekapun rida kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.<span> </span>Itulah kemenangan yang besar.<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 100)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka tidak menyimpan hasrat atas kehidupan dunia ini.<span> </span>Mereka berpaling ke hari kemudian untuk meraih rida Allah dan surgaNya.<span> </span>Sebagai balasan atas kepasrahan sepenuh hati mereka, Allah menjanjikan kepada mereka nikmat-nikmat duniawiNya dan juga surga:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Karena itu, Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.<span> </span>Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 148)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">… orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik.<span> </span>Dan sesungguhnya kampung akhirat lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.<span> </span>(QS Al-Nahl, 16: 30)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (di dalam kehidupan) di akhirat.<span> </span>Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.<span> </span>Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.<span> </span>(QS Yunus, 10: 64)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di hadapan kesusahan di dunia ini, mereka menunjukkan kesabaran dan mengingat bahwa tiada sahabat atau pendukung bagi mereka selain Allah. <span> </span>Mereka mencari perlindungan hanya kepadaNya, dan meminta petunjukNya.<span> </span>Sebagai balasan, Tuhan kita menyelimuti mereka dengan kasih sayangNya dan mengambil alih perlindungan mereka.<span> </span>Berkat Dia, setiap peristiwa memberikan kebaikan bagi mereka.<span> </span>Allah membukakan jalan mereka, dan menghendaki kemudahan bagi mereka.<span> </span>Lebih penting lagi, sepanjang mereka tetap sebagai sahabat-sahabatNya, Dia memberi mereka keberhasilan penuh dan menjadikan mereka ahli waris kehidupan ini maupun kehidupan nanti.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Musa berkata kepada kaumnya: ”Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakannya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya.<span> </span>Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 128)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan mereka mengucapkan: ”Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjiNya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang orang yang beramal.”<span> </span>(QS Al-Zumar, 39: 74)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka dengan tulus mendambakan mendapat ampunan Allah dan gemetar dalam ketakjuban kepadaNya.<span> </span>Mereka memanggil Allah, menjadikan agama mereka setulusnya agamaNya.<span> </span>Dengan kesadaran mendalam atas kelemahan diri di hadapanNya, mereka sepenuh hati memohon kepadaNya agar memberi mereka keselamatan, menyelamatkan mereka dari hukuman neraka dan menjadikan mereka orang-orang yang patut masuk surga.<span> </span>Tuhan mereka lalu mengabulkan doa tulus mereka dan menerima mereka ke dalam surgaNya, tempat mereka akan tinggal dengan nikmat kasihNya selama-lamanya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan.<span> </span>Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari.<span> </span>Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekuatiran).<span> </span>Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia.<span> </span>Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka sebagai karunia dari Tuhanmu.<span> </span>Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.<span> </span>(QS Al-Dukhan, 44: 51-57)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).<span> </span>Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.<span> </span>Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.<span> </span></span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">(Kepada mereka dikatakan): "Salam" sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.<span> </span>(QS Ya Sin, 36: 55-58)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">CONTOH-CONTOH IMAN YANG </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">SEMPURNA DALAM QUR'AN</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”<span> </span>(QS Al-Ahzab, 33: 21)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"><span> </span></span><span lang="TR" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Allah telah menurunkan kepada umat manusia sebuah kitab lengkap yang memandu mereka pada setiap persoalan yang akan perlu mereka pecahkan sepanjang hidup.<span> </span>Bagaimana mencapai kedewasaan dalam iman seseorang, bagaimana berpikir, dengan nilai-nilai mana karena hidup, dan sasaran-sasaran yang diambil dalam kehidupan semuanya disingkapkan dalam kitab suci ini… Di atas segalanya, Dia telah mengirimkan para nabi sebagai teladan yang memperlihatkan kemuliaan akhlak.<span> </span>Dengan melihat pada kehidupan orang-orang mulai ini, kita dapat melihat bagaimana seorang yang beriman sempurna menjalani hidupnya.<span> </span>Dengan memerintahkan apa yang benar dan melarang apa yang salah, para nabi membantu kaum mereka hidup dengan azas-azas keimanan sempurna.<span> </span>Di samping itu, dengan menceritakan kisah-kisah para nabi di masa lampau, Allah memberi mukmin contoh-contoh perilaku mulia dan sikap-sikap yang harus dianut seorang mukmin.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Sebagaimana telah disebutkan, tiada batas dapat ditetapkan pada iman seseorang dan cinta serta ketakutan yang ia miliki kepada Allah.<span> </span>Jika mau, orang dapat menemukan jalan ke TuhanNya dan kian mendekat kepadaNya.<span> </span>Karena itu, mereka yang beriman sempurna bermaksud meraih keimanan dan kebijaksanaan para nabi dan orang-orang bertakwa yang dicontohkan dalam Qur'an.<span> </span>Akan tetapi, ini bukanlah sasaran akhirnya.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah menekankan bahwa mukmin tidak boleh menetapkan batas bagi ketakutan yang mereka miliki terhadap Allah<b>: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu..”</b><span> </span>(QS Al-Taghabun, 64: 16)<span> </span>Karena alasan inilah, sasaran setiap mukmin adalah menjadi hamba Allah yang paling disayangi dan paling dekat.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Dalam ruas ini, kita akan mengingatkan mereka yang sedang dalam pencarian akhlak mulia dan sempurna tentang kisah-kisah para nabi dan mukmin yang beriman sempurna sebagaimana dicontohkan dalam Qur'an dan akan membahas cara-cara meraih kedewasaan akhlak.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Nabi Yusuf AS</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana diceritakan dalam Qur'an, di awal kehidupannya, Nabi Yusuf AS ditempatkan ke dalam banyak cobaan, yang mana ia tanggapi dengan kedewasaan dan kepasrahan tertinggi.<span> </span>Tak masalah betapa mengerikan keadaan atau betapa licik persekongkolan terhadapnya, Nabi Yusuf AS tidak pernah menyeleweng dari keimanan, pengabdian, kepercayaan, dan kepasrahan kepada Allah, malah makin mendekat kepadaNya dan menunjukkan kepasrahan mutlak.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Bagi mereka yang mencari jalan untuk mendekat kepada Allah, ada banyak contoh menyolok kesempurnaan akhlak dalam kehidupan Nabi Yusuf AS. <span> </span>Hal pertama yang kita pelajari tentangnya adalah mimpi penting yang dilihatnya di masa kanak-kanaknya dan ulasan yang dibuat ayahnya, Nabi Yakub AS, mengenai mimpi itu:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">(Ingatlah) Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: ”Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya bersujud kepadaku”.<span> </span>Ayahnya berkata: ”Hai anakku.<span> </span>Janganlah kamu ceriterakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu.<span> </span>Sesungguhnya Setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”<span> </span>Dan demikianlah Tuhanmu memilihmu (untuk menjadi nabi) dan diajarkanNya kepadamu sebagian dari ta’bir mimpi-mimpi dan disempurnakanNya nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatNya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak.<span> </span>Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.<span> </span>(QS Yusuf, 12: 4-6)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mengartikan mimpi ini sebagai tanda dari Allah dan menyadari bahwa Yusuf AS akan menjadi orang mulia di mata Allah pada masa depan, ayahnya ingin agar ia menyimpan mimpi ini untuk dirinya sendiri.<span> </span>Saudara-saudaranya, yang merasa ayah mereka lebih menyayangi Yusuf AS, menjadi cemburu atas kasih sayang ayah mereka dan menggagaskan persekongkolan terhadap Yusuf AS.<span> </span>Mereka mencoba membunuhnya dan menarik cinta ayah mereka kepada mereka:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.<span> </span>(Yaitu) Ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) satu golongan (yang kuat).<span> </span>Sesungguhnya ayah kita dalam kekeliruan yang nyata.<span> </span>Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.”<span> </span>Seorang diantara mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat.”<span> </span>(QS Yusuf, 12: 7-10)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Saudara-saudaranya meninggalkan Yusuf AS di kedalaman sebuah sumur.<span> </span>Lalu, mereka datang kepada ayah mereka, mengatakan padanya bahwa seekor serigala telah memangsanya, dan mengajukan bajunya yang bernoda darah palsu sebagai bukti.<span> </span>Sekalipun ada bukti ini, Nabi Yakub AS menyadari peristiwa ini sebuah persekongkolan, mencari perlindungan kepada Allah, dan memohonkan pertolongan dariNya.<span> </span>Berkat tak terhitung ketaksengjaan yang telah ditetapkan takdir, sejumlah pengembara yang melewati sumur itu menemukan Nabi Yusuf AS dan menjualnya sebagai budak kepada seorang gubernur Mesir:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepada ta’bir mimpi.<span> </span>Dan Allah berkuasa terhadap urusanNya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.<span> </span>Dan tatkala dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.<span> </span>Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.<span> </span>(QS Yusuf, 12: 21-22)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">Istri si gubernur yang membelinya mendekati Nabi Yusuf AS, yang luar biasa tampannya, dengan niat jahat.<span> </span>Akan tetapi, ia langsung ditolak oleh Yusuf AS.<span> </span>Atas hal ini, istri gubernur beralih memfitnah Yusuf AS untuk membersihkan dirinya sendiri:</span><span lang="TR" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText2" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan wanita (Zulaiha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata: ”Marilah kesini.”<span> </span>Yusuf berkata: ”Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukanku dengan baik.”<span> </span>Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.<span> </span>(QS Yusuf, 12: 23)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu.<span> </span>Wanita itu berkata: ”Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?”.<span> </span>Yusuf berkata: ”Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya),”… (QS Yusuf, 12: 25-26)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang, berkatalah dia: ”Sesungguhnya (kejadian) itu adalah di antara tipu dayamu, sesungguhnya tipu dayamu besar.<span> </span>(Hai) Yusuf, berpalinglah dari ini, dan (kamu, hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat salah.”<span> </span>(QS Yusuf, 12: 28-29)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Wanita itu berkata: ”Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), akan tetapi dia menolak.<span> </span>Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang kuperintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”<span> </span>Yusuf berkata: ”Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.<span> </span>Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung (untuk memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.”<span> </span>Maka, Tuhannya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka.<span> </span>Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.<span> </span>(QS Yusuf, 12: 32-35)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya.”<span> </span>(QS Yusuf, 12: 42)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kini, setelah dikhianati oleh saudara-saudaranya dan secara tak adil difitnah oleh istri gubernur, Yusuf AS tidak memiliki sesuatu untuk diharapkan melainkan beberapa tahun pemenjaraan.<span> </span>Akan tetapi, selama tahun-tahun yang panjang ini, Nabi Yusuf AS tidak berputus asa bahkan untuk sesaat pun, melainkan, karena menyadari ada kebajikan dan kebijaksanaan di balik semua peristiwa yang telah ditetapkan Allah, berdoa penuh harap kepadaNya dan menunjukkan tekad dalam kesabaran dan keimanannya.<span> </span>Sungguh, bertahun-tahun kemudian, ketika sang raja mencari tafsir mimpi yang dialaminya, seorang sipir tua teringat akan Nabi Yusuf AS sebagai seseorang yang memiliki kepiawaian menafsirkan mimpi.<span> </span>Tafsiran Yusuf AS akan mimpi itu sangat mengesankan sang raja.<span> </span>Oleh karena itu, ia memanggil Yusuf AS untuk menghadapnya.<span> </span>Sebelum sang raja sempat berbicara kepadanya, Nabi Yusuf AS ingin agar sang raja mengetahui kebenaran tentang peristiwa penyebab ia dikirim ke penjara beberapa tahun lalu.<span> </span>Jadi, atas penjelasan ini, sang raja berpaling ke istri gubernur dan perempuan-perempuan kepada siapa si istri memperkenalkan Yusuf AS pada saat peristiwa itu:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… Mereka berkata: “Maha Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan tentangnya.”<span> </span>Berkata isteri Al-Aziz: “Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar.”<span> </span>(QS Yusuf, 12: 51) </span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Setelah pengakuan mereka, Nabi Yusuf AS memberikan penjelasan berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>(Yusuf berkata): “Yang demikian itu agar dia (Al-Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.<span> </span>Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.<span> </span>Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”<span> </span>(QS Yusuf, 12: 52-53)<span> </span></span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kata-kata Nabi Yusuf AS ini penciri keimanan sempurnanya.<span> </span>Ia selalu mengetahui bahwa Allah akan menolong mukmin dan mereka yang sabar, dan bahwa Dia pasti akan menundukkan rencana mereka yang mengkhianatiNya.<span> </span>Kepercayaannya kepada Allah mewujud diri dalam kepasrahan kepada takdirnya.<span> </span>Tak masalah betapa tak menguntungkan keadaan terlihat, ia dapat melihat bahwa ada kebajikan dan kebijaksanaan di balik peristiwa-peristiwa yang telah ditentukan Allah.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Contoh lain sifat bawaan Nabi Yusuf AS adalah penolakannya memanjakan hawa nafsunya, bahkan dalam keadaan di mana ia mutlak benar.<span> </span>Ia tidak pernah mempercayai hawa nafsunya dan tetap selalu sadar akan kenyataan bahwa nafsu seseorang rentan akan kejahatan.<span> </span>Inilah bentuk akhlak yang khusus bagi mereka yang beriman sempurna yang bertindak dengan kesadaran bahwa menggunakan cara-cara iblis, hawa nafsu diam-diam mendekati manusia dan memikat mereka yang mengabaikan suara nurani.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sikap Nabi Yusuf AS terhadap hawa nafsunya adalah wujud kedewasaan akhlaknya.<span> </span>Tak diragukan, nasib akhir seorang yang menunjukkan kepasrahan diri mendalam kepada Allah sedemikian dan kepercayaan kepadaNya adalah kebajikan tak berhingga.<span> </span>Sungguh, sebagai balasan kepasrahan kepada Allah yang terpuji ini, ia ditempatkan dalam kekuasaan atas perbendaharaan negeri Mesir.<span> </span>Mengaruniainya kehidupan yang baik di dunia ini dan memberinya kabar gembira surga di hari kemudian, Allah berfirman bahwa “Dia tidak akan membiarkan sia-sia pahala mereka yang berbuat kebajikan”:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu.<span> </span>Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.<span> </span>Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.<span> </span>(QS Yusuf, 12: 56-57)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Nabi Sulaiman AS</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Qur'an, Allah mengungkapkan keimanan tulus Nabi Sulaiman AS sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dialah sebaik-baik hamba.<span> </span>Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).<span> </span>(QS Shad, 38: 30)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Salah satu watak terpenting Nabi Sulaiman AS yang diceritakan Qur'an adalah kekuasaannya yang besar dan hartanya yang berlimpah.<span> </span>Di samping itu, Allah menganugerahkan banyak kepiawaian khusus kepadanya.<span> </span>Sebagai balasan atas semua nikmat ini, Nabi Sulaiman AS selalu berdoa kepada Allah dan berpaling kepadaNya penuh syukur.<span> </span>Salah satu doanya adalah sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Ya Tuhanku.<span> </span>Berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu-bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang saleh.”<span> </span>(QS Al-Naml, 27: 19)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Doa lain Nabi Sulaiman AS adalah sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.”<span> </span>(QS Shad, 38: 35)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Sebagai balasan atas doanya, Allah menganugerahkan Nabi Sulaiman AS pengetahuan dan kekayaan tak tertandingi di dunia ini dan menjanjikan ganjaran terbaik di hari kemudian.<span> </span>Satu ayat berbunyi:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik.”<span> </span>(QS Shad, 38: 40)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Pemanfaatan kekayaan yang tak pernah semelimpah itu sebelumnya demi tujuan Allah menyebabkan kedudukan tinggi dan teristimewa beliau di mata Allah.<span> </span>Sikap ini memberinya kedekatan kepada Allah dan membuatnya terus-menerus mengisi pikirannya dengan ingatan akan Allah.<span> </span>Sungguh Allah memberitahu kita dalam satu ayat bahwa ia mengatakan, <b>“…Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) karena ingat kepada Tuhanku …” </b><span> </span>(QS Shad, 38: 32)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Berpaling hanya kepada Allah sementara menikmati kekayaan, tidak menjadi keras kepala terhadap Pencipta diri akibat melimpahnya harta seseorang, adalah sifat bawaan khusus mereka yang beriman sempurna.<span> </span>Karena itu, kesempurnaan akhlak Nabi Sulaiman AS menjadi teladan bagi segenap umat manusia.<span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Istri Firaun</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Istri Firaun, yang menikahi seorang laki-laki yang namanya telah terpuruk dalam sejarah sebagai salah seorang penguasa paling menindas di dunia, mendapat kehormatan dikenang sebagai salah seorang Muslim paling unggul dalam sejarah.<span> </span>Menurut takdir yang telah ditetapkan baginya, Allah telah menentukan mukmin yang taat ini tinggal bersama dengan salah seorang laki-laki terkejam di dunia, Firaun, yang berkuasa atas bani Israil di Mesir selama masa Nabi Musa AS.</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Keimanan sempurna perempuan mulia ini yang disebutkan dalam Qur'an menjadi teladan bagi semua Muslim selama-lamanya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman… (QS Al-Tahrim, 66: 11)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Keimanan sempurna istri Firaun menjadi teladan, sebab ia harus menempatkan keimanannya kepada Allah di bawah keadaan yang amat sukar, dengan mengambil risiko besar.<span> </span>Lebih-lebih, tak silau oleh kekayaan yang melimpah – yang besarnya dapat diraih hanya oleh sangat sedikit orang di dunia ini – ia memperlihatkan kesetiaan mendalam kepada Allah dan menyingkapkan kekuatan watak yang besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Pada saat itu, rakyat Mesir percaya bahwa Firaun memiliki kuasa ilahi.<span> </span>Menyalahgunakan kepercayaan rakyat Mesir ini, Firaun berani “menyatakan diri tuhan.”<span> </span>Sementara dikelilingi bahaya yang kasatmata itu, istri Firaun menunjukkan tekadnya kepada Allah.<span> </span>Sungguh yakin bahwa kepercayaan yang dianut rakyat Mesir hingga saat itu semuanya salah, ia mengakui keberadaan Allah.<span> </span>Jelas, inilah jalan yang meminta kesabaran besar dan hanya kesetiaan kepada Allah yang sepenuh hati dan tulus akan memungkinkannya.<span> </span>Karena istri Firaun seorang yang beriman sempurna, ia mengambil pendekatan yang nalar dan menyembunyikan keimanannya dari Firaun.<span> </span>Ia dihormati dengan diangkat sebagai teladan bagi semua perempuan:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan Allah membuat isteri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”<span> </span>(QS Al-Tahrim, 66: 11)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sekalipun istri Firaun dapat berfoya-foya dalam kekayaannya, ia lebih memilih kehidupan yang diabdikan hanya kepada Allah dan menimbang rida Allah di atas segalanya.<span> </span>Kepasrahannya kepada Allah, kepercayaannya kepada Allah, kesabaran dan kedewasaannya membuatnya teladan bagi semua manusia.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h1 style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt; text-decoration: none;">Keimanan Para Penyihir</span></b></h1><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nabi Musa AS menyampaikan pesan Allah kepada Firaun dan mendukung kata-katanya dengan pertunjukan mukjizat yang dianugerahkan Allah kepadanya.<span> </span>Cara langsung dan meyakinkan Musa AS ini membuat Firaun merasa sombong.<span> </span>Dalam upaya menandingi pengaruh kuat Musa AS dan memperhinakannya di mata kaumnya, Firaun menyelenggarakan pertandingan antara Musa AS dan para penyihir paling terpercayanya.<span> </span>Firaun sebenarnya cemas semua rakyat Mesir akan mempercayai Allah dan melepaskan agama palsu mereka.<span> </span>Tujuan utamanya adalah keberlangsungan hidup pemerintahannya, pengorbanan pura-pura, ia pikir, mencukupi untuk melindungi dan bahkan memperkuat pemerintahan itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ketika waktu yang ditetapkan tiba, Nabi Musa AS dan para penyihir muncul di hadapan umum.<span> </span>Ketika para penyihir melakukan sihir mereka, tali-temali dan tongkat mereka tampak menggeletar.<span> </span>Lalu, Musa AS melontarkan tongkatnya, yang menelan sihir para penyihir Firaun.<span> </span>Qur'an menceritakan kisah ini sebagai berikut:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ahli-ahli sihir berkata: ”Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?”<span> </span>Musa menjawab: ”Lemparkanlah (lebih dahulu)!” Maka, tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).<span> </span>Dan Kami wahyukan kepada Musa: ”Lemparkanlah tongkatmu!” Maka, sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.<span> </span>Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.<span> </span>Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 115-119)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah).<span> </span>Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun.”<span> </span>(QS Al-Syu’ara, 26: 46-48).</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Pilihan para penyihir, sejalan dengan penyingkapan oleh Nabi Musa AS bahwa sihir mereka palsu, sungguh kekalahan telak bagi Firaun, dan itulah penyebab kerasnya tanggapannya.<span> </span>Betapa pun, ia telah diperhinakan di depan rakyatnya, ia telah kehilangan orang-orangnya yang paling andal yang berpaling ke Musa AS, dan kedudukan Musa AS sebagai ancaman besar bagi pemerintahannya telah terbentuk.<span> </span>Karena segenap alasan ini, ia memutuskan menghukum berat para penyihirnya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Berkata Firaun: “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian?<span> </span>Sesungguhnya ia pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.<span> </span>Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.”<span> </span>(QS Tha-Ha, 20: 71)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sekalipun ada ancaman mengerikan dari Firaun ini, para penyihir telah beriman kepada Allah pada saat mereka meresapi keberadaan Allah dan bersujud di hadapanNya.<span> </span>Mereka secara terbuka berpihak kepada Musa AS; mereka tidak merasa khawatir kehilangan kemudahan-kemudahan tertentu dari Firaun.<span> </span>Sementara itu, mereka memohon ampun kepada Allah karena menentang dan berjuang melawan Nabi Musa AS:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakanmu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan, daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.<span> </span>Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.<span> </span>Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya.<span> </span>Dan Allah lebih baik (pahalaNya) dan lebih kekal (azabNya).”<span> </span>(QS Tha-Ha, 20: 72-73)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dari cerita di atas, menjadi jelas bahwa kepasrahan seseorang kepada Allah membangkitkan kekuatan watak, daya pribadi, dan rasa tanggung jawab.<span> </span>Para penyihir tidak akan pernah menganut sikap mulia itu jika mereka mendamba kemudahan dari pemerintahan Firaun.<span> </span>Di bawah keadaan waktu itu, pengalihan mereka ke jalan yang lurus tampak bertentangan dengan kepentingan duniawi mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Akan tetapi, semua peranti bagi kepentingan pribadi kehilangan maknanya bagi orang yang beriman kepada Allah.<span> </span>Hal itu karena Allah Yang memerintahkan jalannya semua peristiwa tersebut di atas.<span> </span>Orang yang beriman sempurna tidak mengajukan syarat bagi menjadi hamba Allah.<span> </span>Macam keimanan yang tidak terikat oleh syarat apa pun adalah keimanan yang sempurna.<span> </span>Dalam pengertian ini, keimanan para penyihir adalah keimanan tulus, sempurna, karena tanpa syarat.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Para Pemilik Kebun </span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Allah menyingkapkan kisah dua orang kepada Nabi Muhammad SAW.<span> </span>Jadi, mereka yang hidup hingga Hari Pengadilan akan mengetahui kisah orang-orang yang hidup berabad-abad lampau:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kebun itu Kami buatkan ladang.<span> </span>Kedua buah kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu.<span> </span>Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengannya: ”Hartaku lebih banyak dari hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.”<span> </span>(QS Al-Kahfi, 18: 32-34)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Perilaku si orang kaya disebutkan dalam Qur'an sebagai termasuk ke jenis watak yg mana kita perlu menarik pelajaran.<span> </span>Di sisi lain, sikap berhati-hati orang kedua adalah khas orang yang beriman sempurna.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Si orang makmur sangat teranjakan dan yakin diri akibat kekayaan yang dimilikinya.<span> </span>Kebun-kebunnya yang berbuah dan keindahan penampakan mereka merupakan sumber utama keyakinan dirinya.<span> </span>Hanya karena lebih kaya dan lebih berkuasa daripada laki-laki kedua, ia berani jumawa dan angkuh:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">… ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika ia bercakap-cakap dengannya: ”Hartaku lebih banyak dari hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat.”<span> </span>(QS Al-Kahfi, 18: 34)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Melihat keindahan dan kesuburan kebun-kebunnya, laki-laki ini mengira ia tidak memerlukan Allah dan agamaNya agar kuat, dan karena itu menganut sikap berpuas diri dan tak bijaksana:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu.”<span> </span>(QS Al-Kahfi, 18: 35-36)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagaimana Allah tekankan dalam ayat ini, pemilik kebun menyifatkan kehampir-abadian pada kebun-kebunnya dan berani berkata terbuka bahwa kebun-kebun itu tidak rentan terhadap segala jenis bencana yang memusnahkan.<span> </span>Namun, ia gagal mengenali akibat besar yang diusung pandangan ini.<span> </span>Keangkuhannya yang lalai dan perasaan puas dirinya membuat ia orang “yang menyesatkan dirinya sendiri”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Allah menyebutkan laki-laki lain yang juga memiliki kebun.<span> </span>Orang ini juga makmur, walaupun tidak semakmur laki-laki pertama… Namun kekayaannya tidak mengubah keimanan atau kepribadiannya, karena apa, ia mencatat keingkaran sahabatnya dan menjawabnya sedemikian:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikanmu seorang laki-laki yang sempurna?<span> </span>Tetapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku.<span> </span>Dan mengapa kamu tidak mengatakan tatkala kamu memasuki kebunmu: "Maasyaa Allah, laa quwwata illaa billah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)?”… (QS Al-Kahfi, 18: 37-39)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>Dalam bagian ayat terakhir, ia segera mengingatkan sahabatnya agar jangan bersikap sombong kepada Allah atas apa yang dimilikinya dan menasehatinya agar tidak menjadi angkuh:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan anak, maka mudah-mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu, hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin; atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi.”<span> </span>Dan harta kekayaannya dibinasakan, lalu ia membolak-balikkan kedua tangannya (tanda menyesal) terhadap apa yang telah dibelanjakannya untuk itu, sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: ”Aduhai, kiranya dulu aku tidak mempersekutukan seorang pun dengan Tuhanku.”<span> </span>Dan tidak ada bagi dia segolongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya.<span> </span>Di sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak.<span> </span>Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.<span> </span>(QS Al-Kahfi, 18: 39-44)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Sikap terkendali laki-laki kedua adalah khas akhlak yang menyenangkan Allah.<span> </span>Penalaran, perilaku, dan pandangan ke depan adalah tanda-tanda iman yang sempurna.<span> </span>Karena alasan inilah, Allah memerintahkan Nabi SAW menceritakan peristiwa ini kepada semua mukmin sebagai teladan.<span> </span>Sifat tercela akhlak laki-laki pertama menjadi kian jelas ketika dibandingkan dengan kesempurnaan akhlak yang diperlihatkan laki-laki kedua.<span> </span></span></div><span lang="IN" style="font-family: "New York","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span> <div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">KESIMPULAN</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sepanjang buku ini, kami telah menekankan bahwa sekedar mengatakan, “Kami beriman” atau memuja Allah dari tepi-tepi agama sejati tidak akan cukup untuk menyenangkan Allah.<span> </span>Sebaliknya, kami katakan, Allah akan senang terhadap kita jika kita yang terdepan dalam ketaatan, menjadi teladan bagi mukmin yang patuh, dan terus-menerus menunjukkan kemuliaan akhlak.<span> </span>Dalam buku ini, kami menghimbau kepada mukmin agar memiliki ketakutan dan cinta mendalam kepada Allah, tidak pernah menganggap akhlak sendiri sempurna, mencari sikap dan perilaku yang paling menyenangkan Allah di setiap saat dan memberikan perhatian pada nurani mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Menjadi orang yang beriman sempurna bukanlah sasaran yang dapat digapai melalui upaya keras.<span> </span>Sebagaimana ayat, <b>“Dan Kami akan memberimu taufik (petunjuk) kepada jalan yang mudah”</b><span> </span>(QS Al-‘Ala, 87: 8) memberitahu kita, seseorang dapat meraih keimanan sempurna hanya dengan ketulusan niat, bahkan jika niat itu masih amat baru.<span> </span>Dalam pengertian ini, tak masalah betapa tercela hidup yang dijalani seseorang di masa lampau, ia bisa, kapan pun, memulai hidup baru yang berlandaskan pada dasar penggapaian rida Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Setelah menerangkan semua masalah ini, kini kami mendesak setiap orang untuk “bersegera”, yakni, tidak “menunda” mengambil keputusan penting sedemikian.<span> </span>Waktu yang diberikan kepada manusia sangat pendek.<span> </span>Kehidupan itu sependek “kedipan mata” atau “setengah hari”.<span> </span>Selama perjalanan waktu yang terbatas yang diberikan kepadanya ini, manusia harus berlomba melawan waktu dan bersegera mendapatkan iman yang sempurna dengan melibatkan diri dalam perbuatan baik.<span> </span>Allah menjanjikan SurgaNya bagi hamba-hambaNya yang bertekad taat, yang menjadi “terdepan dalam iman” dan bersegera mendekatkan diri kepada Allah.<span> </span>Di sana, mereka tinggal bersama para nabi, wali, syuhada dan mukmin yang tulus.<span> </span>Namun yang terpenting, mereka akan menemui Tuhan kita.<span> </span>Allah juga memberi mereka kabar gembira bahwa akan ada satu kata dari Tuhan mereka di sana: “Salam!”, yang merupakan ganjaran terbaik bagi seorang mukmin:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).<span> </span>Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.<span> </span>Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.<span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"><span> </span>(Kepada mereka dikatakan): "Salam" sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.<span> </span>(QS Ya Sin, 36: 55-58)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Dan barang siapa yang menaati Allah dan rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiqien, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.<span> </span>Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.<span> </span>Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.<span> </span>(QS Al-Nisa, 4: 69-70)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span> </span><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jadi, bersegeralah meraih ganjaran ini, untuk tinggal bersama para nabi dan mereka yang beriman sempurna di taman-taman surga sebagai mukmin yang telah menggapi rida Allah dengan bertekad hidup dengan azas-azas keimanan sempurna, menjadi teladan bagi mereka yang mencintai dan menakuti Allah.<span> </span>Allah mendesak semua mereka yang ingin meraih keselamatan agar hidup dengan nilai-nilai Qur'an.<span> </span>Mereka digambarkan sebagai “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.<span> </span>Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.<span> </span>Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.<span> </span>Mereka kekal di dalamnya, surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.<span> </span>(QS Al-Furqan, 25: 73-76)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">ORANG-ORANG BERIMAN </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><h2 align="center" style="line-height: normal; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">SEMPURNA DALAM QUR’AN</span></h2><div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Orang-orang yang beriman sempurna dijelaskan dalam sejumlah ayat Qur'an dalam makna-makna berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kutipan dari Qur'an Depag:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”<span> </span>(QS Yunus, 10: 63)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)… “<span> </span>(QS Al-Anam, 6: 82)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepadaNya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah.”<span> </span>(QS Al-Ahzab, 33: 39)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya.”<span> </span>(QS Al-Anbiya, 21: 28)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah," kemudian mereka tetap istiqamah…”<span> </span>(QS Al-Ahqaf, 46: 13)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Mereka menjawab: ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.’”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 173)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka…”<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 35)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.<span> </span>(QS Al-Rad, 13: 21)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>“…Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganKu ….”<span> </span>(QS Al-Nur, 24: 55)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“…mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit …”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 199)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">---- Al-Baqarah ayat 3 tidak cocok, yang paling mendekati adalah ayat 46 berikut ---</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">“(Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.”<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 46)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>“Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.”<span> </span>(QS Al-Ma’arij: 70: 26)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib ...”<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 3)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span>“(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihatNya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.”<span> </span>(QS Al-Anbiya, 21: 49)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”<span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 4)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab…”<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 170)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat..” <span> </span>(QS Al-Baqarah, 2: 3)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”<span> </span>(QS Al-Mukminun, 23: 2)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”<span> </span>(QS Al-Mukminun, 23: 9)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.”<span> </span>(QS Al-Ma’arij, 70: 23)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap… “<span> </span>(QS Al-Sajdah, 32: 16)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.”<span> </span>(QS Al-Nahl, 16: 42)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.”<span> </span>(QS Al-Mukminun, 23: 5)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.”<span> </span>(QS Al-Mukminun, 23: 4)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan… “<span> </span>(QS Al-Rad, 13: 22)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.”<span> </span>(QS Al-Rad, 13: 20)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”<span> </span>(QS Al-Ma’arij, 70: 32)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“…Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar..<span> </span>“<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 71)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.”<span> </span>(QS Al-Ma’arij, 70: 33)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 17)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka…”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 135)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.”<span> </span>(QS Al-Mukminun, 23: 3)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka…”<span> </span>(QS Al-Syura, 42: 38)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.”<span> </span>(QS Al-Syura, 42: 39)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka…”<span> </span>(QS Al-Hajj, 22: 35)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaanNya… “<span> </span>(QS Al-Fath, 48: 29) </span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“(Yaitu) orang-orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.’”<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 16)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.”<span> </span>(QS Al-Mukminun, 23: 61)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“…Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud...”<span> </span>(QS Al-Fath, 48: 29)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“… Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.”<span> </span>(QS Al-Bayyinah, 98: 7)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.”<span> </span>(QS Al-Ma’arij, 70: 35)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><h2 align="center" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">SEPERTI APAKAH ORANG </span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></h2><h2 align="center" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: center; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">YANG BERIMAN SEMPURNA?</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Iman kepada Allah macam apa yang Dimilikinya?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Ia mengetahui bahwa: </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Tiada tuhan selain Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah Yang menciptakan segalanya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah Yang mengatur segala urusan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Hati ada dalam genggaman Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah meliputi segala sesuatu,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dialah Yang menetapkan takdir manusia, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Kuat dan melakukan apa yang Dia kehendaki, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah Maha Mengetahui dan Maha Mendengar,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah Pemelihara segala sesuatu,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia mengetahui semua yang gaib,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Kaya Tanpa Membutuhkan dan tinggi mulia di atas segala sesuatu,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia tidak melahirklan dan tidak dilahirkan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia tidak tersesat dan tidak pula Dia lupa,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Raja Kerajaan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Pewaris Tunggal,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia hidup,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Kekuatan dan kehormatan milik Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia selalu menang dan<span> </span>Maha Perkasa,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">MilikNya Nama-Nama Terindah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Kuat, Maha Bijaksana,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia lebih dekat kepada hambanya daripada urat nadi lehernya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah mengetahui hal-hal terkecil dalam benak kita,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi lagi,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Adil,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Pengasih dari semua pengasih, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Pemaaf,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Penyayang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Penerima Taubat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia mengabulkan doa yang tulus,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Maha Pemberi Balasan,<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dialah Yang mengajarkan segala sesuatu, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia Pemberi Peringatan, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia memberikan kehidupan kepada yang mati dan menciptakan Hari Perhitungan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia menolong mereka yang menolong agamaNya, di dunia dan di hari kemudian, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Janji Allah adalah benar,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Dia menciptakan neraka bagi kafirin dan surga bagi mukmin.</span></div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Ketakutan kepada Allah Macam Apa yang Dimilikinya?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia takut hanya kepada Allah dan menaati larangan-laranganNya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia tidak takut kepada apa pun kecuali Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia takut kepada Allah sebanyak yang ia bisa,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia merasa bahwa Dialah yang menaruh ketakutan kepada Allah dan keimanan dalam hati seseorang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mengalami ketakutan ini tidak hanya pada masa-masa susah, melainkan juga di masa-masa senang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia tidak melupakan bahwa Allah mengetahui apa yang disimpan hatinya, semua rahasia, dan bahkan yang lebih tersembunyi,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengingat bahwa Allah melihat segala sesuatu,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia berperilaku baik, mengetahui ia akan bertanggung jawab kepada Allah atas semua perbuatannya,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia sangat memperhatikan apa yang halal dan yang haram,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Apa pun yang dikerjakannya berdasarkan pada ketakutan kepada Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia berpaling kepada Allah untuk semua perbuatan dalam mana ia terlibat,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia merasa bahwa hanya Allah Yang menghukum,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia merasakan ketakutan kepada Allah, ancamanNya dan hukuman Neraka,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak melupakan bagaimana Allah menghukum para pendosa yang mendahuluinya,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia memiliki ketakutan yang hormat dan kuat kepada Allah.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Keimanan Macam Apa yang Dimilikinya?</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia memiliki keimanan yang berlandaskan seluruhnya pada ketakutan dan cinta kepada Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Karena ketakutan dan cinta mendalamnya kepada Allah:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia menyembah hanya Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia menghormati Allah di atas segala sesuatu,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mencari tiada tuhan selain Allah,<span> </span></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak menyekutukan siapa pun dengan Dia,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengetahui bahwa semuanya berasal dari Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengetahui Allah selalu bersamanya dan melihat apa pun yang diperbuatnya, </span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia sadar bahwa tujuan utama dalam tiap saat kehidupannya adalah meraih rida Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengabdikan seluruh hidupnya kepada Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia seksama menaati larangan-larangan Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia menyadari kelemahan dirinya di hadapan Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia menganut sikap taat terhadap kata-kata Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia hanya mempercayai Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengerti bahwa Allah satu-satunya penolong,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengingat Allah tanpa henti,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia seksama mematuhi Qur'an, </span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia selalu bersyukur kepada Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mempercayai Hari Kebangkitan dengan keyakinan,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mencegah orang lain terperdaya oleh kehidupan dunia ini,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia merasakan tiada ketakutan akan masa depan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia merasakan adanya kebajikan dalam segala sesuatu,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia berpaling kepada Allah dalam setiap perbuatan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mengingat semua kenikmatan yang dimilikinya berasal dari Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia merasakan kepatuhan sepenuh hati kepada Allah, perintah-perintahNya, dan para nabiNya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia tidak membiarkan Setan mempengaruhinya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia selalu bertindak sesuai dengan nuraninya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia memiliki keadaan jiwa yang berpaling hanya ke arah Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mengangkat hanya Allah dan mukmin sebagai sahabat, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia berjuang lebih mendekat kepada Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia merasa bersyukur kepada Allah setiap saat, </span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak melupakan untuk diam-diam atau terbuka mengeluarkan harta demi tujuan Allah, </span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia bulat dalam tekadnya menerapkan kesabaran dalam setiap kesukaran,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia menunjukkan kemuliaan akhlak,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia terus-menerus memperlihatkan sifat-sifat mukmin,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia menjadi yang terdepan dalam perbuatan baik.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Pengertian akan Nasib Macam Apa yang Dimilikinya?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mengetahui bahwa:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Segala sesuatu telah diciptakan menurut takdir,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah telah menetapkan setiap peristiwa, dari kelahiran hingga kematian,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Setiap peristiwa terjadi tepat di saat yang Allah tetapkan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia harus berendah hari di hadapan Tuhannya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ketaatan sepenuh hati kepada Allah adalah bernilai yang diakui,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Allah melihat segenap waktu dalam satu saat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia harus berpasrah diri kepada Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Tidak masalah apa yang dilakukannya, Allah Yang akan menentukan hasilnya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Jika ia memasrahkan diri kepada Allah sepenuhnya, ia tidak akan pernah berduka,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mesti puas dengan setiap citra yang diciptakan Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Menyadari bahwa segala sesuatu yang menimpanya datang hanya dari Allah:</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak menjadi gusar,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak merasakan duka maupun kegelisahan,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak panik,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak berputus asa,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak merasakan resah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak merasakan amarah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak mengatakan “andai kata”,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak memberikan tanggapan yang tiba-tiba dan berlebihan,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak berduka atas kematian,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia tidak merasa menyesal atas apa yang ia kehilangan atau apa yang menimpanya.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Nalar dan Kebijaksanaan Macam Apa yang Dimilikinya?</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia memiliki nalar dan kebijaksanaan sedemikian yang membuatnya mampu untuk:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">merenungkan Qur'an sepantasnya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">menilai segala sesuatu sesuai dengan nalar Qur'an,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">memikirkan adanya kebajikan dalam segala sesuatu karena itu datang dari Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">menaati nuraninya dalam semua perbuatannya, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">memikirkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mencoba melihat maksud dan kebajikan yang tersembunyi di balik setiap peristiwa,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mengingat Allah saat berdiri, duduk, dan berbaring,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">merenungi dalam-dalam keberadaan Allah dan cita rasa seni dalam ciptaanNya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">terutama mencari-cari dan merenungi hal-hal ke yang mana Allah menarik perhatian dan tanda-tanda penciptaan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya dalam Qur'an,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mencari pemecahan masalah-masalahnya dalam Qur'an,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">berpikir selalu sesuai dengan agama,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mencari perlindungan kepada Allah, jika godaan dari Setan mengganggunya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">berprasangka baik terhadap mukmin,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mempertimbangkan kebutuhan orang lain,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">mendahulukan masalah menurut rida Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">membuat penilaian yang adil antara yang benar dan salah menurut nalar Qur'an,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">memikirkan tentang penciptaannya sendiri,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">memikirkan tentang Hari Perhitungan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">menerima peringatan, memikirkan tentang surga dan khususnya neraka,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">membuat perhitungan atas dirinya sendiri.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Pengertian tentang Cinta Macam Apa yang Dimilikinya?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mencintai Allah melebihi siapa pun dan apa pun,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Cinta yang dirasakannya terhadap Nabi SAW melebihi cinta yang dirasakannya terhadap orang lain,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Cinta yang dirasakannya terhadap mukmin adalah cinta yang berdasarkan pada rida Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Orang yang paling dicintainya adalah siapa yang ia harapkan akan memperjuangkan terutama rida Allah dan yang paling taat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia tidak memelihara cinta bergairah kepada kesenangan-kesenangan duniawi,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia tida meminta hadiah apa pun sebagai balasan atas perbuatan selain cinta Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia tidak menyukai mereka yang menentang Allah dan RasulNya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Cinta atau kebutuhan yang ia rasakan atas sesuatu tidak menghalanginya dari melepaskannya.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Bagaimana dan Tentang Apa Ia Berbicara?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia mengagungkan Allah dengan nama-namaNya yang paling indah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Ia membela apa yang benar,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tentang peristiwa-peristiwa yang ia harapkan terjadi di masa depan, ia mengatakan “Insya Allah” yang berarti, “dengan izin Allah”,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengagungkan Allah dengan kata-kata “Masya Allah” ketika menyaksikan keindahan sebagai cerminan cita rasa seni Allah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ia mengucapkan kata-kata yang yang ia harapkan akan menyenangkan Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Selagi berbicara, ia mengingat-ingat ayat-ayat Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara dengan bijaksana,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara seksama dan dalam cara yang mudah dimengerti,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak berbicara tentang hal-hal yang sia-sia dan sepele,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia mempertimbangkan kebutuhan orang selama berbicara,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak berbohong,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara kepada orangtuanya dengan cara yang amat hormat dan tidak pernah mengucapkan kata-kata yang melecehkan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara dengan cara yang santun,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia menunjukkan amanahnya dalam pembicaraannya, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara dengan tulus dan sederhana,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia menghindari membicarakan rahasia,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia memperingatkan orang-orang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Sesuai dengan Qur'an, ia mengucapkan “Salam”<span> </span>(selamat) ketika memasuki rumah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia mengucapkan “Salam”<span> </span>(selamat) dan, tanpa berbicara, berlalu saat bertemu dengan orang-orang yang lalai,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak mengucapkan kata-kata yang berisi fitnah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak turut serta dalam pembicaraan semacam itu dan berlalu dengan martabat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Lewat cara bicaranya, ia mendorong perilaku baik dan menggentarkan perbuatan buruk,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara dengan nada sedang dan menghindari berbicara lantang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia mengetahui bahwa ia bertanggung jawab atas setiap kata yang diucapkannya, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak bersumpah untuk maksud yang sia-sia dan sepele,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak melecehkan atau mengatakan yang buruk-buruk tentang seseorang ketika berbicara, </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia tidak menjilat ludah (menarik kembali ucapannya),</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berbicara dengan cara yang mempengaruhi orang lain agar memperhatikan nuraninya.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14pt;">Bagaimana Ia Berdoa dan Apa yang Dimintanya?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa dengan berpaling kepada Allah untuk segala sesuatu,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa hanya kepada Allah dan meminta pertolongan hanya dariNya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa kepadaNya, mengetahui bahwa Allah mengabulkan setiap doa,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa dengan mengetahui bahwa Allah lebih dekat kepadanya daripada urat nadi lehernya dan Dia mengetahui apa yang dipikirkannya setiap saat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa dengan mengagungkanNya dengan nama-namaNya yang paling indah dan merenungi makna nama-nama itu,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa tanpa menentukan batas bagi keinginannya dari Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa kepadaNya, mengetahui bahwa sebuah doa tidak mesti dalam bentuk tertentu, dan bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya untuk menggapai rida Allah adalah sebuah doa,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa kepadaNya, mengetahui bahwa tidak perlu suatu tempat khusus untuk berdoa, karena orang boleh berdoa di mana pun kapan pun,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa kepadaNya dalam cara yang paling hormat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa tidak hanya di masa-masa susah atau membutuhkan, namun juga di masa-masa kelapangan dan kekayaan,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Ia mengucapkan syukur atas nikmat-nikmat yang dianugerahkan kepadanya sebagai jawaban atas doa-doanya,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Doa-doanya tulus,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa kepada Allah berendah hati dan diam-diam,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Doa-doanya tidak dimaksudkan agar mengesankan orang lain,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa kepada Allah dalam ketakutan dan harapan membuncah,</span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa bagi para nabi dan mukmin sebanyak bagi dirinya sendiri,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa bagi kesehatan, keselamatan, ketenteraman, kesejahteraan, dan kekuasaan mukmin,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa demi didekatkan kepada Allah, diberhasilkan, dihidupi dengan akhlak agama dalam cara terbaik dan disabarkan dalam memperlihatkan nilai-nilai akhlak yang menyenangkan Allah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa bahwa Allah akan memberinya apa pun yang terbaik di dunia ini dan di akhirat, dan menambahkan nikmat-nikmatNya baginya,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia berdoa agar musuh-musuhnya akan dipermalukan dan dihukum atas apa yang mereka perbuat,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Ia mengambil doa-doa para nabi yang disebutkan Qur'an sebagai teladan bagi dirinya.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Pada akhir doanya, ia mengagungkan Allah, mengucapkan "Alhamdulilaahi Rabbil`aalamin.”<span> </span>(QS Yunus, 10: 10).</span></b></div><u><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "New York","serif"; font-size: 12pt; letter-spacing: -0.25pt;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></u> <div class="MsoNormal" style="margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-size: 18pt;">CATATAN</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">1- Hugh Ross, <i>The Fingerprint of God</i>, h.<span> </span>50</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">2- Sidney Fox, Klaus Dose, <i>Molecular Evolution and The Origin of Life</i>, W.H.<span> </span>Freeman and Company, San Francisco, 1972, h.<span> </span>4.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">3- Alexander I.<span> </span>Oparin, <i>Origin of Life</i>, Dover Publications, NewYork, 1936, 1953 (cetak ulang), h.<span> </span>196.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">4- "New Evidence on Evolution of Early Atmosphere and Life", <i>Bulletin of the American Meteorological Society</i>, vol 63, November 1982, h.<span> </span>1328-1330.<span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">5- Stanley Miller, <i>Molecular Evolution of Life: Current Status of the Prebiotic Synthesis of Small Molecules</i>, 1986, h.<span> </span>7.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">6- Jeffrey Bada, <i>Earth</i>, February 1998, h.<span> </span>40.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">7- Leslie E.<span> </span>Orgel, "The Origin of Life on Earth", <i>Scientific American</i>, vol.<span> </span>271, October 1994, h.<span> </span>78.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">8- Charles Darwin, <i>The Origin of Species by Means of Natural Selection</i>, The Modern Library, New York, h.<span> </span>127.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">9- Charles Darwin, <i>The Origin of Species: A Facsimile of the First Edition</i>, Harvard University Press, 1964, h.<span> </span>184.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">10- B.<span> </span>G.<span> </span>Ranganathan, <i>Origins?</i>, Pennsylvania: The Banner Of Truth Trust, 1988, h.<span> </span>7.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">11- Charles Darwin, <i>The Origin of Species: A Facsimile of the First Edition</i>, Harvard University Press, 1964, h.<span> </span>179.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">12- Derek A.<span> </span>Ager, "The Nature of the Fossil Record", <i>Proceedings of the British Geological Association</i>, vol 87, 1976, h.<span> </span>133.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">13- Douglas J.<span> </span>Futuyma, <i>Science on Trial</i>, Pantheon Books, New York, 1983.<span> </span>h.<span> </span>197.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">14- Solly Zuckerman, <i>Beyond The Ivory Tower</i>, Toplinger Publications, New York, 1970, h.<span> </span>75-14; Charles E.<span> </span>Oxnard, "The Place of Australopithecines in Human Evolution: Grounds for Doubt", <i>Nature</i>, vol 258, h.<span> </span>389.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">15- "Could science be brought to an end by scientists' belief that they have final answers or by society's reluctance to pay the bills?" <i>Scientific American</i>, December 1992, h.<span> </span>20.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">16- Alan Walker, <i>Science</i>, vol.<span> </span>207, 7 March 1980, h.<span> </span>1103; A.<span> </span>J.<span> </span>Kelso, <i>Physical Antropology</i>, 1st ed., J.<span> </span>B.<span> </span>Lipincott Co., New York, 1970, h.<span> </span>221; M.<span> </span>D.<span> </span>Leakey, <i>Olduvai Gorge</i>, vol.<span> </span>3, Cambridge University Press, Cambridge, 1971, h.<span> </span>272.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">17- Jeffrey Kluger, "Not So Extinct After All: The Primitive Homo Erectus May Have Survived Long Enough To Coexist With Modern Humans," <i>Time</i>, 23 December 1996.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">18- S.<span> </span>J.<span> </span>Gould, <i>Natural History</i>, vol.<span> </span>85, 1976, h.<span> </span>30.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">19- Solly Zuckerman, <i>Beyond The Ivory Tower</i>, h.<span> </span>19.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">20- Richard Lewontin, "The Demon-Haunted World," <i>71</i> Malcolm Muggeridge, <i>The End of Christendom</i>, Grand Rapids:Eerdmans, 1980, h.<span> </span>43.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">21- Malcolm Muggeridge, <i>The End of Christendom</i>, Grand Rapids:Eerdmans, 1980, p.<span> </span>43.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-69060638811540518472011-03-26T12:18:00.001-07:002011-03-26T12:18:39.873-07:00KEHIDUPAN INDAH MEREKA YANG BERIMAN SEMPURNA<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ”Tuhan kami ialah Allah”,<span> </span>kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.<span> </span>Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”<span> </span>(QS Al-Ahqaf, 46: 13-14)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span></span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Muslim adalah mereka yang menempatkan keimanan mereka pada Allah dan lalu menempuh jalan yang lurus, memperlihatkan tekad dalam keimanan mereka.<span> </span>Mengetahui bahwa ada kebaikan dalam segala sesuatu yang datang dari Tuhan kita, mereka tetap bersyukur dan menunjukkan kepasrahan sepenuh hati kepadaNya.<span> </span>Mereka bertakwa di mata Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="color: maroon; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"><span> </span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">Sebagai balasan atas ketulusan mereka, Allah telah menjanjikan kebaikan di dunia ini dan setelahnya.<span> </span>Dia telah meliputi mereka dengan kasih sayangNya.<span> </span>Dia telah senang terhadap mereka dan memberikan cinta dan ridaNya kepada mereka.<span> </span>Dalam Qur'an, Allah memberikan kabar gembira tentang ganjaran mulia ini:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;">…Allah rida kepada mereka dan merekapun rida kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.<span> </span>Itulah kemenangan yang besar.<span> </span>(QS Al-Taubah, 9: 100)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka tidak menyimpan hasrat atas kehidupan dunia ini.<span> </span>Mereka berpaling ke hari kemudian untuk meraih rida Allah dan surgaNya.<span> </span>Sebagai balasan atas kepasrahan sepenuh hati mereka, Allah menjanjikan kepada mereka nikmat-nikmat duniawiNya dan juga surga:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Karena itu, Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat.<span> </span>Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.<span> </span>(QS Al-Imran, 3: 148)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">… orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik.<span> </span>Dan sesungguhnya kampung akhirat lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.<span> </span>(QS Al-Nahl, 16: 30)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (di dalam kehidupan) di akhirat.<span> </span>Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah.<span> </span>Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.<span> </span>(QS Yunus, 10: 64)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Di hadapan kesusahan di dunia ini, mereka menunjukkan kesabaran dan mengingat bahwa tiada sahabat atau pendukung bagi mereka selain Allah. <span> </span>Mereka mencari perlindungan hanya kepadaNya, dan meminta petunjukNya.<span> </span>Sebagai balasan, Tuhan kita menyelimuti mereka dengan kasih sayangNya dan mengambil alih perlindungan mereka.<span> </span>Berkat Dia, setiap peristiwa memberikan kebaikan bagi mereka.<span> </span>Allah membukakan jalan mereka, dan menghendaki kemudahan bagi mereka.<span> </span>Lebih penting lagi, sepanjang mereka tetap sebagai sahabat-sahabatNya, Dia memberi mereka keberhasilan penuh dan menjadikan mereka ahli waris kehidupan ini maupun kehidupan nanti.</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Musa berkata kepada kaumnya: ”Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakannya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya.<span> </span>Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.<span> </span>(QS Al-A’raf, 7: 128)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan mereka mengucapkan: ”Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjiNya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang orang yang beramal.”<span> </span>(QS Al-Zumar, 39: 74)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span> </span>Mereka dengan tulus mendambakan mendapat ampunan Allah dan gemetar dalam ketakjuban kepadaNya.<span> </span>Mereka memanggil Allah, menjadikan agama mereka setulusnya agamaNya.<span> </span>Dengan kesadaran mendalam atas kelemahan diri di hadapanNya, mereka sepenuh hati memohon kepadaNya agar memberi mereka keselamatan, menyelamatkan mereka dari hukuman neraka dan menjadikan mereka orang-orang yang patut masuk surga.<span> </span>Tuhan mereka lalu mengabulkan doa tulus mereka dan menerima mereka ke dalam surgaNya, tempat mereka akan tinggal dengan nikmat kasihNya selama-lamanya:</span><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan.<span> </span>Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari.<span> </span>Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekuatiran).<span> </span>Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia.<span> </span>Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka sebagai karunia dari Tuhanmu.<span> </span>Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.<span> </span>(QS Al-Dukhan, 44: 51-57)</span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).<span> </span>Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.<span> </span>Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta.<span> </span></span></b><b><span lang="TR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 11pt; letter-spacing: -0.25pt;">(Kepada mereka dikatakan): "Salam" sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.<span> </span>(QS Ya Sin, 36: 55-58)</span></b></div><div class="MsoBodyText3" style="line-height: 16pt; margin-right: 8.5pt; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;"><br />
</div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-82113810849806209162011-03-22T08:17:00.001-07:002011-03-22T08:17:50.709-07:00MEMPERLAKUKAN JENAZAH<pre style="color: purple;">[1] Menshalati mayat muslim hukumnya fardhu kifayah
[2] Yang tidak wajib hukumnya dishalati (tapi boleh) :
a. Anak yang belum baligh [Boleh dishalati meskipun lahir karena
keguguran, yaitu yang gugur dari kandungan ibunya sebelum sempurna umur
kandungan. Ini jika umurnya dalam kandungan ibunya sampai empat bulan.
Jika gugur sebelum empat bulan maka ia tidak dishalati].
b. Orang yang mati syahid<a href="" name="more"></a>
[3] Disyariatkan menshalati :
a. Orang yang meninggal karena dibunuh dalam pelaksaanaan huhud hukum
Allah
b. Orang yang berbuat dosa dan melakukan hal-hal yang haram. Orang ahlul
ilmi dan ahlul diin tidak menshalati supaya menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang seperti itu
c. Orang yang berutang yang tidak meninggalkan harta yang bisa menutupi
utang-utangnya, maka orang yang seperti ini dihsalati
d. Orang yang dikuburkan sebelum dishalati (atau sebagian orang sudah
menshalati sementara yang lainnya belum menshalati) maka mereka boleh
menshalati di kuburnya.
e. Orang yang mati di suatu tempat dimana tidak ada seorangpun yang
menshalati di sana, maka sekelompok kaum muslimin menshalatinya dengan
shalat gaib. [Karena tidak semua yang meninggal dishalati dengan shalat
gaib]
[4] Diharamkan menshalati, memohonkan ampunan dan rahmat untuk
orang-orang kafir dan orang-orang munafik [mereka bisa diketahui dari
sikap mereka memperolok-olokkan serta memusuhi hukum dan syari'at Islam,
dengan ciri-ciri yang lain].
[5] Berjamaah dalam shalat jenazah hukumnya wajib, seperti halnya dengan
shalat-shalat wajib yang lainnya. Jika merek shalat jenazah satu
persatu/sendiri-sendiri maka kewajiban shalat jenazah sudah terpenuhi,
tetapi mereka berdosa karena meninggalkan jama'ah, wallahu 'alam.
[6] Jumlah minimal jemaah yang tersebutkan dalam pelaksanaan shalat
jenazah adalah tiga orang.
[7] Lebih banyak jumlah jemaah lebih afdhal bagi mayyit.
[8] Disukai membuat shaf/baris di belakang imam tiga shaf ke atas.
[9] Jika yang shalat dengan imam hanya satu orang, maka orang itu tidak
berdiri pas di samping imam sejajar seperti halnya dalam shalat-shalat
lain, tapi ia berdiri di belakang imam. [Dari sini anda mengetahui
kesalahan banyak orang bahkan orang-orang terpelajar yaitu dalam
shalat-shalat biasa lainnya jika hanya berdua maka yang ma'mum mundur
sedikit dari posisi yang sejajar imam].
[10] Pemimpin umat atau wakilnya lebih berhak menjadi imam dalam shalat,
jika keduanya tidak ada maka yang lebih pantas mengimami adalah yang
lebih baik bacaan/hafalan Qur'an-nya, kemudian yang selanjutnya
tersebutkan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[11] Jika kebetulkan banyak sekali jenazah terdiri dari jenazah
laki-laki dan jenazah wanita, maka mereka dishalati sekali shalat.
Jenazah laki-laki (meskipun masih anak-anak) diletakkan lebih dekat
dengan imam, sedangkan jenazah wanita di arah kiblat.
[12] Boleh juga dishalati satu persatu, karena ini adalah hukum asalnya.
[13] Lebih afdhal jika shalat jenazah di luar masjid, yaitu di suatu
tempat yang disiapkan untuk shalat jenazah, dan boleh juga di masjid
karena semuanya ini pernah diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam.
[14] Tidak boleh shalat jenazah di antara [pekuburan [Bagi yang
mencermati baik-baik, hal ini tidak bertentangan dengan yang disebutkan
di Bagian XII No.3 bagian (d)]
[15] Imam berdiri di posisi kepala mayat laki-laki dan di posisi
pertengahan mayat wanita.
[16] Bertakbir 4 kali inilah yang paling kuat atau 5 sampai 9 kali,
semua ini sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Lebih utama jika
diragamkan, kadang-kadang mengamalkan yang satu dan kadang-kadang
mengamalkan yang lain.
[17] Disyariatkan mengangkat kedua tangan pada takbir yang pertama saja.
[18] Lalu melatakkan tangan kanan di atas tangan kiri lalu menempelkan
di dada.
[19] Setelah takbir yang pertama membaca surah Al-Fatihah dan satu
surah. [Disini tidak ada penjelasan yang menyebutkan adanya do'a
istiftaah]
[20] Bacaan dalam shalat jenazah sifatnya sir [pelan].
[21] Lalu takbir yang kedua kemudian membaca shalawat kepada Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[22] Lalu bertakbir untuk takbir selanjutnya, dan mengikhlaskan doa
untuk mayyit.
[23] Berdoa dengan doa yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
seperti : "Alahumma 'abduka wabna amatika ahyaaja ilaa rahmatika wa anta
ghaniyyi an 'adzabihi in kana muhsinan farid fii hasanaatihi, saayyian
fatajawaja 'an sayyiatihi" Artinya : "Ya Allah, ini adalah hamba-Mu,
anak hamba-Mu, ia memerlukan rahmat-Mu, Engkau berkuasa untuk tidak
menyiksanya, jika ia baik maka tambahlah kebaikannya, jika ia jahat maka
maafkanlah kejahatannya"
[24] Berdoa antara takbir yang terakhir dengan salam disyariatkan.
[25] Kemudian salam dua kali seperti halnya pada shalat wajib yang lain,
yang pertama ke kanan dan yang kedua ke kiri, boleh juga salam hanya
satu kali, karena kedua cara ini tersebutkan dalam sunnah.
[26] Menurut sunnah salam pada shalat jenazah dengan cara sir (pelan),
bagi imam dan orang-orang yang ikut di belalakangnya.
[27] Tidak boleh shalat pada waktu-waktu terlarang, kecuali karena
darurat. [waktu-waktu terlarang ; saat terbitnya matahari, tatkala
matahari pas dipertengahan dan tatkala terbenam]
XIII MENGUBURKAN MAYYIT
[1] Wajib menguburkan mayyit, meskipun kafir.
[2] Tidak boleh menguburkan seorang muslim dengan seorang kafir, begitu
pula sebaliknya, harus dipekuburan masing-masing.
[3] Menurut sunnah Rasul, menguburkan di tempat penguburan, kecuali
orang-orang yang mati syahid mereka dikuburkan di lokasi mereka gugur
tidak dipindahkan ke penguburan. [Hal ini memuat bantahan terhadap
sebagian orang yang mewasiatkan supaya dikuburkan di masjid atau di
makam khusus atau di tempat lainnya yang sebenarnya tidak boleh di dalam
syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala]
[4] Tidak boleh menguburkan pada waktu-waktu terlarang [Lihat Bagian XII
No 27] atau pada waktu malam, kecuali karena dalam keadaan darurat,
meskipun dengan cara memakai lampu dan turun di lubang kubur untuk
memudahkan pelaksanaan penguburan.
[5] Wajib memperdalam lubang kubur, memperluas serta memperbaiki.
[6] Penataan kubur tempat mayat ada dua cara yang dibolehkan :
[a] Lahad : yaitu melubangi liang kubur ke arah kiblat (ini yang
afdhal).
[b] Syaq : Melubangi ke bawah di pertengahan liang kubur.
[7] Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat
atau lebih, dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di
antara mereka.
[8] Yang menurunkan mayat adalah kaum laki-laki (mekipun mayatnya
perempuan).
[9] Para wali-wali si mayyit lebih berhak menurunkannya.
[10] Boleh seorang suami mengerjakan sendiri penguburan istrinya.
[11] Dipersyaratkan bagi yang menguburkan wanita ; yang semalam itu
tidak menyetubuhi isterinya.
[12] Menurut sunnah : memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur.
[13] Meletakkan mayat di atas sebelah kanannya, wajahnya menghadap
kiblat, kepala dan kedua kakinya melentang ke kanan dan kekiri kiblat.
[14] Orang yang meletakkan mayat di kubur membaca : "bismillahi wa'alaa
sunnati rasuulillahi shallallahu 'alaihi wa sallama" -Artinya : '(Aku
meletakkannya) dengan nama Allah dan menurut sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam" atau : "bismillahi wa 'alaa millati
rasulillahi shallallahu 'alaihi wa sallama" - Artinya : "(Aku
meletakkan) dengan nama Allah dan menurut millah (agama) Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam".
[15] Setelah menimbun kubur disunnahkan hal-hal berikut :
a. Meninggikan kubur sekitar sejengkal dari permukaan tanah, tida
diratakan, supaya dapat dikenal dan dipelihara serta tidak dihinakan.
b. Meninggikan hanya dengan batas yang tersebut tadi.
c. Memberi tanda dengan batu atau selain batu supaya dikenali.
d. Berdiri di kubur sambil mendoakan dan memerintahkan kepada yang hadir
supaya mendoakan dan memohonkan ampunan juga. (Inilah yang tersebutkan
di dalam sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, adapun talqin yang
banyak dilakukan oleh orang-orang awam pada zaman ini maka hal itu tidak
ada dalil landasannya di dalam sunnah).
[16] Boleh duduk saat pemakaman dengan maksud memberi peringatan
orang-orang yang hadir akan kematian serta alam setelah kematian.
[Hadits Al-Barra bin 'Aazib]
[17] Menggali kuburan sebagai persiapan sebelum mati, yang dilakukan
oleh sebagian orang adalah perbuatan yang tidak dianjurkan dalam
syari'at, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah
melakukan hal itu, para sahabat beliaupun tidak melakukannya. Seorang
hamba tidak mengetahui di mana ia akan mati. Jika ia melakukan hal itu
dengan dalih supaya bersiap-siap mati atau untuk mengingat kematian maka
itu dapat dilakukan dengan cara memperbanyak amalan shaleh, berziarah ke
kubur, bukan dengan cara melakukan hal-hal yang hanya dibikin-bikin oleh
orang
[Disalin dari kitab Muhtasar Kitab Ahkaamul Janaaiz wa Bid'auha, karya
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albany, diringkas oleh Syaikh Ali Hasan
Ali Abdul Hamid dan diterjemahkan oleh Muhammad Dahri Komaruddin]</pre>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-1259854544664301422011-03-22T06:39:00.001-07:002011-03-22T06:39:58.735-07:003 CIRI ORANG IKHLASJika ada kader dakwah merasakan kekeringan ruhiyah, kegersangan ukhuwah, kekerasan hati, hasad, perselisihan, friksi, dan perbedaan pendapat yang mengarah ke permusuhan, berarti ada masalah besar dalam tubuh mereka. Dan itu tidak boleh dibiarkan. Butuh solusi tepat dan segera. <br />
<div style="margin: 6pt 0in;">Jika merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah, kita akan menemukan pangkal masalahnya, yaitu hati yang rusak karena kecenderungan pada syahwat. “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (Al-Hajj: 46). Rasulullah saw. bersabda, “Ingatlah bahwa dalam tubuh ada segumpal daging, jika baik maka seluruh tubuhnya baik; dan jika buruk maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa segumpul daging itu adalah hati.” (Muttafaqun ‘alaihi). Imam Al-Ghazali pernah ditanya, “Apa mungkin para ulama (para dai) saling berselisih?” Ia menjawab,” Mereka akan berselisih jika masuk pada kepentingan dunia.”</div><div style="margin: 6pt 0in;">Karena itu, pengobatan hati harus lebih diprioritaskan dari pengobatan fisik. Hati adalah pangkal segala kebaikan dan keburukan. Dan obat hati yang paling mujarab hanya ada dalam satu kata ini: ikhlas.</div><div style="margin: 6pt 0in;"><strong>Kedudukan Ikhlas</strong></div><div style="margin: 6pt 0in;">Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-An’am: 162). Surat Al-Bayyinah ayat 5 menyatakan, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”</div><div style="margin: 6pt 0in;">Tatkala Jibril bertanya tentang ihsan, Rasul saw. berkata, “Engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah melihatmu.” Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”</div><div style="margin: 6pt 0in;">Fudhail bin Iyadh memahami kata <em>ihsan</em> dalam firman Allah surat Al-Mulk ayat 2 yang berbunyi, “<em>Liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amala</em>, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” dengan makna <em>akhlasahu</em> (yang paling ikhlas) dan <em>ashwabahu</em> (yang paling benar). Katanya, “Sesungguhnya jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Dan jika amal itu benar tetapi tidak ikhlas, juga tidak diterima. Sehingga, amal itu harus ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah Azza wa Jalla dan benar jika dilakukan sesuai sunnah.” Pendapat Fudhail ini disandarkan pada firman Allah swt. di surat Al-Kahfi ayat 110.</div><div style="margin: 6pt 0in;">Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, “Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”</div><div style="margin: 6pt 0in;">Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini, “Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata, “Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”</div><div style="margin: 6pt 0in;"><strong>Makna Ikhlas</strong></div><div style="margin: 6pt 0in;">Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.</div><div style="margin: 6pt 0in;">Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.</div><div style="margin: 6pt 0in;">Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.</div><div style="margin: 6pt 0in;">Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dai yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan ‘<em>Allahu Ghayaatunaa</em>‘, Allah tujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.</div><div style="margin: 6pt 0in;"><strong>Buruknya Riya</strong></div><div style="margin: 6pt 0in;">Makna riya adalah seorang muslim memperlihatkan amalnya pada manusia dengan harapan mendapat posisi, kedudukan, pujian, dan segala bentuk keduniaan lainnya. Riya merupakan sifat atau ciri khas orang-orang munafik. Disebutkan dalam surat An-Nisaa ayat 142, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat itu) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”</div><div style="margin: 6pt 0in;">Riya juga merupakan salah satu cabang dari kemusyrikan. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takuti pada kalian adalah syirik kecil.” Sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Riya. Allah berkata di hari kiamat ketika membalas amal-amal hamba-Nya, ‘Pergilah pada yang kamu berbuat riya di dunia dan perhatikanlah, apakah kamu mendapatkan balasannya?’” (HR Ahmad).</div><div style="margin: 6pt 0in;">Dan orang yang berbuat riya pasti mendapat hukuman dari Allah swt. Orang-orang yang telah melakukan amal-amal terbaik, apakah itu mujahid, ustadz, dan orang yang senantiasa berinfak, semuanya diseret ke neraka karena amal mereka tidak ikhlas kepada Allah. Kata Rasulullah saw., “Siapa yang menuntut ilmu, dan tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan perhiasan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan wangi-wangi surga di hari akhir.” (HR Abu Dawud)</div><div style="margin: 6pt 0in;"><strong>Ciri Orang Yang Ikhlas</strong></div><div style="margin: 6pt 0in;">Orang-orang yang ikhlas memiliki ciri yang bisa dilihat, diantaranya:</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">1. Senantiasa beramal dan bersungguh-sungguh dalam beramal, baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang riya memiliki beberapa ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in;">Perjalanan waktulah yang akan menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan terlihat kualitas keikhlasannya dalam beribadah, berdakwah, dan berjihad.</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in;">Al-Qur’an telah menjelaskan sifat orang-orang beriman yang ikhlas dan sifat orang-orang munafik, membuka kedok dan kebusukan orang-orang munafik dengan berbagai macam cirinya. Di antaranya disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 44-45, “Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan meminta izin kepadamu untuk (tidak ikut) berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya.”</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">2. Terjaga dari segala yang diharamkan Allah, baik dalam keadaan bersama manusia atau jauh dari mereka. Disebutkan dalam hadits, “Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in;">Tujuan yang hendak dicapai orang yang ikhlas adalah ridha Allah, bukan ridha manusia. Sehingga, mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan. Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil apapun.</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">3. Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan merasa senang jika kebaikan terealisasi di tangan saudaranya sesama dai, sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya.</div><div style="margin: 6pt 0in 6pt 0.25in;">Para dai yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu mereka senantiasa membangun amal jama’i dalam dakwahnya. Senantiasa menghidupkan syuro dan mengokohkan perangkat dan sistem dakwah. Berdakwah untuk kemuliaan Islam dan umat Islam, bukan untuk meraih popularitas dan membesarkan diri atau lembaganya semata.</div><script type="text/javascript">
jQuery(document).ready(function($) { window.setTimeout('loadFBLike_582()',1000);window.setTimeout('loadTwitter_582()',1000);window.setTimeout('loadDigg_582()',1000);window.setTimeout('loadGBuzz_582()',1000); });
</script><script type="text/javascript">
function loadFBLike_582(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-fblike-582').remove();$('.DD_FBLIKE_AJAX_582').attr('width','50');$('.DD_FBLIKE_AJAX_582').attr('height','60');$('.DD_FBLIKE_AJAX_582').attr('src','http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2008%2Ftiga-ciri-orang-ikhlas%2F&locale=id_ID&layout=box_count&action=like&width=50&height=60&colorscheme=light'); }); } function loadTwitter_582(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-twitter-582').remove();$.getScript('http://platform.twitter.com/widgets.js'); }); } function loadDigg_582(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-digg-582').remove();$('.DD_DIGG_AJAX_582').attr('href','http://digg.com/submit?url=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2008%2Ftiga-ciri-orang-ikhlas%2F&title=Tiga%20Ciri%20Orang%20Ikhlas');$.getScript('http://widgets.digg.com/buttons.js'); }); } function loadGBuzz_582(){ jQuery(document).ready(function($) { $('.dd-gbuzz-582').remove();$.getScript('http://www.google.com/buzz/api/button.js'); }); }
</script><!-- Social Buttons Voted Counts Generated by Digg Digg plugin v4.5.0.7,
Author : Yong Mook Kim
Website : http://www.mkyong.com/blog/digg-digg-wordpress-plugin/ --> <!-- If the post is in Photo Gallery -->muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-60766398169614475112011-03-21T10:12:00.001-07:002011-03-21T10:12:35.735-07:00Konsep Bahagia Dalam Islam<div id="pid_385094" style="padding: 5px 0pt;">Sebagian orang mengejar kebahagiaan dengan bekerja keras untuk menghimpun harta. Dia menyangka bahwa pada harta yang berlimpah itu terdapat kebahagaiaan. <br />
<br />
Ada yang mengejar kebahagiaan pada tahta, pada kekuasaan. Beragam cara dia lakukan untuk merebut kekuasaan. Sehab menurtnya kekuasaan identik dengan kebahagiaan dan kenikmatan dalam kehidupan. Dengan kekuasaan sesrorang dapat berbuat banyak. <br />
<br />
Orang sakit menyangka, bahagia terletak pada kesehatan. Orang miskin menyangka, bahagia terletak pada harta kekayaan. Rakyat jelata menyangka kebahagiaan terletak pada kekuasaan<br />
<br />
Islam menyatakan bahwa "Kesejahteraan' dan "kebahagiaan" itu bukan merujuk kepada sifat badani dan jasmani insan, bukan kepada diri hayawani sifat basyari; dan bukan pula dia suatu keadaan hayali insan yang hanva dapat dinikmati dalam alam fikiran belaka. <br />
<br />
Kesejahteraan dan kebahagiaan itu merujuk kepada keyakinan diri akan hakikat terakhir yang mutlak yang dicari-cari itu — yakni: keyakinan akan Hak Ta'ala — dan penuaian amalan yang dikerjakan oleh diri berdasarkan keyakinan itu dan menuruti titah batinnya.'<br />
<br />
Jadi, kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. <br />
<br />
Bilal bin Rabah merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah merasa bahagia meskipun harus dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat menjadi hakim negara. <br />
<br />
Para sahabat nabi, rela meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. Hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan<br />
<br />
Menurut al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma'rifatullah", telah mengenal Allah SWT. Selanjutnya, al-Ghazali menyatakan:<br />
"Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan nikmat, kesenangan dan kelezatannya mara rasa itu ialah menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain dan tubuh manusia. <br />
<br />
Ada pun kelezatan hati ialah ma'rifat kepada Allah, karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat Tuhan. Seorang rakyat jelata akan sangat gembira kalau dia dapat herkenalan dengan seorang pajabat tinggi atau menteri; kegembiraan itu naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan yang lebih tinggi lagi misalnya raja atau presiden. <br />
<br />
Maka tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih dari apa yang dapat dibayangkan oleh manusia, sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan Allah. Dan oleh sebab itu tidak ada ma'rifat yang lebih lezat daripada ma'rifatullah.<br />
<br />
Ma'rifalullah adalah buah dari ilmu. Ilmu yang mampu mengantarkan manusia kepada keyakinan. bahwa tiada Tuhan selain Allah" (Laa ilaaha illallah). Untuk itulah, untuk dapat meraih kebahagiaan yang abadi, manusia wajib mengenal Allah. Caranya, dengan mengenal ayat-ayat-Nya, baik ayat kauniyah maupun ayat qauliyah. <br />
<br />
Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan manusia memperhatikan dan memikirkan tentang fenomana alam semesta, termasuk memikirkan dirinya sendiri.<br />
<br />
Disamping ayat-ayat kauniyah. Allah SWT juga menurunkan ayat-ayat qauliyah, berupa wahyu verbal kepada utusan-Nya yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. <br />
<br />
Karena itu, dalam QS Ali Imran 18-19, disebutkan, bahwa orang-orang yang berilmu adalah orang-orang yang bersaksi bahwa "Tiada tuhan selain Allah", dan bersakssi bahwa "Sesungguhnya ad-Din dalam pandangan Allah SWT adalah Islam."<br />
<br />
Inilah yang disebut ilmu yang mengantarkan kepada peradaban dan kebahagiaan. Setiap lembaga pendidikan. khususnya lembaga pendidikan Islam. harus mampu mengantarkan sivitas akademika-nya menuju kepada tangga kebahagiaan yang hakiki dan abadi. Kebahagiaan yang sejati adalah yang terkait antara dunia dan akhirat. <br />
<br />
Sebagai orang Muslim, kita tentu mendambakan hidup bahagia, hidup dalam keyakinan: mulai dengan mengenal Allah dan ridha, menerima keputusan-keputusan-Nva, serta ikhlas menjalankan aturan-aturan-Nya. <br />
<br />
Kita mendambakan diri kita merasa bahagia dalam menjalankan shalat, kita bahagia menunaikan zakat, kita bahagia bersedekah, kita bahagia menolong orang lain, dan kita pun bahagia menjalankan tugas amar ma'ruf nahi munkar.<br />
<br />
Mudah-mudahan. Allah mengaruniai kita ilmu yang mengantarkan kita pada sebuah keyakinan dan kebahagiaan abadi, dunia dan akhirat. Amin<br />
<br />
<img alt="Smile" border="0" src="http://www.forumbebas.com/images/smilies/smile.gif" style="vertical-align: middle;" title="Smile" /></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-33664691793608547902011-03-21T10:04:00.000-07:002011-03-21T10:04:14.550-07:0013 Kunci Kebahagiaan Menurut Prespektif Islam<i>Semua orang ingin bahagia. Tapi sedikit yg berusaha melakukan sebab-sebab bagi tercapainya bahagia. Dengan <span class="IL_AD" id="IL_AD8">kata</span> lain <span class="IL_AD" id="IL_AD12">mereka</span> tak mau menyentuh kunci bahagia. Sama seperti dikatakan penyair “Kesuksesan yg kau ingini Namun usahamu tak berarti sedikit sekali Sungguh perahu itu tak mungkin berlabuh di permukaan tanah kering”</i> <br />
Sesungguhnya ada <span class="IL_AD" id="IL_AD7">banyak</span> kunci bahagia. Paling tidak ada 12 hal yg bila kita melakukannya kita akan bahagia. <br />
Iman kepada Allah dan beramal shaleh. Allah berfirman <i>“Siapa saja yg beramal kebajikan baik laki-laki maupun perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman maka Aku akan hidupkan mereka dalam kehidupan yg baik.”</i><i>“Siapa saja beriman kepada Allah dan hari Akhir serta beramal shaleh mereka tidak pernah takut dan tidak pernah bersedih.”</i> . Abu Yahya Shuhaib bin Sinan Ra. meriwayatkan Rasulullah Saw. bersabda <i>“Sungguh mengherankan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya segala urusannya baginya <span class="IL_AD" id="IL_AD3">memberikan</span> kebaikan hal ini tidak dimiliki oleh seorangpun melainkan oleh seorang mukmin. Bila mendapatkan harta atau kesuksesan selalu bersyukur maka jadilah itu kebaikan baginya dan bila mendapatkan kesengsaraan dia selalu bersabar dan itupun menjadikan kebaikan baginya.”</i>Pengaruh iman dalam kehidupan sangat mnyata sekali. Ketika diinterogtasi di Damaskus dgn berbagai bentuk penyiksaan yg keji Ibnu Taimiyah Rahimahullah malah mengatakan <i>“Apa yg diperbuat musuh-musuhku itulah surgakupenjara bagiku adl tempatku menyepi dan penyiksaan terhadapku itulah syahadahku sedang pengusiran terhadapku itulah tamasyaku.”</i> Ucapan ini tentu tak akan keluar kecuali dari seorang yg benar-benar telah menghunjam kuat imannya di dalam <span class="IL_AD" id="IL_AD9">dada</span>. <br />
<br />
Beriman kepada Qadha dan Qadar Qadha dan qadar baik buruknya semua adl datang dari Allah. Ketahuilah bila ada musibah menimpa dirimu maka itu bukanlah krn kesalahanmu dgn kata lain kesalahan yg kamu lakukan tidak mesti menyebabkan musibah bagimu di dunia. Karena semua telah ada dalam ketentuan Allah Ta’ala. Ridha dgn bagian rezki dari Allah dan menerima berbagai kemungkinan yg bakal ditimpakan Allah padanya. Maka siapa saja yg tidak beriman kepada qadha dan qadar dia pasti hancur. <br />
Sebagai contoh krn keimanan kepada qadha dan qadar adl kisah urwab bin Zubair. Kaki beliau terkena penyakit kanker sehingga harus diamputasi . Keadaan itu beliau terima dgn tabah. Ketika dokter menyarankan agar beliau minum khamar agar mengurangi rasa sakit saat diamputasi beliau menolak. Beliau berkata aku tunjukkan <span class="IL_AD" id="IL_AD2">cara</span> lain yakni tatkala aku sedang shalat maka kerjakanlah apa yg <span class="IL_AD" id="IL_AD10">anda</span> inginkan krn hati tatkala sedang bergantung kepada Allah maka tidak akan merasa dgn apa yg sedang mengenai dirinya. Benra tatkala urwah sedang bertakbir dan shalat operasipun dilakukan beliau tidak bergerak sedikitpun dan amputasi itu pun berhasil dgn baik.<i>” Allahu Akbar”</i>. Itulah buah iman yg sungguh-sungguh kepada qadha dan qadar. <i>“Dan tidak akan diberikan sifat itu kecuali kepada oarang-orang yg sabar dan tidak diberikan melainkan kepada orang yg mempunyai kebahagiaan.”</i> <br />
<br />
Faham Ilmu Syariat Para ulama yg mengenal Allah merekalah orang-orang yg berbahagia. Mereka tidak memikirkan kecuali tentang berbagai ilmu yg diberikan Allah padanya. <span class="IL_AD" id="IL_AD6">Adalah</span> abu Al hasan Az Zahid krn keberaniannya menentang penguasa zhalim Mesir di masanya Ahmad Toulun maka ia dimasukkan ke dalam kerangkeng singa. Seketika singa yg lapar itu meraung dan mendekat. Abu Al Hasan tetap tenang duduk tidak bergerak dan tidak mempedulikan. Orang-orang yg menyaksikan sudah tampak tegang. Ada yg ketakutan krn pemandangan yg amat mengerikan bahkan ada yg sampai menangis. Singa itu maju mundur mendekatinya kadang meraung lalu diam. Sesudah itu ia mengangguk-anggukkan kepalanya mendekat kepada Abul Hasan lalu menciumnya dan pergi tanpa berbuat apa-apa. Orang-orangpun spontan berteriak dgn takbir dan tahlil. <br />
Apa yg lbh hebat dari itu? tatkala Ibnu Toulon bertanya kepada Abu Al Hasan tentang apa yg ada di dalam benaknya ketika itu ia menjawab <i>“Aku berfikri tentang air liur singa tersebut seandainya mengenaiku. <span class="IL_AD" id="IL_AD11">Apakah</span> najis atau tidak?” Apa kamu tidak takut kepada singa? tanya Ibnu Toulon. Tidak krn sesungguhnya Allah melindungiku.”</i> Inilah kebahagiaan yg nyata yg dihasilkan oleh iman dan ilmu yg bermanfaat. Inilah kelapangan yg selalu diburu oleh tiap manusia. <br />
<br />
Banyak Dzikir dan membaca Al Qur’an Allah berfirman <i>“Ketahuilah dgn dzikir kepada Allah akan tenanglah hati.”</i> . Orang yg selalu dzikir dan ingat kepada Allah akan bahagia dan tenang hatinya. Sedangkan orang yg berpaling dari ingat kepada Allah maka ia akan hidup dalam kesusahan dan kesedihan. <i>“Dan siapa saja yg berpaling dari ingat kepada Tuhan yg Pemuarah niscaya kami tentukan bagtinya setan maka jadilah ia teman yg tidak terpisah baginya.”</i><i>“Dan siapa saja yg berpaling dari dzikir kepada Aku maka adl baginya penghidupan yg sempti dan kami akan kumpulkan dia pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”</i><i>“Maka kecelakaan bagi mereka yg beku hatinya dari mengingat Allah Mereka itu dalam kesesatan yg nyata.”</i> {Az Zumar 220 Dalam Al Qur’an banyak ditemukan ayat-ayat yg membicarakan kedudukan hati yg lapang di antaranya <i>“Tuhanku lapangkanlahn dadaku.”</i><i> “Bukankah Akuy telah lapangkan bagimu dadamu?”</i><i>“Siapa saja yg Allah menghendaki akan memberikan padanya hidayah niscaya Allah akan lapangkan dadanya utk menerim islam.”</i><i>“Maka apakah yg Allah lapangkan dadanya utk memeluk islam yaitu orang yg berjalan atas nur dari Tuhannya sama dgn yg beku hatinya?”</i> Kelapangan dada dan mencarinya termasuk tanda-tanda kebahagiaan dan sifart orang-orang yg berbahagia. <br />
<br />
Berbuat Baik kepada Manusia Ini adl fakta. Orang yg suka berbuat baik kepada manusia dialah orang yg paling berbahagia serta yg paling diterima hidupnya di atas bumi. Memandang urusan dunia lbh rendah daripada urusan Akherat. Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda <i>“Lihatlah orang-orang yg di bawah kamu dan janganlah kamu melihat kepada orang yg lbh tinggi darai kamu. Maka hal itu akan lbh pasti utk meremehkan ni’mat Allah.”</i> . Ini adl dalam urusan keduniaan krn bila kita ingat ada orang yg lbh rendah dari kita maka kita akan mengetahui betapa besar ni’mat Allah yg diberikan kepada kita. Adapun dalam urusan akherat maka hendaknya kita melihat kepada orang-orang yg lbh tinggi dari kita agar kita sadar akan kelemahan dan kekutangan kita. Jangan kita melihat orang yg hancur dan sebab-sebab kehancurannya tetapi lihatlah orang yg selamat dan <span class="IL_AD" id="IL_AD1">bagaimana</span> keselamatan itu diraih. Tidak tamak dunia dan selalu siap mati. Syaikh Abdurrhaman As Sa’di rahimahullah pernah berkata <i>“Hidup itu pendek oleh krn itu janganlah dipendekkan lagi dgn lamunan dan perbuatan dosa.”</i>Benar bahwa hidup ini sangatlah pendek oleh krn itu kita harus tidak menemabah kependekan itu ini dgn kebencian angan-angan yg jahat dan perbuatan dosa. <br />
<br />
Yakin kebahagiaan hakiki bagi seorang mukmin adl di akherat walaupun di dunia tidak bahagia. Allah berfirman <i>“Adapun orang-orang yg berbahagia maka dalam SurgaKu lah mereka keadaan mereka kekal padanya selama langit dan bumi dikehendaki oleh Tuhanmu sebagai suatu pemberian yg tidak putus.”</i> . Rasul Saw. bersabda <i> “Dunia ini penjara bagi mukmin dan Surga bagi orang kafir.” </i> Tentanng hadits ini ada kisah menarik dari Ibnu Hajar Al Asqalani. Suatu ketika beliau yg tampak berseri-seri dicegat oleh seorang Yahudi yg sedang dilanda kesedihan hebat. Orang Yahudi itu bertanya <i>“Bagimana anda menafsirkan ucapan Rasul Saw.</i><i>“Dunia ini penjara bagi orang mukmin dan Surga bagi orang kafir? Kini anda tahu aku dalam keadaan sedih sedangkan aku kafir dan anda dalam keadaan bahagia sedangkan anda mukmin?”</i>. Ibnu Hajar menjawab <i>“Anda dgn kesedihan dan kemiskinan termasuk berada dalam Surga dibandingkan akheratmu yg penuh dgn siksa yg pedih . Sedangkan aku maka dgn kesenangan dunia ini termasuk penjara dibandingkan dgn keni’matan yg sedang menungguku di Surga.”</i> Orang Yahudi itu menjawab <i>“Apakah demikian?”</i> Ibnu Hajar menjawab <i>“Ya.”</i> Maka orang itu pun menyatakan <i>“Aku bersaksi tidak ada Tuhan yg berhak disembah kecuali Allah dan <span class="IL_AD" id="IL_AD5">Muhammad</span> adl utusan Allah.”</i> Bersabahat dgn Orang Shaleh Pengaruh kawan sungguh sangat besar. Karena itu Nabi Saw. bersabda <i>“Perumpamaan teman yg baik dgn teman yg buruk adl laksana pembawa minyak dan pekerja pandai besi.</i>Yakin perbuatan jahat orang lain akan menjadi kebaikan bagi dirinya maka maafkanlah dia. Ibrahim Ataimi berkata <i>“Sesungguhnya ada seorang laki-laki mendzhalimiku maka aku mengasihinya.”</i> Diriwayatkan ada beberapa ulama dan juga banyak orang yg berbuat jahat kepada Ibnu Taimiyah sehingga beliau dipejarakan di iskandariyah. Setelah keluar dari penjara ada yg bertanya adakah kamu ingin membalas orang yg berbuat jahat padamu? Beliau menjawab aku bebaskan siapa saja yg telah berbuat zhalim kepadaku dan aku maafkan. Ibnu Taimiyah telah membebaskan semuanya krn beliau tahu hal itu akan membuatnya bahagia di dunia dan akherat. Seorang salaf mendengar ada seorang yg ghibah atas dirinya. Maka orang salaf tadi memilih suatu hadiah yg menarik. Pergilah ia kepada orang yg berbuat ghibah itu dan diberikannya hadiah tadi. Ketika ditanya tentang sebab pemberian hadiah itu ia menjawab Rasulullah Saw. bersabda <i>“Siapa saja yg berbuat kebajikan atasmu maka berilah dia imbalan. Sesungguhnya anda telah memberikan hadiah kepadaku dari kebajikanmu sedangkan aku tidak punya kebajikan yg dapat aku berikan padamu kecuali kebaikan dunia. “</i> Maha Suci Allah. <br />
<br />
Berbicara baik hapuslah perbuatan buruk dgn berbuat kebajikan. <i>“Dan tidak sama antara kebajikan dan keburukan. Tolaklah keburukan itu dgn sesuatu yg lbh baik.”</i> Coba renungkan wahai saudaraku pengarahan Tuhan yg agung kepada aorang yg beriman <i>“Dan tatkala mereka lewat di hadapan permainan dia lewat dgn penuh kemuliaan.”</i>Selalu Kembali kepada Allah dan Berdo’a kepadaNya Rasul Saw. telah meneladankan semua itu di antaranya beliau berdo’a <i>“Ya Allah perbaikilah aku dalam beragama krn dgn agama itu menjadi ishmah bagi </i>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-52749585410276501262011-03-21T07:45:00.001-07:002011-03-21T07:45:54.693-07:00Adakah Obat Penyakit Lupa -Panawar Lupa ?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Asy-Syaikh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin rahimahullah berkata: Jika ada yang bertanya: <em>apakah lupa ada penawar atau obatnya? Kami menjawab: <a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/2010/01/13/adakah-obat-penyakit-lupa-panawar-lupa/" target="_blank"><span style="text-decoration: underline;">iya, ada obatnya</span>.</a></em> , dengan keutamaan dari Allah yaitu <a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/2010/01/13/adakah-obat-penyakit-lupa-panawar-lupa/" target="_blank"><em><span style="text-decoration: underline;">menulis</span></em></a>. <span id="more-2261"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Oleh karenanya, Allah Azza wajalla telah member anugerah kepada hamba-hamba-Nya, dalam firman-Nya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 13pt;">{اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ خَلَقَ الْأِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الاَْكْرَمُ الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ}. [العلق: 1 - 4]</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Bacalah dengan nama Rabb-mu yang menciptakan.Yang menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah dan Rabb-mu yang maha pemurah.Yang mengajar ilmu melalui perantaraan pena</em>.” (QS.Al-Alaq:1-4)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Maka firman-Nya “<em>bacalah</em>” lalu berikutnya “<a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/2010/01/13/adakah-obat-penyakit-lupa-panawar-lupa/" target="_blank"><em><span style="text-decoration: underline;">yang mengajarkan ilmu dengan perantara pena</span></em></a>”, maksudnya adalah: bacalah dari hafalanmu,jika tidak maka dengan penamu.Maka Allah Azza wajalla menjelaskan kepada kita bagaimana cara kita mengobati penyakit ini,yaitu penyakit lupa yaitu <a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/2010/01/13/adakah-obat-penyakit-lupa-panawar-lupa/" target="_blank"><em><span style="text-decoration: underline;">dengan mengobatinya melalui penulisan</span></em>.</a> Dan sekarang ini penulisan lebih teliti dibandingkan dahulu, sebab sekarang ini sudah ada alat untuk merekam. Walhamdulillah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">(ditranskrip dari syarah al-manzhumah al-bayquniyyah, al-Utsaimin,ketika menjelaskan bait syair yang keempat.Diterjemahkan oleh : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/semua-artikel-islam/" target="_blank"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Berikut transkrip dalam bahasa Arab:</span></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">قال الشيخ ابن عثيمين – رحمه الله – :</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">فإن قال قائل هل للنسيان من علاج أو دواء؟</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">قلنا: نعم له دواء – بفضل الله – وهي الكتابة، ولهذا امتن الله عز وجل على عباده بها فقال: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ خَلَقَ الْأِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الاَْكْرَمُ الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ}. [العق: 1 - 4]. فقال “اقرأ” ثم قال: {الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ} يعني اقرأ من حفظك، فإن لم يكن فمن قلمك، فالله تبارك وتعالى بين لنا كيف نداوي هذه العلة، وهي علة النسيان وذلك بأن نداويها بالكتابة، و الآن أصبحت الكتابة أدقُّ من الأول، لأنه وجد – بحمد الله -الآن المسجِّل.</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">المصدر :</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">شرح المنظومة البيقونية للشيخ محمد بن صالح العثيمين</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">(أنظر شرحه للبيت الرابع )</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: navy; font-family: Arial; font-size: 8pt;">Sumber Darussalaf.or.id dikutip dari http://ibnulqoyyim.com Diterjemahkan oleh : Al Ustadz Abu Karimah Askari bin Jamal Penulis: Asy-Syaikh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin<a href="http://qurandansunnah.wordpress.com/semua-artikel-islam/" target="_blank"> Judul: Apa Obat Suka Lupa?</a></span></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3153369639407618063.post-37557168551228610622011-03-21T07:26:00.001-07:002011-03-21T07:26:51.683-07:00Keutamaan Al Qur'an<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Yang lebih mengherankan, ada di kalangan ummat Islam ini yang salah dalam menyikapi Al- Qur’an. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai sarana mencari nafkah. Sebagian mereka menghapal Al-Qur’an dengan tujuan agar bisa di gunakan oleh orang yang membutuhkannya dalam acara-acara pernikahan dan perayaan-perayaan tertentu.<span id="more-47"></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Qur’an datang menyinari hati yang gelap dan menyinari jiwa yang gersang. Dan dia datang sebagai juru nasehat bagi orang yang membutuhkan bimbingan, sebagai pembawa kabar gembira bagi orang yang mau beriman dan sebagai pemberi peringatan bagi orang yang mengingkarinya. Betapa banyak kebaikan yang dapat di rasakan dengan kedatangannya, sehingga orang yang sedih akan menjadi gembira dengan membacanya dan orang yang bingung akan menjadi tenang jalannya serta orang yang hina akan menjadi mulia dengan mempelajari dan mengamalkannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Lebih jauh, diapun sebagai obat mujarab bagi segala penyakit. Siapa yang membaca ayat- ayatnya untuk pengobatan, maka dia akan mengetahui kehebatan Al-Qur’an dengan menyembuhkan beberapa penyakit dengan seizin Allah Ta’ala dan beberapa penyakit yang kalangan medis saat ini belum mampu menyembuhkannya. Sehingga tidaklah mengherankan kalau di katakan Al-Qur’an adalah penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya (yang artinya) :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Dan kami turunkan Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar (penyembuh penyakit fisik maupun rohani) dan rahmat bagi orang yang beriman kepada-Nya</em>. “(QS. Al-Isra’ : 82).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bahkan di lihat dari segi pahala dan keutamaannya. Al-Qur’an menyimpan sekian banyak pahala dan keutamaan bagi orang yang membaca, mempelajari, memahami dan mengamalkannya. Orang yang mahir membaca Al-Qur’an maka pada hari kiamat akan di kumpulkan bersama rombongan malaikat yang mulia. Sedangkan bagi orang yang terbata-bata dalam membacanya akan mendapatkan dua pahala, yaitu pahala dia membaca Al-Qur’an dan pahala kesungguhan dalam membacanya dengan baik dan benar.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi orang yang membacanya dan mengamalkannya. Bahkan Al-Qur’an akan menjadi pelindung baginya dari adzab Allah Ta’ala di dunia maupun akhirat. Sehingga di katakan, orang yang mempelajari Al-Qur’an akan mengamalkannya sebagai sebaik-baik manusia, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya</em>.” (HR. Bukhari – Muslim).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tetapi kebaikan, keutamaan dan pahala tersebut tidak dapat di rasakan kecuali orang-orang yang diberi taufik dan hidayah Allah Ta’ala agar mau beriman kepadanya, membaca, mempelajarinya, dan mampu mengaplikasikannya. Adapun orang yang ingkar terhadapnya, tidak mau beriman kepadanya, tidak mau membaca maupun mempelajarinya, apalagi mengamalkannya, maka sekali-kali dia tidak akan merasakan manfaat sedikitpun. Bahkan Al-Qur’an akan menjadi sebab di hinakan dan di sesatkannya orang tersebut, dan akan menjadi hujjah (alasan) di hadapan Allah Ta’ala untuk menyiksakan pada hari kiamat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Yang lebih mengherankan, ada di kalangan ummat Islam ini yang salah dalam menyikapi Al- Qur’an. Mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai sarana mencari nafkah. Sebagian mereka menghapal Al-Qur’an dengan tujuan agar bisa di gunakan oleh orang yang membutuhkannya dalam acara-acara pernikahan dan perayaan-perayaan tertentu. Kemudian dia mendapat upah dari bacaannya. Ada lagi yang menggunakan Al-Qur’an sebagai alat mencari nafkah di pemakaman kaum muslimin. Bila ada di antara kaum muslimin yang ingin menziarahi saudaranya di perkuburan umum, maka tidak perlu repot-repot membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan menghapalkan do’a-do’anya. Ini baru sebagian contoh kesalahan yang merebak di masyarakat dan di anggap lumrah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Akar dari musibah memilukan ini adalah adanya keyakinan bahwa bacaan Al-Qur’an yang mereka bacakan untuk orang mati itu bisa bermanfaat bagi si mayit. Sehingga mereka berlomba-lomba untuk mengamalkannya, bahkan mereka semangat untuk melakukan amalan bid’ah ini lebih besar daripada untuk ibadah yang wajib, yang sangat jelas keutamaan dan faedahnya. Ambillah contoh, mereka sangat getol dalam mengamalkan bi’dah ini, sementara sholat berjama’ah di masjid mereka lalaikan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Harapan mereka, bacaan tersebut bisa bermanfaat bagi si mayit agar terbebas dari siksa kubur dan mendapat pahala yang terus mengalir, padahal Allah Ta’ala dan Rasulnya tidak pernah mengajarkan yang demikian. Bahkan di tegaskan dalam firman-Nya bahwa sseorang tidak memperoleh pahala melainkan dari yang di usahakannya saja. Jika usahanya baik maka dia akan mendapatkan balasannya dan jika usahanya buruk dia akan mendapatkan balasannya pula. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Dan bahwasanya seseorang tidak memperoleh selain apa yang telah di usahakannya</em>. “(QS. An- Najm : 39).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam juga menegaskan dalam sabda beliau (yang artinya) :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">“<em>Jika manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara : Shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendo’akannya</em>. “(HR. Muslim).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Adapun jika anak si mayit yang membaca Al-Qur’an, maka pahalanya akan sampai kepadanya, karena anak adalah hasil usaha ayahnya. Ini adalah pendapat ulama, diantaranya Al-Imam Asy- Syafi’i Rahimahullah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Yang perlu di pertanyakan, bagaimana mungkin Al-Qur’an bisa memberi manfaat kepada si mayit, yang semasa hidupnya suka meninggalkan sholat, suka berbuat maksiat, dan perbuatan dosa yang lainnya ? Bahkan Al-Qur’an sendiri malah memberinya kabar gembira dengan kecelakaan dan siksa.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Allah Ta’ala tidaklah menurunkan Al-Qur’an yang mulia ini melainkan agar di baca, di pahami dan diamalkan isinya. Yang berupa perintah hendaknya dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan contoh dari Rasulullah Shollallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum ajmai’in. Adapun yang berupa larangan hendaknya di jauhi dengan sejauh-jauhnya. Dan tentu tidak ada yang dapat melakukannya melainkan orang yang hidup yang masih sehat akal dan fikirannya serta masih terjaga fitrahnya. Sehingga jelaslah, bahwa Al-Qur’an memang untuk orang hidup bukan untuk orang mati.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Maraji’ :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1. Minhaj Al-Firqoh An-Najiyah, karya Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="posting"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2. At-Tibyan fii Aadaabi Hamalatil Qur’an, karya Al-Imam An-Nawawi.</span></span></div>muhammadtaufikhttp://www.blogger.com/profile/14878099670755462873noreply@blogger.com0